tag:blogger.com,1999:blog-27891805168680401612024-03-14T01:42:29.975+07:00El-Dika'z Revolution EmotionalTeknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-46072397243273652082013-04-29T12:32:00.000+07:002013-05-25T12:39:53.264+07:00Peran dan Fungsi Ormawa Jurusan<br />
<div style="text-align: justify;">
Kampus merupakan sebua minatur dari kehidupan. Dikampuslah hadir orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda,baik dari perbedaa suku, golongan, agama, budaya dan bahkan perbedaan kepentingan hadir, tumbuh dan saling berinteraksi. Bermacam karakter mahasiswa muncul di dunia kampus, ada yang mempunyai karakter mahasiswa yang hanya konsen dalam kademik, sehingga ia terkesan ekslusif dan tidak mudah bergaul. Ada mahasiswa yang karakter dan orientasinya hanya untuk “hedonisme” artinya ia datang ke kampus hanya untuk menunjukan kakayaan dan kemewahan yang dimilikinya. Karakter selanjutnya mahasiswa yang sibuk dengan urusan organisasi dan cenderung meninggalkan bangku perkuliahan, atau organisasi merupakan kompensasi dari kegagalan ia dalam akademik, mahasiswa seperti ini biasanya mempunyai idealisme tinggi namun tidak mempunyai sebuah kontribusi yang signifikan bagi kemajuan organisasi atau kampusnya sendiri. Dan karakter mahasiswa terakhir adalah bisa dikatakan sosok karakter mahasiswa yang luar biasa, ia tidak hanya bergelar aktivis saja, namun lebih dari itu ia mempunyai kemampuanyang menonjol pula dalam akademiknya. Dan mahasiswa seperti ini lah yang biasanya mempunyai peran yang sangat strategis, baik di organisasinya sendiri atau di kelasnya dalam fungsinya sebagai mahasiswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka untuk menjadi seorang mahasiswa yang mempunyai prestasi baik dalam akademik dan organisasi, kita tidak hanya harus baik dalam akademik saja yang ilmu nya sudah kita dapatkan di bangku kuliah. Untuk menjadi seorang mahasiswa yang berprestasi dalam organisasi maka kita harus aktif pula dalam oraganisasi kemahasiswaan baik tingkat jurusan, ataupun universitas baik intra maupun ekstra kampus, yang dari sanalah kita bisa belajar berinteraksi dengan manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memaknai organisasi mahasiswa dalam perannya sebagai wadah dalam membina dan mengembangkan kompetensi mahasiswa. Dari ormawa inilah diharapkan akan lahir sosok-sosok calon pemimpin bansga di masa depan yang kemudian ia akan menentukan arah dan tujuan dari bangsa ini. Artinya ormawa yanga ada dikampus haruslah mempunyai peran dan fungsi mengembangkan mahasiswa nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peran dan fungsi HMJ yaitu harus bisa mewadahi dan memberikan sarana bagi mahasiswa jurusan dalam rangka aktualisasi diri baik dalam skill organsasinya ataupu minat dan bakat yang menjadi potensi diri mahasiswa itu sendiri. Artinya keberadaan ormawa / HMJ harus bisa terasakan manfaatnya oleh mahasiswa. HMJ harus bisa bersinergi dnegan birokrat jurusan dalam rangka peningkatan kemampuan pengembangan profesi dalam hal ini konselor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah sejatinya peran ormawa jurusan dalam hal ini HMJ, yaitu program yang di buat harus meliputi pengembangan penalaran dan keilmuan, minat dan bakat, kesejateraan mahasiswa, bidang organisasi, iman dan taqwa, sosial dan program penunjang lainnya, yang kesemuanya itu adalah dalam rangka pengembangan potensi mahasiswa mesin itu sendiri. Namun tidaklah cukup ormawa itu berkarya hanya dalam ruang lingkup jurusan saja, ormawa tingkat jurusan pun harus peka dan responsif terhadap isu-isu kekinian yang terjadi baik daerah maupun nasional. Dalam hal ini tentu berdasarkan pada koordinasi dan komando dengan ormawa lain di kampus dan ormawa yang mempunyai otoritas kebijakan tertinggi di kampus dalam hal ini Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kampus, sehingga diperoleh sinergisitas dengan elemen mahasiswa seluruh kampus. Hal ini lah yang menjadi bukti pengabdian dan keseriusan ormawa jurusan dalam membina dan mencerdaskan mahasiswa. Dan hal lain yang tidak kalah pentingnya bahwa ternyata ormawa jurusan lah yang menjadi peletak batu pertama pengetahuan dan kemampuan berorganisasi sehingga mahasiswa siap ketika ia harus hadir dan mengambil peranan lebih besar di tingkat universitas atau dalam lingkup yang lebih besar dibanding hanya sekedar tataran jurusan saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka akhir kata inilah yang harus disadari dan diyakini bersama oleh semua aktivis kemahasiswaan akan pentingnya keberadaan ormawa jurusan, karena hari ini ormawa jurusan sedikit demi sedikit telah kehilangan perannya, ormawa jurusan lebih hanya bersifat sebagai sebuah Event Organizer (EO) yang hanya membuat program/kegiatan tanpa mempunyai out put atau out come yang jelas. Atau bahkan ormawa hanya menjadi tempat “nongkrong” atau pelarian dari mahasiswa yang gagal dalam hal akademik. Namun lebih dari itu ormawa jurusan adalah lembaga intra universiter non struktural yang bersinergis secara profesional dengan jurusan dalam rangka mengembangkan penalaran keilmuan serta memberikan pencerdasan kepada mahasiswa akan fungsi dan peran mahasiswa itu sendiri dalam rangka mengabdi untuk almamater dan Bangsa.<br />
<br />
<i><span style="font-size: x-small;">dari berbagai sumber</span></i></div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-61691673280795103432013-01-30T11:32:00.001+07:002013-01-30T15:21:30.153+07:00Surat Kaleng Sang Pengecut<div style="text-align: justify;">
Anda dapat terlihat berbeda, ya itulah kata2 yang sering kita dengar di media cetak maupun elektronik. tapi pernahkah anda bertanya apa yang membuat saya bisa berbeda, apakah intelegensi, kemampuan fisik, kemampuan vokal (ciyeee yang vokalis) ataupun yang lain?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasanya anda akan terlihat berbeda dengan mengetahui kelebihan anda sendiri. sebuah ironi di tempat yang bernama "KAMPUS" jika anda tidak bisa mengembangkan kelebihan anda tersebut. Pertanyaan yang timbul nantinya akan ada dua "Anda yang <i><span style="color: red;">tidak bisa</span></i> mengembangkan" atau "Anda yang <i><span style="color: red;">tidak mau</span></i> untuk berkembang". Dua kata tersebut mempunyai arti yang sangat berbeda dalam implementasinya, mengapa?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kata <span style="color: red; font-style: italic;">Tidak Bisa </span>mengandung arti anda putus asa dalam mengembangkan kelebihan, sedangkan <i><span style="color: red;">T</span></i><span style="color: red; font-style: italic;">idak Mau </span>mengandung pengertian "ada potensi tapi anda tidak mau berbuat". Emang sulit untuk menjawab 2 pertanyaan itu karna anda tidak mau masuk dalam salah satu kategori tersebut, karena anda akan terlihat sangat tidak enak atau sangat tidak nyaman dengan kata2 itu. Tapi kalau ditanya "<i>Apa Extensinya jika anda gak mau tidak mau dikatakan seperti itu</i>?".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya jadi teringat akan sebuah protes yang dilayangkan <b style="font-style: italic;">mahasiswa pengecut </b> melalui "Surat Kaleng" media internet (Dunia Jejaring Sosial). Kenapa saya bilang "<i><b>PENGECUT</b></i>", ya karena yang bicara adalah manusia, seyogyanya dibicarakan masalah tersebut secara manusiawi pula. Tapi timbul perdebatan lagi, apakah pengguna "Social Networking" itu bukan manusia sehingga berbicara dengan media tersebut "Gak Manusiawi", saya kembalikan lagi "Jika semua permasalahan bangsa bahkan pengadilan tinggi dibicarakan di "Social Networking" dimana letak pemecahan masalahnya?", karena yang selama ini saya lihat dan saya baca di "Social Networking" hanya kata2 negatif bermuatan "Aneh"., Kenapa "Aneh" karena Exixtensinya gak jelas, Siapa orangnya, dimana, buktinya apa, tuntutannya gimna, tujuannya apa, itu semua kadang masih "AMBIGU".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembai ke masalah "Surat Kaleng" tersebut, ketika ditanya alasan kenapa harus memilih media tersebut dengan ketidak jelasan "<i>Exixtensinya di Dunia Nyata</i>", dia menjawab "Agar kami aman dari segala tuntutan yang kami terima jika kami lakukan secara "<i><b>Face to Face</b></i>", haaaaaaa, "<i><b>ANEH BANGET</b></i>" seorang yang menyandang predikat sebagai Mahasiswa yang berdiri di atas Panji2 pembawa perubahan yg kadang mengedepankan "<b><i>EGO-NYA</i></b>" dg kata2 itu bisa disimpulkan sendiri kan kalau dia hanya "<i style="font-weight: bold;">PENGECUT". </i>Kalau gak mau dikatakan kayak gitu kenapa harus takut akan Konsekuensi dari perbuatan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa gak langsung pada pejabat/pihak yang berwenang dengan membusungkan dada siap menerima konsekuensi dan sudah siapkan strategi2 jitu-nya tuk hadapi semua rintangan? sungguh pertanyaan yang akan dijawab dengan 1000 alasan yang justru akan membuat dia semakin terlihat sebagai seorang "<i style="font-weight: bold;">PENGECUT".</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="font-weight: bold;"><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau mental ini yang tertanam jauh di dalam benak seorang yang menyandang Predikat sebagai "<b><i>MAHASISWA</i></b>" gimana dia bisa mengembangkan "<b><i>POTENSINYA</i></b>"? Kebanyakan hanya mencari "<b><i>kambing hitam</i></b>" dalam setiap permasalahan, bukannya mencari solusi sebagai cara kita memperlihatkan "<b><i>Exixstensi</i></b>" kita dalam mengembangkan Keilmuan. Kalau ditanya "Apa Solusi yang Bisa anda tawarkan, eh malah dijawab "Masalah itu tidak datang bersama solusi, masak ada mengandung dan melahirkan bersama-sama?", coba anda pikir kata2 itu, orang yg mendengar/melihat sebuah permasalahan sehingga dijadikan sebuah masalah, lalu anda hanya "Diam" membiarkan masalah dengan alasan tersebut, bukankah masalah itu udah tahu, kenapa gak cari solusinya daripada "<b><i>Gedabrus ngalor-ngidul</i></b>" gak jelas, bukannya masalah selesai tapi malah berlarut-larut. Kalau gak bisa nyari solusinya berarti "<b><i>Predikat Mahasiswa Pembawa Perubahan</i></b>" kan dipertanyakan, apanya yg berubah jika hanya diam melihat permasalahan yang ada, pinter kritik tok tapi dikritik gak mau "<b><i>Mahasiswa yang ANEH</i></b>".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana bisa mengembangkan Kelebihannya, jika nyari solusi permasalahan aja gak bisa, cuma bisa omong besar doang, Kata temenku seh "SIAL bener tuh orang", ya bener men, "SIAL" karena dia udah nunjukkan "<i><b>KEBODOHANNYA dan KETIDAKMAMPUANNYA</b></i>" di depan khalayak ramai. Sungguh <i style="font-weight: bold;">IRONI</i> jika para Mahasiswa sang "<b><i>Pembawa Perubahan</i></b>" hanya bisae gto doang (OMONG BESAR), gto katae mau kayak Mahasiswa angkatan "-97" yang ngejatuhin "rezim Soeharto", haaaaaiiii , heeelllloooooa, apanya yang mau lo jatuhin dengan "<b><i>MENTAL PENGECUT</i></b>" lo lewat "<b><i>SURAT KALENG</i></b>"??????????</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-41684051971982865972013-01-29T17:53:00.000+07:002013-01-29T18:24:03.781+07:00Mendengar untuk Didengar<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap manusia memang unik dengan berbagai macam karakter dan sifatnya. Setiap karakter dan sifat tersebut tentunya tak hanya dipengaruhi oleh gen-gen pembawa sifat gabungan dari kedua orang tuanya, tapi juga dipengaruhi oleh lingungan tempat seseorang tumbuh dibesarkan. Segalanya melalui sebuah proses pembelajaran. Dan tahukah bahwa awal dari sebuah proses belajar adalah melalui kegiatan mendengar ?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mendapatkan inspirasi ini dari seorang dosen yang sedang mengajar di kelas pada suatu hari. Beliau mengomentari perilaku mahasiswanya yang selalu ngebut mencatat segala sesuatu yang ditampilkan di transparasi OHP-nya sebelum mengetahui apa yang sebenarnya mereka catat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mahasiswa Indonesia zaman sekarang itu kalau diberi kuliah mesti sibuk untuk ngebut mencatat apa yang ditampilkan sebelum tahu penjelasannya. Padahal tulisan yang di depan itu juga gak akan lari kemana-mana kok. Seharusnya dengarkan dulu penjelasannya, kalian mengerti dulu isinya, baru dicatat… Kalau ada yang kurang, di akhir kuliah kan kalian bisa minta kopian materinya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, mendengarkan terlebih dahulu. Masih di kuliah yang sama, beliau mengingatka kami tentang pentingnya proses mendengarkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Belajarlah seperti bayi yang baru lahir. Awalnya dia tak tahu dan tak bisa apa-apa. Beberapa minggu kemudian, di mulai mencari sumber suara orang-orang di sekitarnya. Barulah beberapa minggu kemudian, dia akan mengenali berbagai macam warna yang mencolok di sekelilingnya. Belajarlah seperti bayi. Mulailah prosesnya dengan mendengarkan.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak bayi kegiatan mendengar menjadi penting untuk proses belajar kita. Pada orang yang diberi anugerah pendengaran yang normal biasanya kegiatan pembelajaran menjadi lebih mudah, namun bagi sebagian orang yang istimewa karena adanya kerusakan organ pendengarannya, proses belajar seperi berbicara dan komunikasi biasanya terhambat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh lain adalah ketika kita belajar membaca alfabeth atau huruf hijaiyah saat usia kanak-kanak dulu. Biasanya guru yang mengajarkannya mengucapkan cara melafadzkan huruf alfabeth atau hijaiyahnya bersamaan denga menunjukkan bentuk hurufnya. Tanpa proses mendengar, tentunya belajar membaca pun akan rumit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar merupakan sebuah proses bergetarnya gendang telinga oleh gelombang bunyi kemudian diteruskan oleh tulang dan saraf pendengaran lainnya ditelinga, yang akhirnya akan diterima oleh otak. Di otak informasi yang berupa gelombang tadi diproses dan diterjemahkan sehingga manusia dapat menerima berbagai informasi yang ada. Proses selanjutnya adalah menyaring apa yang dianggap penting dan tidak penting, lalu dilanjutkan oleh proses memahami informasi penting tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang bijak berkata : Mendengarlah untuk didengar. Karena dengan proses mendengar itu kita belajar terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan yang ada. Dengan mendengar yang kemudian dilanjutkan dengan proses memahami, maka kita akan lebih bijak untuk melakukan berbagai hal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mendengarkan orang lain berbicara lebih dahulu, kita pun belajar untuk berbicara. Maka dengan menjadi pendengar yang baik, yakinlah suatu saat kita bisa menjadi pembicara yang baik yang akan didengar oleh orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka mulailah segala proses belajar kita seperti bayi yang baru lahir, dengan mendengarkan, maka kita pun akan didengarkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
From: <i>Ratu Anisa</i></div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-11075079902906225652013-01-27T17:57:00.000+07:002013-01-29T18:00:00.447+07:00Mendengar VS Didengar<div style="text-align: center;">
Tidak semua yang bertelinga</div>
<div style="text-align: center;">
bisa mendengar</div>
<div style="text-align: center;">
Tidak semua yang mendengar</div>
<div style="text-align: center;">
bisa mengerti</div>
<div style="text-align: center;">
Tidak semua yang mengerti</div>
<div style="text-align: center;">
bisa memahami</div>
<div style="text-align: center;">
Tidak semua yang memahami</div>
<div style="text-align: center;">
bisa berempati</div>
<div style="text-align: center;">
Tidak semua yang berempati</div>
<div style="text-align: center;">
bisa beraksi</div>
<div style="text-align: center;">
Tidak semua yang beraksi</div>
<div style="text-align: center;">
bisa mengevaluasi</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar adalah perkara yang sangat gampang bagi orang normal, segampang memejamkan mata dan membukanya kembali. Hanya butuh telinga dan bunyi, maka apa yang disebut mendengar sudah dilakukan. Mendengar hanyalah proses bergetarnya gendang telinga dan mengantarkan stimulus ke otak. Sangat biologis. Selesai sampai disitu ? Tidak juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar juga adalah proses menyaring. Dalam satu detik kita terpapar ribuan stimulus dan informasi yang masuk melalui indera pendengaran. Dan dalam satu detik itu juga, kita bisa menentukan informasi mana yang kita pilih untuk didengarkan. Itulah penyaringan tidak sadar yang dilakukan diri kita atas perintah otak. Tak terbayangkan bahwa semua informasi itu masuk dan diproses di otak secara optimal. Jika itu yang terjadi, dalam hitungan menit otak kita akan kelebihan beban pemrosesan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak semua yang kita dengar bisa kita mengerti. Oleh proses penyaringan itu hal-hal yang tidak perlu kita dengarkan kita abaikan begitu saja. Kita memilih dari sekian banyak informasi itu mana yang INGIN kita dengar. Proses penyaringan itu juga bersifat sadar dengan mengikutsertakan keinginan kita untuk mendengar apa yang ingin didengarkan. Apa yang menurut kita penting untuk didengar maka itulah yang didengar dan diproses, sementara yang lain diabaikan. Seandainya pun diproses maka pemrosesan itu hanyalah pada tingkat terendah di otak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal yang sulit dari mendengar adalah ketika proses selanjutnya hanya berhenti pada mendengar belaka. Orang yang mengerti apa yang didengar belum tentu memahaminya. Paham memang membutuhkan kerja yang lebih lagi dari seorang manusia. Selain melibatkan otak, juga melibatkan aspek kepribadian yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan orang yang telah melewati proses pemahaman, belum tentu juga mampu berempati terhadap apa yang telah dipahaminya. Empati membutuhkan kepekaan dan kecerdasan emosi untuk berada di pihak lain tanpa tercebur ke dalamnya. Dan yang berempati belum tentu juga mampu untuk melakukan aksi dan tindakan. Aksi dan tindakan membutuhkan kemampuan yang lain yang lebih dari sekedar empati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi YANG PALING SULIT dari proses mendengar adalah : “mendengar dan bukan hanya didengar”. Setiap orang normal pasti bisa mendengar. Tapi mendengar menjadi sulit ketika seseorang hanya mau didengar dan tidak mau mendengar. Didengar oleh orang lain memang enak dan bagi sebagian orang penting. Mendengarkan suara orang lain menjadi masalah yang sulit ketika kita tidak membuka ruang dalam diri kita untuk memberikan orang lain menyampaikan apa yang dipikirkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masalah “mendengar dan didengar” bukanlah di telinga. Dia ada disini, di diri ini : Apakah “ruang” itu telah terbuka untuk mendengar daripada hanya didengar ? Sulit memang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar memang bukan hanya butuh telinga. Dia butuh otak, butuh hati, butuh emosi, butuh empati, butuh aksi, dan juga butuh “ruang lain” dalam diri. Sesuatu yang kelihatannya sederhana bisa saja berujung kerumitan dan kesulitan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari Mendengar….</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-2049015153890121872013-01-21T17:04:00.000+07:002013-01-30T17:05:03.268+07:00Birokrasi Kampus dan Independensi Mahasiswa<br />
<div style="text-align: justify;">
Oleh : Dedy Hutajulu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belakangan ini, saya sering mendengar keluhan dari kawan-kawan mahasiswa soal lambannya kinerja birokrasi. Mereka mengatakan ke saya bahwa kampus makin mencengkeram kebebasan mahasiswa. Memprihatinkan sekali!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teman saya dengan wajah geram datang ke saya. Dengan meledak-ledak, ia bilang ke saya bahwa dosennya minta uang supaya mereka diberi nilai “A” padahal dosennya itu nyaris tidak mengajar selama satu semester, meski si dosen sudah teken kontrak kuliah. Katanya lagi, banyak juga dosennya yang tidak terampil mengajar dan jarang sekali ditemukan dosen yang mampu mendesain perkuliahan dimana mahasiswanya terdorong untuk belajar konsisten. Tapi suka membentak-bentak. Tak sedikit pula dosen yang membiarkan mahasiswanya mencontek baik pengerjaan tugas maupun ketika ujian. Rasanya tak ada keseriusan dosen memberantas penyakit mencontek ini. Begitulah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkelitnya birokrasi memaksa para mahasiswa takluk pada situasi. Birokrasi menempatkan mahasiswa pada posisi serba salah. Dengan segala adikuasanya, birokrasi kukuh menjatuhkan mental mahasiswa sampai ke titik dasar. Tampaknya, selalu ada celah yang bisa dimanfaatkan si dosen untuk memanfaatkan anak didiknya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aikh, tiga belas tahun reformasi telah bergulir, tapi mentalitas penguasa tak kunjung berubah menjadi lebih baik. Malah, lebih jahat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu sebabnya kenapa lebih dari separuh mahasiswa masih menganggap bahwa birokrasi penyebab inefisiensi. Anggapan itu muncul sebagai kristalisasi kekecewaan atau kekesalan mahasiswa saat berurusan dengan birokrasi kampus. Hal-hal kecil yang seyogiyanya bisa dikerjakan dengan cepat, tetapi tak bisa diraih, lantaran sistem birokrasi yang menuntut ini dan itu, minta ini minta itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Supaya tidak termarjinalkan, tak jarang jalan berliku, berkelok-kelok dan menjemukan mesti dipatuhi. Sepertinya kecanggihan teknologi tak berbanding lurus dengan produktivitas para birokrat kampus. Bahkan, rasanya inisiatif mati suri di zona birokrasi. Terbukti, sistem departementalisme, mental feodal, kebiasaan menunda pekerjaan, sikap mengulur-ulur waktu, serta penggunaan banyak formulir yang serba legal-formal sangat banyak ditekankan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kejenuhan yang mencapai klimaksnya membuat mahasiswa mudah menyerah. Apalagi di era kini, saat luapan informasi dan akses teknologi begitu cepat mendorong mahasiswa memilih jalan pintas. Memang, kondisi ini tak bisa ditolerir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam keadaan seperti ini, gerakan mahasiswa kritis diharapkan menjadi dewa penyelamat bagi kampus. Sayangnya, kegerakan mahasiswa seperti hilang dari peredaran. Nyali mahasiswa mudah ciut saat berhadap-muka dengan birokrasi. Sejumlah ide kreatif serta mekanisme pergerakan mudah patah hanya lantaran tak kuasa menghadapi “tatapan mata” penguasa kampus (birokrat). Kuantitas mahasiswa yang begitu besar tidak berbanding lurus dengan kekuatan dan daya juang untuk membawa perubahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakan gerakan mahasiswa yang dulu kerap meramaikan kampus kini seperti ditelan zaman. Isu perubahan yang biasa diusung mahasiswa kini tak lagi bisa diharap. Mahasiswa terbuai dan larut berfesbuk-ria dan ber-game online. Corong-corong penyalur aspirasi seperti UKM, Senat mahasiswa, dll telah kaku, beku, dan lapuk. Gerakan mahasiswa telah kehilangan kesadarannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Faktanya, ketakberdayaan mahasiswa menghadapi birokrasi seperti tak terbendung. Tak pelak, jika akhirnya mahasiswa cepat takluk kepada birokrasi yang selalu melemahkan dan melelahkan, karena kerap disalahgunakan oleh aparatur birokrasi yang merugikan masyarakat kampus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaannya, mengapa hal itu bisa terus terjadi? Mungkinkah masalah ini terpecahkan? Apa langkah kita? Sejumlah pertanyaan ini menjadi teka-teki bagi kampus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kondisi kampus yang memprihatinkan, memberi isyarat bahwa kajian birokrasi menjadi sangat penting bagi kampus yang sedang menjalani proses berkembang. Maka, kajian birokrasi semakin penting bagi setiap mereka yang sedang terlibat di kampus. Sebab, mahasiswa hanya akan diperalat bila tak memahami keadaan birokrasi kampus yang sesungguhya. Mereka akan menjadi alat ‘penguasa kampus’ untuk melanggengkan kekuasaannya. Jadi, amat perlu memahami birokrasi sebaik dan sesegera mungkin</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Menyoal Independensi Mahasiswa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mencermati rasa takut mahasiswa yang berlebihan itu, bahkan merasa seperti terbungkam dengan rasa segan memenuhi ubun-ubun sehingga tak mampu berkata apa-apa ketika berhadapan muka sama muka dengan birokrat. Ini membuktikan bahwa mahasiswa masih dipandang sebelah mata. Keadaan ini terjadi karena mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka kaum independen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Independensi berarti bebas. Bisa dikatakan bahwa independensi adalah sikap dimana mahasiswa bebas dari cengkeraman birokrat. Dalam arti, mahasiswa punya kebebasan berpikir dan berkreasi. Ide atau gagasan mahasiswa tidak boleh ditundukkan oleh gelar atau jabatan para birokrat. Tetapi sebaliknya, kehadiran para birokrat semestinya menjadi pendorong sekaligus pemberi semangat bagi yang muda untuk berkarya dan mengembangkan sayap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa harus bisa melihat dirinya jauh lebih dalam sampai ia menyadari bahwa dirinya adalah kaum intelek sekaligus agen perubahan. Dengan bermodalkan kecerdasan, kreativitas, serta militansi, posisi mahasiswa begitu kencang membawa angin perubahan. Sayangnya, ketiga poin itu runtuh seketika. Kekuatan itu justru terkunci, bahkan rontok digusur rasa takut ketika independensi mahasiswa dikesampingkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Indepensi bukan sekedar bebas berekspresi fisik. Tetapi, pada tataran pikiran kebebasan itu patut dinikmati. Kebebasan memeliharakan pikiran dengan membiasakannya seliar mungkin melanglang buana mencari gagasan harus dipelihara. Dan hal itu perlu disadari oleh semua orang, termasuk birokrasi. Karena tanpa pengakuan atas indepensi mahasiswa, harapan perubahan sulit diwujudkan. Sebab mahasiswa adalah insan kreatif yang butuh berekspresi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas, bagaimana menganulir cengkraman kampus itu? Jawabanya: Kita perlu sadar. Tanpa kesadaran diri, gerak perubahan yang dikerjakan hanya asal-asalan. Dan kesadaran itu perlu dibangun secara kolektif. Karena tanpa kesadaran kolektif, kekuatan pergerakan tidak memiliki greget. Ujung-ujungnya bisa kandas di tengah jalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tindakan Strategis dan Dinamika Kampus</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita perlu berbenah diri. Tindakan strategis perlu dirancang sebagai modal pergerakan. Maka penguatan diri adalah keniscayaan. Penguatan bisa dimulai dengan jalan membangun kelompok mahasiswa yang strategis. Kelompok mahasiswa yang strategis dikukuh sikap militansi di satu sisi dan kemampuan mengorganisir gerakan di sisi lain. Kelompok strategis ini terbentuk dalam suatu aliansi yang diikat oleh kepentingan-kepentingan bersama, yaitu mewujudkan birokrasi kampus yang sehat, yang mengedepankan nasib mahasiswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa harus memandang bahwa birokrasi adalah alat jitu untuk memperluas praktek demokrasi. Sebab birokrasi adalah media pengembang demokrasi. Ia bisa berfungsi sebagai jembatan bagi pelaksanaan setiap kebijakan-kebijakan administratif dari penguasa dengan aspirasi rakyat. Asal kita (mahasiswa) mampu mengontrol jalannya demokrasi kampus secara progres. Tergantung sifat birokrasi yang dibangun itu, apakah mengedepankan sifat keterbukaan atau serba tertutup? Keadaan ini perlu dicermati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka dari itu, perilaku birokrasi yang menyimpang perlu dikritik demi arah perbaikan. Titik berat pemberian kritikan harus ditakar sesuai kadar penyimpangan itu sendiri. Kritik sifatnya membangun. Dan tujuannya tidak boleh sampai melenceng supaya, kritikan itu mendapat tempat yang tepat di hati birokrasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kontrol yang tepat pada birokrasi, kita sebenarnya sedang mengupayakan agar ia berada pada posisi yang tepat sebagai pelayan masyarakat kampus. Bekerja sesuai fungsi dan tidak dibawah kendali dominan birokrat, tidak juga kurang mendapat perhatian dari mahasiswa. Model birokrasi adaptif perlu dibangun dengan sungguh-sungguh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlu juga dicermati, jika kontrol terhadap kampus rendah maka korupsi semakin subur, bangunan pendidikan rapuh, dan nepotisme merajalela. Korupsi dan nepotisme biasanya terdapat pada setiap aktivitas birokrasi dan kebanyakan terjadi di sistem yang lemah dari perhatian orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, Mari, sebagai mahasiswa sadari bahwa kita punya independensi. Yang perlu kita cermati, independensi yang kita miliki perlu diimbangi dengan kemampuan yang memadai, kualitas yang cemerlang dan militansi yang tinggi supaya kita tidak dipandang sebelah mata. Yang pada akhirnya, masyarakat kampus bisa merasakan dampak kehadiran kita di kampus dan di masyarakat.</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-51684042587577246742012-12-27T08:51:00.001+07:002012-12-27T08:51:43.369+07:00Tips trik menyusun PKM-AI dan GT<div style="text-align: justify;">
</div>
Dalam hal PKM (Proposal Kegiatan Mahasiswa), ide yang bagus saja tidak cukup, karena ide tersebut harus anda tuangkan dalam bentuk tulisan dan dengan format tertentu untuk dapat disetujui untuk didanai. Membuat proposal PKM itu gampang-gampang susah. Tergantung dari keterampilan menulis pembuatnya. Kadang ide yang bagus namun penyampaiannya kurang menarik, juga ga lolos, dan banyak proposal dengan ide sederhana malah lolos didanai karena proposalnya bagus. "Jadi saya mesti gimana nie ? Pengen banget nulis proposal PKM neh ? masak gua mesti makan pulpen sambil bilang wowww 77x gitu ??" hehe....<br />
<br />
Sabar bro, semua pasti ada jalan keluarnya, ini ane kasih tips n trik nya gimana cara buat proposal yang bagus n dijamin insya Allah lolos. Tapi sebelum nulis, ente mesti udah punya ide proposal apa yang mau dibuat (tema proposal) dulu ya,,kalo belum punya baca dulu Bagaimana mencari ide buat proposal PKM. Nah, kl udah baca or udah punya, gini nie cara tips n trik membuat proposal PKM.<br />
<br />
<b>1. Buatlah judul se-dahsyat mungkin.</b><br />
Judul proposal adalah kesan pertama yang anda berikan kepada reviewer. Ada iklan mengatakan "kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda". Nah itu memang bener, judul proposal anda adalah yang pertama dilihat. Terkadang reviewernya mensortir proposal dengan hanya melihat judul proposal. Anda bisa bayangkan puluhan ribu proposal yang masuk harus diseleksi oleh hanya 3 orang reviewer. Bisa copot itu mata kalo membaca satu-satu proposal lengkap. Jadi cara yang realistis dan paling mungkin adalah dengan hanya melihat judul proposal. Dari puluhan ribu proposal yang masuk, masuk seleksi tahap pertama (yaitu berdasarkan judul), mungkin akan jadi masuk ribuan saja. Sudah banyak proposal yang berguguran dikarenakan hanya karena judul. Wuihhh penting banget kan judul itu, jangan sampe proposal yang udah capek-capek kita buat ga dibaca isinya cuma karena judulnya kurang menarik. Jadi, judul proposal yang dahsyat adalah WAJIB mutlak bagi para PKM lovers (alah,,,alay banget sebutannya ^^). Kuncinya adalah anda gunakan istilah-istilah keren dari background pendidikan anda, dan masukkan itu ke dalam judul proposal anda. Istilah "Separation" akan lebih menjual daripada sekedar kata "Pemisahan". Tapi bukan harus pake istillah bahasa inggris lho ya...karena ga semua istilah berasal dari bahasa inggris. Ni contoh judul proposal yang dahsyat "Pembuatan emas dari tanah liat". Gimana ? spektakuler kan ?! orang pasti terkesan dan penasaran dengan judul ini, gimana bisa buat emas dari tanah liat ? Haha...padahal caranya ya gampang aja, tanahnya dijual buat beli emas khe khe.... :p<br />
<br />
<b>2. Sesuaikan Judul dengan jenis PKM.</b><br />
Kesesuaian judul PKM dengan jenis PKM adalah hal yang sangat krusial. Misalnya, Jangan sampai kita membuat proposal PKM-P tapi kita malah memasukkanya ke PKM-T. Hal ini dikarenakan biasanya kita rada bingung, ini masuknya PKM-P apa PKM-T ya,,kita pilih PKM-P eh ternyata menurut reviewernya harusnya masuk PKM-T. Udah deh, pasti langsung masuk tong sampah tu proposal, hehe...sadissss. Untuk itu, ada baiknya kita konsultasikan kepada dosen pembimbing atau dosen Univ yang sdh pernah punya pengalaman jd reviewer.<br />
<br />
<b>3. Nurut 100% ama format yang ditentukan oleh DIKTI.</b><br />
Anda harus menuruti benar-benar format penulisan proposalnya, mulai dari font, tata letak, warna sampul, cara njilid, CD soft copy, nama file soft copy, batas kiri-kanan (margin). Yang paling penting yaitu cara penulisan daftar pustaka, ikuti caranya seperti format PKM-GT. Jangan melebihi batas halaman yang diijinkan, biasanya cuma maks 10 halaman. Jadi jangan sampe format anda tidak sesuai dari yang seharusnya. Sangat mudah untuk melihat kesalahan format pada proposal anda. Sama saja seperti anda berada di sekumpulan siswa SMP yang berseragam Biru putih, dan anda berseragam batik sendirian, hehe....<br />
<br />
<b>5. Fokus pada latar belakang dan Pembahasan</b><br />
Pada seleksi final, dua hal inilah yang akan dibaca oleh riviewer, buat latar belakang anda semenarik mungkin. Sehingga terkesan "wah" dan memberikan mafaat yang besar untuk pengetahuan dan masyarakat. Namun jangan lupa, latar belakang yang "wah" itu harus bisa dijawab oleh pembahasan gagasan yang baik. Sehingga bukan sekedar omong kosong saja. Ingat, untuk secara keseluruhan hindari kesalahan pengetikan, ejaan maupun istilah.<br />
<br />
anyhow, tiap reviewer puya cara sendiri-sendiri dalam menseleksi proposal PKM yang masuk di setiap tahunnya. Semoga anda berhasil :)<br />
<br />
nah itu sedikit sharing ilmu untuk anda para PKM lovers,, jangan lupa tinggalkan jejak anda di comment yaa...<br />
<br />
Salam<br />
:)<br />
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-9376167735099969812012-12-27T08:47:00.000+07:002012-12-27T08:47:09.273+07:00Bagaimana mencari ide buat proposal PKM?<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) yang diselenggarakan oleh DIKTI merupakan ajang paling bergengsi yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa di Indonesia. Kegiatan ini terdiri dari berbagai macam bidang mulai dari bidang penelitian (PKM-P), teknologi (PKM-T), kewirausahaan (PKM-K), pengabdian masyarakat (PKM-M), gagasan tertulis (PKM-GT) dan artikel ilmiah (PKM-AI). Bidang ilmu yang diijinkan pun beragam, mulai dari kesehatan, MIPA, sosial ekonomi, pendidikan, pertanian, teknologi dan rekayasa, serta humaniora. Terkadang yang menjadi permasalahan utama dalam pembuatan PKM ini adalah bagaimana cara mendapatkan ide penelitian tersebut, benar ??</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut akan kita coba bahas bagaiman cara mendapatkan ide dalam membuat suatu karya PKM sehingga bisa menjadi proposal PKM nantinya. Apakah anda sudah siap ?? Kalo begitu mungkin langkah awalnya adalah men-silent hp anda supaya tidak mengganggu konsentrasi anda, hehe (bercanda gan). Ini ni caranya yang bisa dipakai untuk mendapatkan ide,,hehe..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Survey lapangan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya mau ga mau, kalo bisa ide PKM kita itu nantinya bisa diaplikasikan di masyarakat, dan tentunya apa yang mau kita teliti merupakan masalah yang real terjadi di masyarakat kita. Jadi mau ga mau kita harus survey ke masyarakat utk mengetahui secara pasti apa sih kebutuhan dan masalah di masyarakat?! Survey bukan sekadar jalan-jalan biasa, coba datangi UKM yang ada di masyarakat, pasti anda akan menemukan begitu banyak masalah yang dapat diteliti. Gimana, udah dapet ide ?? kalo belum lanjut ke cara yang kedua deh ya,,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Lihat sekelilingmu/ sekitarmu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa ada barang yang bisa kamu kembangkan nilai ekonominya ?? Apa ada barang limbah yang bisa kamu daur ulang ? Atau sekedar bagaimana cara mengolah limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan. Bagaimana membuat masyarakat merubah pola hidup berkenaan dengan masalah tersebut. Lihat langsung ke lapangan dan jangan hanya browsing melalui internet, karena inspirasi dari otak akan muncul biasanya ketika kita melihat, merasakan, dan mendengar lingkungan itu "berbicara" menyuarakan masalah yang dihadapinya. Bagaimana mungkin kita bisa mendengar suara lingkungan ?? gila loe yaa ?! Hahaha....emang siapa yang bilang kita mendengar melalui telinga ? dengarlah suara itu melalui hati,,PASTI bisa :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Rajin Baca Jurnal Penelitian yang up to date</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu yang menjadi penilaian besar dalam proposal peneliatian PKM adalah yang memiliki refferensi jurnal internasional, min ada satu saja jurnal internasional maka kemungkinan proposal anda keterima akan semakin besar. "Mau bukti ? aku buktinya.." (itu kl kata maia estianti di iklan d*ve) hehe.....</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kita rajin baca jurnal, maka pengetahuan kita akan new teknlogy akan semakin luas, cari celah untuk mengaplikasikan teknology tersebut ke lingkungan anda, supaya tidak menjiplak, modiv sedikit teknology tersebut, apakah itu variablenya, cara penggunaan, metodology pengetesan hasil dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Sering-seringlah Berkomunikasi dengan Dosen</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dosen adalah orang yang mengajarkan ilmu kepada kita, dia memiliki pengalaman dan wawasan yang jauh diatas kita, percaya deh...kl ga percaya buktiin sendiri aja debat ama dosen, paling-paling dapet nilai E entar, haha...</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, dosen biasanya lebih jeli dalam membaca situasi untuk menemukan masalah dan solusi, keterbatasan yang dimilikinya adalh di tenaga, maka anda dapat menawarkan diri apabila memang dosen tersebut memang membutuhkan tenaga anda. Jalinlah hubungan yang saling menguntungkan antara anda dan dosen anda, buat seolah-olah seperti itu kalau sebenarnya tidak (khe khe..). Dosen biasanya akan memberikan ide dasarnya kepada anda, dan anda yang akan melanjutkan pegembangan dari ide tersebut. Buat dia terkesan dengan memberikan banyak inovasi dari anda tentang ide dasar tersebut. Pujilah dosen anda tersebut atas ide yang diberikan kepada anda dan yakinkan dia bahwa anda akan lolos seleksi. Tapi kalo kenyataannya ga lolos yawda,,emang nasib...hehe yang penting usaha dan berdoa dulu ya :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Lihat data proposal yang lolos tahun lalu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan melihat data proposal apa saja yang didanai tahun lalu, maka anda akan mendapatkan gambaran mengenai tren proposal seperti apa yang kemungkinan lolos. Misal banyak proposal yang lolos membahas energi itu sebut saja 10 proposal, bandingkan dengan proposal lain yang membahas tema lain, misal obat ada 5 proposal. Dari data ini anda dapat melihat kecenderungan untuk membuat proposal dengan tema ethanol lebih besar peluangnya. Bener begitu kan ?! hehe...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anyway, ada banyak sekali cara memperoleh ide, ga cuma terbatas ama cara2 di atas, yg diatas cuma sebagai gambaran umum saja. Semoga pembaca sekalian mendapat inspirasi dari ocehan saya ini. Semoga sukses untuk PKM yang akan diikutinya, amin...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
nah itu sedikit sharing ilmu dari ane,, jangan lupa tinggalkan jejak anda di comment yaa...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salam</div>
<div style="text-align: justify;">
:)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengalaman ikut PKM : sudah lolos proposal DIKTI 1 kali, Proposal inovasi Jatim 1 kali, leader 4 kali, lolos PIMNAS nya yang belum, hehe...</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-85863767997585797622012-12-18T15:44:00.000+07:002012-12-18T15:44:18.072+07:00MAHASISWAKU SAYANG, MAHASISWAKU MALANG<div style="text-align: justify;">
</div>
Apa yang menjadi tugas utama seorang mahasiswa? Pertanyaan itu dilontarkan oleh seorang kakek tua asal kampung dengan pakaian lusuh, entahlah dia orang yang punya rumah tetap, atau hanya seorang gelandangan yang tak pernah dipedulikan ole siapapun.<br />
<br />
Dengan lagak angkuh sok keturunan aristrokat, gaya petentang petenteng menaikan kerah baju dengan tidak sopan, berdehem-dehem sebentar seperti seorang prklamator hendak memulai orasi, lagaknya saja seperti orator ulung. Baju tak dimasukkan, ada yang sobek sana-sini entah tersangkut dimana. Celana jeans sobek di bagian dengkulnya yang menghitam, kasihan sekali tak punya uang untuk beli yang baru mungkin. Rambutnya kusut, tak keramas berapa tahun entahlah, seperti orang perempuan saja sebahu, lebih baik tersisir rapi, kalau model satu ini awut-awutan.<br />
<br />
“Tentu saja bela rakyat seperti aki ini” jawabnya sok mantap, dan meyakinkan, kakek tadi hanya melengos, menatap tak percaya, kemudian sedikit menyindir, beliau bertanya apakah anak muda di dpannya itu betul-betul mahasiswa atau bukan. Lha wong punya sebutan maha yang artinya besar begini kok, nggak kaya orang berpendidikan saja. Menghisap rokok sembarangan klepas klepus sesekali terbatuk.<br />
<br />
“Kamu ini mahasiswa bukan?”<br />
“Ya mahasiswa lah ki, ini bukti ktp saya di kampus”<br />
“Lha terus kamu bilang membela aki ini apa? Kapan kamu pernah bela aki, kapan?” sampai terbatuk-batuk aki memprotes. Tubuhnya ikut terguncang-guncang. Dalam hatinya menggerutu kepada pemuda di depannya itu. Dia anggap kalau anak sekarang itu sama saja dengan para petinggi negara ini yang hanya bisa ngomong tanpa menyelesaikan masalah.<br />
<br />
“Aduh, aki ini bagaimana sih, yang terus-terusan mengawasi pemerintah itu siapa, ki? Ya kita-kita ini?” tiba-tiba dari arah seberang jalan, seorang pemuda lainnya memanggil pemuda di depan aki sambil mengibar-kibarkan spanduk bekas penutup warung mungkin. Anak itu kembali lagi bicara.<br />
<br />
“Kalau aki mau bukti, ni lihat saja” katanya sambil berlari.<br />
Aki mencak-mencak juga, sudah tua begini kok diajak ngomongin politik, setengah mengusir dia menyuruh anak itu pergi, dongkol juga dia bahkan sempat menyumpah-nyumpah segala, bukti gudhulmu itu, bisanya cuman mengawasi thok, memang situ mandor apa? Lha mbok ya kerja yang lebih intelek sedikit, daripada hanya sebagai pengawas.<br />
<br />
Kakek terus menatap ke arah jalanan itu, ratusan anak muda ter blok menjadi dua, ada yang pro dengan keputusan pemerintah, namun ada juga yang kontra. Suara mereka berbaur bercampur jadi satu tenggelam bersama tuntutan mereka yang entah darimana sumbernya. Mereka membela orang yang entah salah atau tidak, toh kalau pun orang yang di bela tidak bersalah apa untungnya bagi mereka? Apakah para petinggi itu juga akan peduli dengan rakyat seperti kita-kita ini? Dan kenapa juga ada yang menghujat toh belum tentu salah, memangnya para mahasiswa itu tahu sebab musababnya hanya terpancing koar-koar provokator yang tidak beranggung jawab.<br />
<br />
“Orang bisanya kok ikut-ikutan, mau-maunya mereka turun ke jalanan yang panas. Memangnya ada yang bayar? Kalau pun di bayar paling dibayar dengan nasi kucing seharga seribu lima ratus rupiah. Orang kok bisanya ngritik, kaya dia itu bisa saja menggantikan tugas orang yag dikritik, lha mbok yo’o jadi orang itu intropeksi sebelum menginterupsi orang lain...!” cerocosnya pada seorang pemulung yang tengah istirahat. Pemulung tadi hanya mengangguk, takut dianggap durhaka kalau menyangkal. Lagian takut juga dia kalau sampai dikutuk batu seperti Malin Kundang di Sumatera Barat.<br />
<br />
Belum lagi sempat melanjutkan omelan, dari arah seberang sana terdengar teriakan provokator-provokator kacangan yang saling ejek. Ah itu sudah biasa di Indonesia, gampang sekali terpecah belah. Ada yang jadi kompor bodhol saja, semuanya bisa meledak, lebih hebat dari ledakan tabung elpij ukuran 3 kilogram.<br />
Kakek tua itu hanya mengelus dada. Belum sampai elusan dadanya sampai ke bawah, para mahasiswa yang entahlah kerasukan setan dari mana asalnya itu pontang-panting lari ke sana kemari saling lempar batu sembunyi tangan, saling pukul. Astaghfirullah, sekali lagi sang kakek mengurut dadanya.<br />
<br />
Belum hilang keterkejutan kakek tadi, tiba-tiba di jalan, depan dia duduk-duduk sekarang ini mahasiswa-mahasiswa tersebut membakar macam-macam poster, terlibat bentrok dengan aparat, merusak fasilitas publik disekitarnya ketika menolak dibubarkan, beberapa mobil di bakar, kantor pengadilan dilempari menggunakan batu-batu, sebagian lagi menggunakan bom molotov untuk lebih menjadikan suasana. Wah...kakek ini hanya dapat memaki-maki dari tempat dia beristirahat, kemudian teriaknya lantang.<br />
<br />
“Woe anak muda edan, tidak eling lagi. Itu katamu yang disebut membela kami? Cih...” dia mulai meludah umpatan-umpatannya sudah tak terkontrol lagi, dia sudah kepalang jengkel dengan para mahasiswa yang seumuran dengan cucunya tersebut. Pemulung yang tadi di dekatnya hanya mampu geleng-geleng kepala “Kalian benar-benar tidak menghargai pendahulu kalian, Bapak seperti ini, itu veteran, jangan main-main”<br />
<br />
Pantas saja dia marah. Bagaimana dia tak marah, melihat dengan mata kepala sendiri kalau generasi penerusnya adalah generasi ondel-ondel yang tak punya kemampuan babar pisan. Bagaimana dia tak jengkel, mendengar langsung umpatan-umpatan mereka yang justru memperlihatkan kebodohan dan ketololan mereka? Pakai aara anarkis, merusak fasilitas umum. Apa itu tugas utama seorang mahasiswa? Kemana saja pelajaran yang mereka peroleh dari bangku kuliah, sama saja jadi bedebah.<br />
<br />
Benar-benar merasa ngenes, dulu dia dan kawan-kawan berjuang mati-matian hanya untuk mempertahankan kemerdekaan, mempertaruhkan segalanya, harta, nyawa. Tapi apa yang di dapat sekarang, hanya kotoran yang di lempar ke muka sendiri. Anak turunnya justru hanya mampu menjajah bangsa mereka sendiri, dengan dalih demokrasi, revolusi. Apa itu? Bukan begitu demokrasi dan revolusi, itu cermin orang yang pernah makan bangku sekolah.<br />
<br />
Keringatnya mengucur deras, dari tadi mengacung-asungkan tongkat yang menyangga bentuk tubuh tambunnya. Dia berpikir, tentu akan bangga sekali kalau sampai mampu melihat generasi muda Indonesia membangun negara ini menjadi negara yang lebih maju dan bermartabat, membuat Indonesia setidaknya dikagumi negara-negara sekitar. Dan betapa bangganya juga kalau generasi muda ini mampu berpikir menggunakan otak dan mempertimbangkannya menggunakan hati, daripada mereka-mereka yang berpikir menggunakan dengkul dan mempertimbangkan menggunakan otot. Apaan itu, ini bukan jaman perang bung.<br />
<br />
Kalau memang mereka anggap negara ini sudah bobrok, ya pikir bagaimana solusinya agar negara ini kembali menjadi negara yang lurus, bukan malah menambah bobrok dan menyalahkan pemerintah. Apa-apa kok menyalahkan pemerintah, padahal kadang warganya sendiri yang susah diatur. Oh cucuku tersayang, cucu-cucuku yang malang begitu batinnya dalam hati.<br /><br /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: 'trebuchet ms', 'lucida grande', 'lucida sans unicode', arial, helvetica, sans-serif; line-height: 20px; text-align: left;"><i><span style="font-size: xx-small;">By: OKTA ADETYA alumni XII Bahasa SMA N 10 Purworejo</span></i></span><br />
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-38927819824240407802012-12-18T11:40:00.001+07:002013-01-30T12:07:53.928+07:00Dosen vs Mahasiswa<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
“We’re all told at some point that we can no longer play the children’s game. We just don’t know when that’s gonna be. Some of us are told at 18, some of us are told at 40, but we’re all told. “</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai mahasiswa, aku dulu sering berfikir betapa enaknya menjadi dosen. Tinggal dateng ke kelas, baca slide, ngasih tugas, suruh asdos ngoreksi, ngasih ujian, ngasih nilai. Mereka ga perlu ujian, ga perlu begadang ngejar deadline tugas. Mereka bisa datang siang, bisa makan siang sambil tertawa-tawa di ruang makan staf. They looked so relaxed. Makanya, waktu ada suatu seminar pasca kampus, pembicaranya nanya “ada yang mau jadi akademisi?”, aku segera ngacung, untuk kemudian sadar bahwa bila aku dihitung, tangan yang teracung cuma satu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memasuki dunia pasca kampus, aku bekerja sebagai dosen di almamater. Setelah satu semester, ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Pelajaran paling mendasar adalah filosofi, tujuan, hakekat, menjadi dosen, maupun pendidik pada umumnya. 6,5 tahun menjadi mahasiswa, aku tau bahwa mahasiswa sangat mengharapkan nilai yang bagus, bangga bila punya IP tinggi, sehingga akan melakukan (hampir) apa saja untuk mendapatkan nilai bagus, kecuali mungkin belajar dengan giat. Pada akhir semester, ada beberapa mahasiswa yang meminta dibantu agar bisa lulus. Ada juga mahasiswa yang komplain nilai sedemikian bandelnya, sehingga membuat dosennya marah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa bilang menjadi dosen tidak sesibuk mahasiwa? (ngacung malu2) Mungkin dua kali lebih sibuk. Mahasiswa harus mengerjakan tugas dan ujian, well sebenarnya tidak harus, bila tidak mau mengerjakan, efeknya hanya pada mahasiswa itu sendiri. Sementara dosen harus membuat soal tugas/ujian (sebisa mungkin cukup deskriptif dan tidak ambigu), membuat solusi, dan mengoreksi semua berkas jawaban mahasiswa (bila tidak punya asdos). Soal tugas maupun ujian sebaiknya dikerjakan oleh dosen terlebih dahulu supaya tau bahwa soal tersebut bisa dikerjakan dan perintahnya cukup jelas. Mahasiswa boleh salah mengerjakan tugas, dosen tidak boleh salah mengerjakan solusi tugas, karena kalau itu terjadi, maka sama saja dengan menekan tombol kegemparan. Untuk suatu kuliah, aku membutuhkan lebih dari satu minggu untuk membuat soal tugas yang jelas dan bisa dikerjakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sewaktu memeriksa UAS, aku cukup pemurah memberi nilai, because I know student will need good score very badly. Biasanya pada soal, seteliti apapun dosen membuatnya agar tidak ambigu, selalu saja ada beberapa perspektif. Misalnya untuk soal benar/salah, aku menyesuaikan dengan perspektif mahasiswa, apakah pada perspektif mereka, jawaban ini benar atau salah. Pada akhirnya aku tau, ternyata terlalu pemurah memberi nilai hanya akan menjadi bumerang bagi mahasiswa. Karena nilai adalah “sertifikat”, bahwa bila mereka lulus suatu mata kuliah, berarti mereka cukup mengerti tentang kuliah tersebut. Bila employer mereka melihat nilai A untuk kuliah Basdat, employer bisa memberikan tanggungjawab yang cukup besar bagi sarjana tersebut. Nilai tidak sekedar alfabet atau angka, itu adalah gambaran kompetensi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah perubahan paling besar pada semester pertamaku ini. Bahwa menjadi dosen, adalah untuk mendidik mahasiswa, memberi mereka ilmu. Tidak sekedar membaca slide dan pulang. Dosen harus memastikan sebisa mungkin nilai yang diberikan benar2 mencerminkan kemampuan mahasiswa. Inilah sebabnya nilai UAS, UTS, Kuis yang dikerjakan secara perorangan dan langsung dalam pengawasan, harusnya mendapat bobot paling besar, daripada tugas take home, yang tidak bisa dijamin bebas plagiarisme. Hal ini sering terjadi, dimana mahasiswa mendapat nilai bagus mengenai SQL tapi mereka tidak bisa mengerjakan soal ujian mengenai hal yang sama. Ada konsekuensinya tentu, diantaranya menjadi tidak populer.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disamping itu, menjadi pekerja tentu saja berbeda daripada menjadi mahasiswa. We have to get along well with colleagues. At some point I realize that I have to stop playing children’s game. Dengan menjadi dosen, harus dipastikan bahwa solusi tugas, koreksi nilai, dan jawaban atas pertanyaan mahasiswa harus benar. We just can’t easily say “Ups, I was wrong, it happens to anyone”. Students will loose their trust and why they have to sit there, listening to crap that they aren’t sure whether it’s true or not? At 25, I was told, it’s just about time to stop playing children’s game.</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-40199467907078036512012-12-16T14:23:00.000+07:002012-12-16T14:27:17.988+07:00TATIB pendidikan perlu atau tidak?<div style="text-align: justify;">
</div>
TATIB (Tata Tertib) dalam dunia pendidikan dirasa perlu untuk menjaga hubungan baik antara pendidik dan peserta didik, jika tatib ini tidak ada maka tidak akan ada pagar pembatas sehingga baik pendidik atau peserta didik bisa melakukan apapun sesuai keinginan hati dan pemikiran yang mereka anut.<br />
<br />
Hal ini akan berbuah penghinaan dan perlakuan yang tidak patut yang dilakukan peserta didik maupun pendidik, sehingga memicu adanya konflik internal dalam suatu institusi. Berkaca dari itu semua maka penulis mencari referensi tentang tatib pendidikan yang kebetulan diperoleh dari UNIVERSITAS MERCUBUANA, yang jadi pertanyaan kita bersama adalah PERLUKAH HAL SEMACAM INI DI SETIAP PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA?<br />
<br />
saya rasa hal tersebut harus dijawab oleh semua civitas akademik tiap2 perguruan tinggi, agar tercipta harmonisasi yang selaras antara birokrasi, pendidik, dan peserta didik.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Tatib Disiplin Pendidikan</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Tata Tertib Disiplin Pendidikan</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 1</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Ketentuan Umum</b></div>
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :<br />
1. Peraturan Disiplin dan Tata Tertib Mahasiswa Universitas Mercu Buana adalah peraturan yang mengatur<br />
Hak dan Kewajiban Mahasiswa Universitas Mercu Buana dalam mengikuti baik kegiatan pendidikan<br />
maupun kegiatan kemahasiswaan, serta Larangan dan Sanksi bagi mahasiswa yang melakukan<br />
Pelanggaran Disiplin dan Tata Tertib Mahasiswa.<br />
<br />
2. Mahasiswa Universitas Mercu Buana adalah mereka yang terdaftar dan belajar pada Universitas Mercu<br />
Buana dalam tahun akademik yang berjalan.<br />
<br />
3. Pelanggaran disiplin dan tata tertib adalah setiap ucapan, tulisan, sikap,tingkah laku atau perbuatan yang<br />
melanggar peraturan disiplin dan tata tertib mahasiswa.<br />
<br />
4. Sanksi pelanggaran disiplin dan tata tertib adalah tindakan yang dikenakan kepada mahasiswa yang<br />
melanggar disiplin dan tata tertib, dan diberikan oleh Pejabat yang Berwenang.<br />
<br />
5. Pejabat yang berwenang adalah Pimpinan Universitas dan atau Pimpinan Fakultas yang diberikan<br />
wewenang menjatuhkan sanksi pelanggaran disiplin dan tata tertib mahasiswa.<br />
<br />
6. Pimpinan Universitas adalah Rektor, Wakil Rektor dan para Direktur Universitas Mercu Buana.<br />
<br />
7. Pimpinan Fakultas adalah Dekan dan Wakil Dekan Fakultas serta para Ketua dan Sekretaris Jurusan<br />
yang berada di lingkungan Universitas Mercu Buana.<br />
<br />
8. Pejabat Universitas adalah karyawan atau dosen yang diangkat dalam jabatan struktural di lingkungan<br />
Universitas Mercu Buana.<br />
<br />
9. Karyawan adalah tenaga yang bekerja dan diangkat resmi sebagai pegawai Universitas Mercu Buana.<br />
<br />
10. Dosen adalah tenaga yang bekerja dan diangkat resmi sebagai tenaga pengajar di Universitas Mercu<br />
Buana.<br />
<br />
11. Universitas adalah Universitas Mercu Buana dengan seluruh kelengkapan organisasinya.<br />
<br />
12. Kampus adalah Kampus Universitas Mercu Buana.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 2</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Disiplin Mahasiswa</b></div>
<br />
1. Untuk menegakkan tata tertib kehidupan di kampus setiap mahasiswa wajib menjunjung tinggi disiplin,<br />
yaitu ketaatan dan kepatuhan yang sungguh-sungguh setiap mahasiswa Universitas Mercu Buana untuk<br />
bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan dan tata krama yang berlaku, atas dasar kesadaran yang<br />
bersendikan Pancasila.<br />
2. Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diwujudkan dengan melaksanakan dan mentaati semua<br />
peraturan yang berlaku.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 3</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Hak Mahasiswa</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
Setiap mahasiswa berhak :<br />
1. Mengikuti seluruh kegiatan akademik pada fakultas / jurusan yang dimasukinya, dengan ketentuan<br />
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, sesuai peraturan yang berlaku.<br />
2. Mengikuti seluruh kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi<br />
kemahasiswaan di lingkungan Universitas, dengan ketentuan memenuhi persyaratan yang ditetapkan,<br />
sesuai peraturan yang berlaku.<br />
3. Mendapatkan pelayanan administrasi yang dibutuhkannya, dengan mengikuti tata cara yang ditetapkan,<br />
sesuai peraturan yang berlaku.<br />
4. Menggunakan dan atau memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Universitas, dengan mengikuti tata cara<br />
yang ditetapkan, sesuai peraturan yang berlaku.<br />
5. Mendapatkan perlindungan dari Universitas dari gangguan atau ancaman siapapun pada saat mengikuti<br />
kegiatan pendidikan dan berada di dalam lingkungan kampus, dan atau pada saat mengikuti kegiatan lain<br />
yang diselenggarakan oleh Universitas, dengan mengikuti tata cara yang ditetapkan, sesuai peraturan yang <br />
berlaku.<br />
6. Membela diri dan atau mengajukan keberatan atas sanksi pelanggaran disiplin yang dikenakan kepada<br />
dirinya, dengan mengikuti tata cara yang ditetapkan, sesuai peraturan yang berlaku.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 4</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Kewajiban Mahasiswa</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
Setiap mahasiswa wajib :<br />
1. Membina hubungan baik dan bekerjasama dengan Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas, Dosen,<br />
Karyawan, Alumni, dan dengan sesama mahasiswa lainnya.<br />
<br />
2. Bertenggang rasa dalam melaksanakan kegiatan baik di dalam dan atau di sekitarkampus, dengan<br />
mempertimbangkan kepentingan warga kampus yang lainnya dan juga lingkungan sekitar kampus.<br />
<br />
3. Mengikuti kuliah dan asistensi sesuai dengan jadwal waktu dan ketentuan yang ditetapkan.<br />
<br />
4. Menandatangani daftar hadir untuk diri sendiri pada saat mengikuti kuliah.<br />
<br />
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan kelas, serta kelancaran belajar.<br />
<br />
6. Meminta izin kepada dosen apabila hendak ke luar ruangan pada saat berlangsung kegiatan belajar.<br />
<br />
7. Berlaku jujur dalam membuat karya tulis dan atau tugas-tugas akademik lainnya.<br />
<br />
8. Mentaati tata tertib dan berlaku jujur dalam mengikuti ujian atau tes.<br />
<br />
9. Bersikap terbuka dalam melakukan konsultasi dengan dosen.<br />
<br />
10. Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.<br />
<br />
11. Mengenakan pakaian yang sopan, rapi dan bersih serta memakai sepatu pada saat mengikuti kuliah dan<br />
selama berada di dalam kampus.<br />
<br />
12. Membawa kartu mahasiswa pada saat mengikuti kegiatan akademik, serta mengenakan jaket almamater<br />
pada saat kunjungan kerja dan atau kegiatan lain yang ditentukan Universitas.<br />
<br />
13. Sopan dalam bertutur kata dan bertingkah laku ketika menyampaikan pendapat atau aspirasi maupun<br />
dalam pergaulan sehari-hari di dalam kampus.<br />
<br />
14. Menjaga, memelihara serta menjunjung tinggi martabat dirinya dan Universitas.<br />
<br />
15. Melaksanakan tugas yang diberikan atau dipercayakan kepadanya oleh Universitas dengan sebaik-<br />
baiknya dan penuh rasa tanggung jawab, serta memberikan laporan tertulis atas pelaksanaan tugas yang<br />
telah diselesaikannya, kepada pimpinan universitas atau pejabat yang menugaskan sesuai dengan<br />
ketentuan yang telah ditetapkan.<br />
16. Mempergunakan dengan baik dan benar Nama, Lambang, Jaket, dan segala bentuk tanda Universitas.<br />
<br />
17. Menjaga dan memelihara ketertiban, keamanan serta kebersihan lingkungan kampus, dan ikut<br />
memelihara sarana maupun prasarana milik Universitas atau fasilitas lain yang berada dalam tanggung<br />
jawab Universitas.<br />
<br />
18. Mematuhi semua peraturan yang ditetapkan Universitas.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 5</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Larangan</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
Setiap mahasiswa dilarang :<br />
1. Melakukan kecurangan dalam mengikuti kuliah dengan menandatangani daftar hadir untuk orang lain.<br />
<br />
2. Melakukan penciplakan karya tulis orang lain tanpa ijin (plagiat) baik karya sesama mahasiswa, dosen<br />
maupun penulis lain yang karyanya telah diterbitkan oleh penerbit.<br />
<br />
3. Melakukan kecurangan dalam membuat karya tulis dan atau tugas-tugas akademik lainnya.<br />
<br />
4. Melakukan pencurian barang di lingkungan Universitas Mercu Buana dan atau pada kegiatan yang<br />
membawa nama Universitas Mercu Buana.<br />
<br />
5. Melakukan perbuatan yang mengganggu kelancaran perkuliahan atau kegiatan akademik serta kegiatan<br />
resmi Universitas dan atau kegiatan kemahasiswaan.<br />
<br />
6. Melakukan perbuatan yang menghambat atau menghalang-halangi mahasiswa lainnya untuk mengikuti<br />
perkuliahan atau kegiatan akademik serta kegiatan resmi Universitas dan atau kegiatan kemahasiswaan.<br />
<br />
7. Melakukan perbuatan yang menghambat atau menghalang-halangi karyawan atau dosen dan atau<br />
pejabat Universitas untuk melaksanakan tugasnya.<br />
<br />
8. Melakukan perbuatan dan mengeluarkan perkataan atau membuat tulisan yang melecehkan, menghina<br />
atau mengancam karyawan, dosen dan atau pejabat Universitas.<br />
<br />
9. Menggunakan Nama, Lambang, Jaket maupun segala bentuk tanda Universitas tanpa seizin pimpinan<br />
universitas untuk kepentingan lain di luar kegiatan akademik atau kegiatan resmi Universitas dan atau<br />
kegiatan kemahasiswaan yang telah ditetapkan.<br />
<br />
10. Menggunakan Nama, Lambang, Jaket maupun segala bentuk tanda Universitas pada kegiatan Partai<br />
Politik atau Organisasi Massa.<br />
<br />
11. Menggunakan Nama, Lambang, Jaket maupun segala bentuk tanda partai politik atau Ormas di dalam<br />
kampus dan atau pada kegiatan yang diselenggarakan oleh atau membawa nama Universitas.<br />
<br />
12. Memalsukan surat atau dokumen Universitas seperti : KRS, KHS, Kartu Ujian, Bukti Setor Bank; dan<br />
atau memalsukan nama atau tanda tangan pejabat universitas, dosen maupun pihak ketiga lainnya.<br />
<br />
13. Melakukan perbuatan seperti : Penghinaan baik terhadap sesama mahasiswa, universitas atau organisas<br />
kemahasiswaan, Mengeluarkan Ancaman, Melakukan Pemukulan atau Penganiayaan, dll. yang dapat<br />
menimbulkan permusuhan, pertikaian atau perkelahian, kerusuhan dan atau pelanggaran lain yang bersifat<br />
SARA.<br />
<br />
14. Membawa dan menggunakan senjata tajam atau senjata api, dalam keributan atau perkelahian yang<br />
terjadi di dalam atau lingkungan kampus dan atau pada kegiatan yang diselenggarakan oleh atau<br />
membawa nama Universitas.<br />
<br />
15. Melibatkan pihak luar didalam perselisihan yang terjadi, baik dengan sesama mahasiswa, karyawan,<br />
dosen maupun pejabat universitas.<br />
<br />
16. Melakukan tindak kekerasan dan pemerasan terhadap mahasiswa baru.<br />
<br />
17. Melakukan perjudian dan tindakan pelecehan atau a-susila seperti : memegang bagian terlarang dari<br />
tubuh wanita dan atau laki-laki secara sengaja di dalam kampus maupun pada kegiatan yang<br />
diselenggarakan oleh atau membawa nama Universitas.<br />
<br />
18. Membawa, mengedarkan atau memperjualbelikan benda-benda pornografi, baik di dalam kampus dan<br />
atau pada kegiatan yang diselenggarakan oleh atau membawa nama Universitas.<br />
<br />
19. Melakukan foto pornografi di media massa baik cetak atau elektronik, bagi wanita maupun pria dengan<br />
membawa segala bentuk atribut Universitas.<br />
<br />
20. Membawa, menggunakan atau memperjualbelikan narkotika dan obat-obat terlarang, maupun minuman<br />
keras serta barang-barang yang memabukkan lainnya di dalam kampus atau pada kegiatan yang<br />
diselenggarakan oleh atau membawa nama Universitas.<br />
<br />
21. Mengotori, mencoret-coret, dan merusak barang-barang atau fasilitas milik universitas maupun fasilitas<br />
umum lain yang berada di dalam lingkungan universitas.<br />
<br />
22. Menggunakan dan atau meminjamkan fasilitas milik Universitas tanpa izin pejabat yang berwenang.<br />
<br />
23. Memasuki ruangan pimpinan universitas atau pimpinan fakultas, dosen dan atau ruangan pejabat<br />
Universitas tanpa izin dan atau tanpa alasan yang jelas.<br />
<br />
24. Memasuki kampus dan atau lokasi berlangsungnya kegiatan yang diselenggarakan oleh atau membawa<br />
nama universitas dalam keadaan mabuk atau dalam keadaan diri berada dibawah pengaruh minuman<br />
keras, maupun narkotika atau obat terlarang.<br />
<br />
25. Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan nama baik Universitas.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 6</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Pelanggaran Disiplin dan Tata Tertib</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
1. Setiap ucapan, tulisan, sikap dan tingkah laku atau perbuatan yang melanggar kewajiban dan larangan<br />
bagi mahasiswa sebagaimana yang telah ditetapkan, merupakan pelanggaran disiplin dan tata tertib.<br />
2. Setiap mahasiswa yang melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib, dikenakan sanksi pelanggaran<br />
disiplin oleh pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi.<br />
3. Setiap warga kampus dapat melaporkan adanya pelanggaran disiplin dan tata tertib, kepada pejabat<br />
yang berwenang disertai dengan disertai bukti yang syah dan saksi.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 7</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Sanksi Pelanggaran Disiplin</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
1. Sanksi pelanggaran disiplin, sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan, dapat diberikan berupa :<br />
a. Peringatan Tertulis.<br />
b. Skorsing Percobaan.<br />
c. Skorsing.<br />
d. Dikeluarkan<br />
<br />
2 Susunan sanksi yang disebut pada ayat 1 di atas, bukan merupakan urut-urutan atau tahapan-tahapan<br />
penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin.<br />
<br />
3 Untuk pelanggaran disiplin dan tata tertib tertentu, selain dikenakan sanksi sebagaimana disebut pada<br />
ayat 1 di atas, dapat pula dikenakan sanksi tambahan.<br />
<br />
4. Untuk sanksi dikeluarkan dapat dilakukan secara langsung oleh Rektor tanpa melalu pembelaan, kepada<br />
mahasiswa yang terbukti benar-benar melanggar peraturan tata tertib dan disiplin yang berat seperti,<br />
terbukti melakukan pencurian, pengedar narkoba, pembunuhan, pemerkosaan dan atau tertangkap basah<br />
melakukan hubungan badan di lingkungan kampus dan atau di tempat kegiatan yang membawa nama<br />
universitas, ataupun dengan secara sengaja dan langsung melakukan penghinaan baik terhadap kepala<br />
negara maupun simbol atau lambang-lambang negara.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 8</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Sanksi Peringatan Tertulis</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
1. Sanksi Peringatan Tertulis dapat dikenakan kepada mahasiswa apabila :<br />
a. Melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib, meskipun telah ditegur secara lisan tetapi masih<br />
juga melakukan pelanggaran serupa.<br />
b. Melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib, dan dinilai oleh pejabat yang berwenang<br />
menjatuhkan sanksi patut dikenakan sanksi Peringatan Tertulis.<br />
<br />
2. Mahasiswa yang dikenakan sanksi Peringatan Tertulis, masih diperkenankan mengikuti kegiatan<br />
kemahasiswaan dan akademik sebagaimana mahasiswa lainnya.<br />
<br />
3. Apabila mahasiswa yang telah dikenakan sanksi Peringatan Tertulis sebanyak 2 (dua ) kali dalam jangka<br />
waktu 1 (satu) semester melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib lagi, maka kepada yang<br />
bersangkutan dapat dikenakan sanksi Skorsing Percobaan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 9</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Sanksi Skorsing Percobaan</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
1. Sanksi Skorsing Percobaan dapat dikenakan kepada mahasiswa apabila :<br />
a. Telah diberi Peringatan Tertulis 2 (dua) kali berturut-turut dalam jangka waktu 1 (satu) semester,<br />
tetapi masih melakukan pelanggaran.<br />
b. Melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib, dan dinilai oleh pejabat yang berwenang menjatuhkan <br />
sanksi patut dikenakan Skorsing Percobaan.<br />
<br />
2. Mahasiswa yang dikenakan Skorsing Percobaan, masih diperkenankan untuk mengikuti seluruh kegiatan<br />
akademik, dengan ketentuan selama masa Skorsing Percobaan mahasiswa yang bersangkutan berusaha<br />
memperbaiki diri dengan benar-benar menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik; akan tetapi tidak<br />
diperkenankan mengikuti kegiatan kemahasiswaan.<br />
<br />
3. Lamanya masa Skorsing Percobaan bagi mahasiswa yang melanggar disiplin dan tata tertib, adalah<br />
sekurang-kurangnya 1 (satu) semester dan maksimal 2 (dua) semester.<br />
<br />
4. Apabila selama masa Skorsing Percobaan ternyata mahasiswa yang bersangkutan melakukan<br />
pelanggaran disiplin dan tata tertib lagi, maka mahasiswa tersebut langsung dikenakan Skorsing dan atau<br />
Dikeluarkan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 10</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Sanksi Skorsing</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
1. Sanksi Skorsing dapat dikenakan kepada mahasiswa apabila :<br />
a. Dalam masa Skorsing Percobaan, melakukan lagi pelanggaran disiplin dan tata tertib.<br />
b. Melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib, dan dinilai oleh pejabat yang berwenang <br />
menjatuhkan sanksi patut dikenakan sanksi Skorsing.<br />
<br />
2. Mahasiswa yang dikenakan Skorsing, selama masa Skorsing tidak diperkenankan mengikuti seluruh<br />
kegiatan akademik maupun kegiatan kemahasiswaan.<br />
<br />
3. Setelah masa Skorsing habis, mahasiswa yang bersangkutan dapat mengikuti kembali kegiatan akademik<br />
dan kegiatan kemahasiswaan. Untuk itu, mahasiswa tersebut terlebih dahulu harus mendaftarkan diri<br />
kembali pada Biro Administrasi Akademik, serta mendapat izin tertulis dari Dekan Fakultas yang<br />
bersangkutan.<br />
<br />
4. Lamanya masa Skorsing bagi mahasiswa yang melanggar disiplin dan tata tertib sekurang-kurangnya 1<br />
(satu) semester dan maksimal 2 (dua) semester, dimana lamanya masa skorsing ini diperhitungkan dalam<br />
perhitungan masa studi.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 11</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Sanksi Dikeluarkan</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
1. Mahasiswa dapat dikenakan Sanksi Dikeluarkan apabila :<br />
a. Dalam masa Skorsing Percobaan dan atau masa Skorsing, melakukan lagi pelanggaran disiplin dan<br />
tata tertib yang dinilai oleh pejabat yang berwenang dapat mengganggu kegiatan akademik.<br />
b. Melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib, dan dinilai oleh pejabat yang berwenang menjatuhkan<br />
sanksi patut dikenakan sanksi Dikeluarkan.<br />
c. Melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib mahasiswa yang berat seperti, terbukti melakukan<br />
pencurian, pengedar narkoba, penusukan dengan senjata tajam, pembunuhan, pemerkosaan dan<br />
tertangkap basah melakukan hubungan badan di lingkungan kampus dan atau di tempat kegiatan yang<br />
membawa nama universitas, ataupun dengan secara sengaja dan langsung melakukan penghinaan baik<br />
terhadap kepala Negara maupun simbol atau lambang-lambang negara serta sanksi dilaporkan<br />
kepada pihak kepolisian.<br />
<br />
2. Mahasiswa yang dikenakan sanksi Dikeluarkan, kehilangan semua haknya menjadi mahasiswa<br />
Universitas Mercu Buana untuk selamanya.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 12</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Sanksi Pelanggaran Khusus</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
Sanksi Pelanggaran Khusus, dapat dikenakan kepada :<br />
1. Mahasiswa yang menggunakan pakaian tidak sopan dan atau memakai sandal jepit, dikenakan <br />
sanksi tidak diperkenankan : mengikuti perkuliahan, memasuki ruang kerja dosen atau pimpinan, atau<br />
ruang perpustakaan dan laboratorium.<br />
<br />
2. Mahasiswa yang dengan sengaja melakukan suatu perbuatan yang mengakibatkan terganggunya dan atau <br />
terhentinya kegiatan akademik atau kegiatan resmi lainnya yang diadakan oleh Universitas dan atau<br />
kegiatan kemahasiswaan, dapat dikenakan sanksi sekurang-kurangnya Skorsing Percobaan selama 1<br />
(satu) semester dan atau setinggi-tingginya Skorsing selama 4 (empat) semester.<br />
<br />
3. Mahasiswa yang dengan sengaja melakukan suatu perbuatan yang menghambat atau menghalang-halangi<br />
mahasiswa lainnya sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan akademik atau kegiatan resmi lainnya yang<br />
diadakan oleh Universitas dan atau kegiatan kemahasiswaan, dapat dikenakan sanksi sekurang-<br />
kurangnya Skorsing selama 1(satu) semester dan atau setinggi tingginya Skorsing selama 2 (dua)<br />
semester.<br />
<br />
4. Mahasiswa yang dengan sengaja melakukan suatu perbuatan yang menghambat atau menghalang-halangi<br />
karyawan atau dosen dan atau pejabat universitas untuk melaksanakan tugasnya dapat dikenakan sanksi<br />
sekurang-kurangnya Skorsing percobaan selama 1 satu) semester dan atau setinggi tingginya Skorsing<br />
selama 2 (dua) semester.<br />
<br />
5. Mahasiswa yang melakukan suatu perbuatan atau mengeluarkan perkataan atau membuat tulisan yang<br />
melecehkan atau menghina dan atau mengancam karyawan atau dosen dan atau pejabat Universitas,<br />
dapat dikenakan sanksi sekurang-kurangnya Skorsing Percobaan selama 1 (satu) semester dan atau<br />
setinggi-tingginya Skorsing selama 2 (dua) semester.<br />
<br />
6. Mahasiswa yang melakukan pemalsuan KRS atau KHS dan atau Kartu Ujian, dapat dikenakan sanksi<br />
Skorsing Percobaan selama 1 (satu) semester pada semester berikutnya dan sanksi Pembatalan Studi<br />
semester yang sedang berjalan.<br />
<br />
7. Mahasiswa yang melakukan pemalsuan Bukti Setor Bank dan atau pemalsuan nama atau tanda tangan<br />
pejabat bank atau pejabat universitas atau dosen, dapat dikenakan sanksi Skorsing selama 2 (dua)<br />
semester pada semester berikutnya, dan sanksi Pembatalan Studi semester yang sedang berjalan serta<br />
dapat dilaporkan kepada pihak kepolisian.<br />
<br />
8. Mahasiswa yang melakukan perusakkan terhadap sarana atau fasilitas universitas dan atau terhadap<br />
harta benda milik pejabat universitas atau dosen atau karyawan dan atau milik mahasiswa, dapat<br />
dikenakan sanksi sekurang-kurangnya Skorsing Percobaan selama 1 (satu) semester dan atau setinggi-<br />
tingginya Skorsing selama 2 (dua) semester, serta sanksi denda mengganti kerusakan yang diakibatkan<br />
oleh perbuatannya dan atau dilaporkan kepada pihak kepolisian.<br />
<br />
9. Mahasiswa yang mengancam dan melakukan perkelahian dan atau tindak kekerasan fisik atau<br />
penganiayaan, serta gangguan yang bersifat SARA, dapat dikenakan sanksi sekurang-kurangnya<br />
Skorsing Percobaan selama 1 (satu) semester dan atau setinggi-tingginya Skorsing selama 2 (dua )<br />
semester, serta sanksi dilaporkan kepada pihak kepolisian.<br />
<br />
10. Mahasiswa yang melakukan penyalahgunaan narkotika atau obat terlarang dan atau perjudian,<br />
dikenakan sanksi sekurang-kurangnya Skorsing selama 2 (dua) semester dan atau setinggi-tingginya<br />
Dikeluarkan, serta sanksi dilaporkan kepada pihak kepolisian.<br />
<br />
11. Mahasiswa yang melakukan perbuatan pelecehan terhadap sesama mahasiswa dan atau sivitas<br />
akademika universitas di dalam kampus dan atau pada suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh atau<br />
membawa nama Universitas, dapat dikenakan sanksi Dikeluarkan.<br />
<br />
12. Mahasiswa yang membawa senjata tajam dan senjata api di dalam kampus dan atau pada suatu kegiatan<br />
yang diselenggarakan oleh atau membawa nama Universitas, dapat dikenakan sanksi Skorsing selama 1<br />
(satu) semester dan sanksi dilaporkan kepada pihak kepolisian.<br />
<br />
13. Mahasiswa yang melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik Universitas yang dapat<br />
berdampak luas, dapat dikenakan sanksi sekurang-kurangnya Skorsing selama 2 (dua) semester dan<br />
atau setinggi-tingginya dikeluarkan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 13</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Pejabat yang Berwenang Menjatuhkan Sanksi</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
1. Sanksi pelanggaran disiplin dan tata tertib, hanya dapat dijatuhkan kepada mahasiswa yang melanggar<br />
peraturan disiplin dan tata tertib oleh pejabat yang berwenang.<br />
2. Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi pelanggaran disiplin dan tata tertib, adalah :<br />
a. Rektor; untuk jenis sanksi Dikeluarkan.<br />
b. Wakil Rektor dan Direktur; yang bertindak untuk dan atas nama Rektor; untuk jenis sanksi<br />
Peringatan Tertulis, Skorsing Percobaan dan Skorsing.<br />
c. Dekan; untuk jenis sanksi Skorsing Percobaan dan Skorsing.<br />
d. Wakil Dekan dan Ketua Jurusan; yang bertindak untuk dan atas nama Dekan; untuk jenis sanksi <br />
Peringatan Tertulis.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 14</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Administrasi Pelanggaran</b></div>
Disiplin dan Tata Tertib<br />
1. Pelanggaran disiplin dan tata tertib yang dilakukan oleh mahasiswa dan telah dijatuhkan sanksi oleh<br />
pejabat yang berwenang, diadministrasikan sebagai berikut :<br />
a. Wakil Dekan dan Ketua Jurusan mencatat pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa dari<br />
fakultasnya pada buku pelanggaran disiplin dan tata tertib. Pelanggaran tersebut kemudian<br />
dilaporkan kepadaDirektur Kemahasiswaan.<br />
b. Kepala Biro Pengendalian Kegiatan dan Program Unggulan mencatat semua pelanggaran<br />
mahasiswa Universitas Mercu Buana berdasarkan laporan dari fakultas-fakultas dan dari data yang<br />
diperolehnya sendiri.<br />
<br />
2. Buku pelanggaran disiplin dan tata tertib berisi : nomor urut, nama mahasiswa pelanggar dan NIM,<br />
tanggal pelanggaran, jenis pelanggaran, jenis sanksi yang dijatuhkan, tanggal penjatuhan sanksi, dan<br />
pejabat yang menjatuhkan sanksi.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 15</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Pengawasan dan Penegakan Disiplin</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
1. Pada dasarnya semua pejabat universitas, dosen, dan fungsionaris organisasi mahasiswa wajib<br />
melakukan pengawasan dan penegakkan disiplin di lingkungan kampus.<br />
<br />
2. Penyelesaian tindakan terhadap pelanggaran, dilaksanakan melalui saluran organisasi secara hirarki.<br />
<br />
3. Dengan tidak memandang siapa yang melanggar dan apa obyek yang dilanggar, setiap pejabat dan<br />
dosen terutama yang berkaitan dengan kegiatan kemahasiswaan wajib melakukan penegakkan disiplin<br />
dan tata tertib serta menjaga lingkungannya. Antara lain dengan melakukan teguran secara lisan kepada<br />
mahasiswa yang melakukan pelanggaran ringan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Pasal 16</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Lain – Lain</b></div>
1. Tindakan atau sanksi terhadap pelanggar disiplin dan tata tertib tidak menggugurkan tuntutan hukum baik <br />
pidana maupun perdata.<br />
<br />
2. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan disiplin dan tata tertib mahasiswa ini, akan diatur dan<br />
ditetapkan dalam peraturan lain secara tersendiri.<br />
<br />
3. Dengan ditetapkannya peraturan disiplin dan tata tertib mahasiswa Universitas Mercu Buana ini, maka<br />
peraturan-peraturan lain yang menyangkut disiplin dan tata tertib mahasiswa yang bertentangan dengan<br />
peraturan disiplin dan tata tertib mahasiswa ini dinyatakan tidak berlaku.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Ditetapkan di : J a k a r t a</div>
<div style="text-align: right;">
Pada tanggal : 27 Juli 2009</div>
<div style="text-align: right;">
———————————————</div>
<div style="text-align: right;">
REKTOR</div>
<div style="text-align: right;">
UNIVERSITAS MERCU BUANA</div>
<div style="text-align: right;">
ttd,</div>
<div style="text-align: right;">
DR. IR. H. SUHARYADI, MS</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-46593659125465036222012-12-16T12:10:00.001+07:002013-01-29T10:22:48.649+07:00Makhluq PKM-GT, sopo iku?<div style="text-align: justify;">
Waoooww udah bulan desember nih, januari 2013 bulan depan udah dimulai waktu untuk awal penyetoran PKM-AI dan PKM-GT sampai Pebruari 2013... Tapi masih ada yang bingung kayaknya dengan Makhluq PKM-AI dan PKM-GT nih... mari kita ulas bersama-sama:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">PKM-GT</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) merupakan salah satu komponen utama PKM-Karya Tulis. PKM-GT merupakan jelmaan logis dari Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) setelah diintegrasikan ke dalam program PKM. Bergabungnya KKTM ke dalam PKM memberi konsekuensi tidak terselenggaranya jenjang kompetisi antar wilayah sebagaimana terjadi sebelumnya. Demikian pula pada pembidangan KKTM yang diklasifikasikan secara spesifik ke dalam lingkungan hidup, INTIM, IPA, IPS, Pendidikan dan Seni, ditiadakan. Meskipun demikian, reviewer PKM-GT akan dibagi menurut bidang ilmu (IPA/IPS/PENDIDIKAN dan SENI) dengan sistem kejuaraan tetap tanpa mempertimbangkan bidang ilmu. Oleh karena fokus perhatian pada program PKM adalah kreativitas, sehingga pembatasan-pembatasan atas dasar tema ataupun bidang keilmuan menjadi tidak signifikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PKM-GT merupakan wahana mahasiswa dalam berlatih menuliskan ide-ide kreatif sebagai respons intelektual atas persoalan-persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. Ide tersebut seyogyanya unik, kreatif dan bermanfaat sehingga idealisasi kampus sebagai pusat solusi dapat menjadi kenyataan. Sebagai intelektual muda, mahasiswa umumnya cenderung pandai meng-ungkapkan fakta-fakta sosial, namun melalui PKM-GT, level nalar mahasiswa tidak hanya ditun-tut sampai sebatas mengekspos fakta tetapi justru harus mampu memberi atau menawarkan solusi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai salah satu PKM yang ditampilkan dalam PIMNAS, maka tata tertib dan segala sesuatu yang terkait pada persyaratan presentasi diatur tersendiri di dalam Pedoman PIMNAS 2013.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Persyaratan Administratif</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengusul diharuskan mengikuti sistematika penulisan dan tata tulis sesuai kriteria PKM-GT sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;">Peserta PKM-GT adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar mengikuti program pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, tergantung pada bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama. Keanggotaan mahasiswa disarankan berasal dari minimal 2 (dua) angkatan yang berbeda. </li>
<li style="text-align: justify;">Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kelompok pengusul PKM-GT yang berbeda (lebih dari satu kelompok PKM-GT). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa artikel PKM-GT dapat ditulis dari berbagai sumber informasi atau inspirasi. Meskipun demikian, mengingat alokasi waktu yang terbatas, harapan terjadinya penyebaran dana secara seimbang, dan terlibatnya sebanyak mungkin mahasiswa, maka seorang mahasiswa hanya dibenarkan mengirimkan sebanyak-banyaknya 2 (dua) artikel PKM-GT, satu sebagai ketua, satu sebagai anggota, atau kedua-duanya sebagai anggota kelompok. </li>
<li style="text-align: justify;">Seorang dosen diperkenankan membimbing lebih dari satu kelompok pengusul PKM-GT, dengan jumlah maksimal 5 (lima) kelompok. </li>
<li style="text-align: justify;">Artikel PKM-GT dikirim dalam bentuk soft copysecara on-linedengan format PDF dengan ukuran file maksimum 5 MByte.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tahap Pengusulan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sifat dan Isi Tulisan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sifat dan isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.</div>
<div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><b>Kreatif dan Objektif a.</b> <i>Tulisan berisi gagasan kreatif yang menawarkan solusi suatu permasalahan yang berkem-bang di masyarakat</i>. <b>b</b>. <i>Tulisan tidak bersifat emosional atau tidak subjektif c. Tulisan didukung data dan/atau informasi terpercaya</i>. <b>d.</b> <i>Bersifat asli (bukan karya jiplakan) dan menjauhi duplikasi.</i></li>
<li style="text-align: justify;"><b>Logis dan Sistematis.</b> <b>a. </b><i>Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut.</i> <b>b</b>. <i>Pada dasarnya karya tulis ilmiah memuat unsur-unsur identifikasi masalah, analisis-sintesis, kesimpulan dan sedapat mungkin memuat saran-saran.</i></li>
<li style="text-align: justify;">Isi tulisan berdasarkan telaah pustaka atau fiksi-sains</li>
<li style="text-align: justify;">Materi Karya Tulis </li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Materi yang ditulis tidak harus sejalan dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni para penulis/mahasiswa. Kesempatan ini diberikan kepada mahasiswa yang memiliki ide kreatif dan mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan, walaupun yang bersangkutan tidak sedang belajar secara formal di bidang tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: bold;"><i>Materi karya tulis merupakan isu mutakhir atau aktual.</i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: bold;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<div style="font-weight: bold; text-align: justify;">
Petunjuk Penulisan</div>
<div style="font-weight: bold; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Petunjuk penulisan/pengetikan PKM-GT, tata bahasa yang digunakan, format halaman kulit muka, dan format halaman pengesahan mengikuti ketentuan yang ditetapkan untuk artikel PKM-AI. Jumlah halaman artikel PKM-GT ditetapkan sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) hala-man termasuk daftar pustaka dan lampiran (jika diperlukan).</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sistematika Penulisan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sistematika penulisan hendaknya berisi rancangan yang teratur sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. <b>Bagian Awal</b></div>
<div style="text-align: justify;">
a.<i> Halaman Kulit Muka</i></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Judul diketik dengan huruf besar, hendaknya ekspresif, sesuai dan tepat dengan masalah yang ditulis </div>
<div style="text-align: justify;">
dan tidak membuka peluang untuk penafsiran ganda.</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Nama penulis dan nomor induk mahasiswa ditulis dengan jelas</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Perguruan tinggi asal ditulis dengan jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
4) Tahun penulisan</div>
<div style="text-align: justify;">
b. <i>Halaman Pengesahan</i></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Lembar pengesahan memuat judul, nama penulis, dan nomor induk. </div>
<div style="text-align: justify;">
2) Lembar pengesahan ditandatangani Dosen Pembimbing, dan Pembantu Rektor/Ketua/Direktur </div>
<div style="text-align: justify;">
Bidang Kemahasiswaan lengkap dengan stempel perguruan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Lembar pengesahan diberi tanggal sesuai dengan tanggal pengesahan.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
c. Kata Pengantar dari penulis</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Daftar Isi dan daftar lain yang diperlukan seperti daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.</div>
<div style="text-align: justify;">
e. Ringkasan (bukan abstrak) karya tulis disusun maksimum 1 (satu) halaman yang mencer-minkan isi </div>
<div style="text-align: justify;">
keseluruhan karya tulis, mulai dari latar belakang, tujuan, landasan teori yang mendukung, metoda </div>
<div style="text-align: justify;">
penulisan, pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Bagian Inti</b></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Pendahuluan</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian Pendahuluan berisi hal-hal sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
1) latar belakang yang berisi uraian tentang alasan mengangkat gagasan menjadi karya tulis (dilengkapi </div>
<div style="text-align: justify;">
dengan data atau informasi yang mendukung), </div>
<div style="text-align: justify;">
2) tujuan dan manfaat yang ingin dicapai. </div>
<div style="text-align: justify;">
b. Gagasan</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian gagasan berisi uraikan tentang:</div>
<div style="text-align: justify;">
1) Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan bacaan, wawancara, observasi, imajinasi </div>
<div style="text-align: justify;">
yang relevan),</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk memperbaiki kead-aan pencetus </div>
<div style="text-align: justify;">
gagasan,</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui gagasan yang diajukan,</div>
<div style="text-align: justify;">
4) Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan dan uraian peran </div>
<div style="text-align: justify;">
atau kontribusi masing-masingnya,</div>
<div style="text-align: justify;">
5) Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan sehingga </div>
<div style="text-align: justify;">
tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai, </div>
<div style="text-align: justify;">
c. Kesimpulan </div>
<div style="text-align: justify;">
1) Gagasan yang diajukan,</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Teknik implementasi yang akan dilakukan,</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Prediksi hasil yang akan diperoleh (manfaat dan dampak gagasan).</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Bagian Akhir</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Daftar Pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan </div>
<div style="text-align: justify;">
sumber yang disebutkan. Penulisan daftar pustaka mengikuti ketentuan seperti dalam uraian artikel </div>
<div style="text-align: justify;">
PKM-AI. </div>
<div style="text-align: justify;">
b. Daftar Riwayat Hidup (biodata atau curriculum vitae) peserta mencakup: </div>
<div style="text-align: justify;">
• nama lengkap, </div>
<div style="text-align: justify;">
• tempat dan tanggal lahir, </div>
<div style="text-align: justify;">
• karya-karya ilmiah yang pernah dibuat, </div>
<div style="text-align: justify;">
• penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Lampiran jika diperlukan, seperti: foto/dukumentasi, data dan informasi lainnya yang mendukung isi </div>
<div style="text-align: justify;">
tulisan.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Untuk panduan lengkapnya bisa kalian download di <a href="http://img.dikti.go.id/wp-content/uploads/2012/09/Panduan-PKM-2012_Revisi11.pdf">sini</a></span></b></div>
<div style="border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Sedangkan sebagai referensi judul-judul PKM-GT yang lolos pembiayaan tahun 2012 bisa kalian download di <a href="http://img.dikti.go.id/wp-content/uploads/2012/11/PKMKT-didanai-2012.pdf">sini</a></span></b><br />
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Untuk contoh PKM-GT bisa didownload di<a href="http://www.mediafire.com/?grfk1vohkvmsn15">Sini</a></b></div>
</div>
<div style="border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><br /></span></b></div>
<div style="border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"></span></b><br />
<div style="border: 0px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left;">
<div style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">ingat baik baik ya , yang kalian harus <b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">perhatikan banget </span></b>adalah <b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">KETENTUAN PENULISAN USULAN</span></b> diatas, serta <b style="border: 0px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"></span></b></span></b><br />
<div style="border: 0px; display: inline !important; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left;">
<div style="border: 0px; display: inline !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><b style="border: 0px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;">Materi karya tulis merupakan isu mutakhir atau aktual.</span></span></b></span></b></div>
</div>
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><b style="border: 0px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">
</span></b></span></b></div>
<div style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><br /></span></span></b></div>
<div style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Jadi dengan syarat tersebut maka yang dijadikan PKM-GT Adalah gagasan-gagasan kalian tentang pemecahan masalah di sekitar tempat anda, perkotaan, pedesaan seperti isu kemacetan lalu lintas, lingkungan, energi alternatif, solusi kekurangan pangan, dan masalah2 nasional yang lain</span></b></div>
<div style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><u style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><br /></u></span></b></div>
<div style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Sekian dari saya <b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">SELAMAT BERJUANG dan BERSAING.......... Cayoooooo........</span></b></span></b></div>
<div>
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><br /></i></b></i></b></div>
</div>
</div>
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">
</i></b></div>
<div style="border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.383333206176758px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><i style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><br /></i></b></div>
<br />
<br />Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-56278463645772723832012-12-16T11:35:00.005+07:002012-12-16T11:39:17.656+07:00Apa itu Makhluq PKM-AI?<div style="text-align: justify;">
Waoooww udah bulan desember nih, januari 2013 bulan depan udah dimulai waktu untuk awal penyetoran PKM-AI dan PKM-GT sampai Pebruari 2013... Tapi masih ada yang bingung kayaknya dengan Makhluq PKM-AI dan PKM-GT nih... mari kita ulas bersama-sama:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">PKM -AI</span></b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Berbeda dengan kelima jenis PKM sebelumnya yang melibatkan pelaksanaan. kegiatan fisik di laboratorium ataupun lapangan, PKM-AI tidak mengenal adanya kegiatan semacam itu. Jika dalam kelima jenis PKM sebelimnya, kelompok maha-siswa mengajukan usulan kegiatan ke DITLITABMAS, maka untuk PKM-AI kelompok mahasiswa cukup menyampaikan karya tulis dalam bentuk artikel ilmiah dikirimkan secara on-line. Karya tersebut ditulis mengacu pada kegiatan yang telah selesai dilakukan kelompok mahasiswa yang sama. Kelompok penulis yang artikel ilmiahnya dinilai baik dan layak dipublikasikan, akan memperoleh insentif dana tunai sebesar Rp 3 (tiga) juta. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="display: inline !important;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
PKM-AI bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menuangkan pemikiran dan hasil-hasil kegiatan ilmiah yang telah dilakukan ke dalam bentuk sebuah artikel ilmiah sesuai kriteria standar penulisan jurnal ilmiah. Dengan demikian program ini diharapkan mampu mengantarkan mahasiswa kepada keterampilan atau kemahiran menulis. Melalui kemahiran tersebut mahasiswa secara runut mampu menguraikan suatu permasalahan sehingga mendorong perlunya usaha penyelesaian atau pencarian solusi dengan tujuan tertentu, kaitannya dengan usaha-usaha yang mungkin telah dilakukan orang lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping itu mahasiswa juga mampu memilih teknik dan landasan metode penyelesaian masalah disertai dengan kemampuan menguraikan landasan teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, serta ketajaman pembahasan dan menganalisis hasil yang diperoleh, yang akhirnya bermuara pada penyimpulan upaya penyelesaian masalah yang telah dilakukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada tiga karakter utama PKM-AI, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">tidak ada usulan pembiayaan;</li>
<li style="text-align: justify;">usulan berupa artikel ilmiah siap terbit yang mengikuti kelaziman kaidah penulisan suatu jurnal ilmiah;</li>
<li style="text-align: justify;">sumber penulisan artikel ilmiah tersebut adalah kegiatan yang telah selesai dilakukan kelompok mahasiswa penulis artikel. Karakter terakhir ini sekaligus menunjukkan bahwa sumber penulisan merupakan kegiatan, bukan laporan. </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam PKM, kreativitas dan kerja sama tim merupakan dua unsur yang diprioritaskan. Oleh karena itu, sejak dimulainya implementasi PKM-I tahun 2006 dan PKM-AI 2009, penulisan mahasiswa tunggal dalam rangka Skripsi atau Tugas Akhir tidak diperkenankan lagi karena tidak adanya unsur kerja sama tim. Batas penyerahan artikel PKM-AI di DITLITABMAS adalah bulan Maret setiap tahun berjalan. Sebagaimana pembidangan dalam 5 (lima) PKM lain, PKM-AI menganut pembagian bidang yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Persyaratan Administratif </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa pengusul PKM-AI diharuskan memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Peserta PKM-AI adalah kelompok mahasiswa yang aktif dan terdaftar mengikuti program pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, tergantung pada bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama . Untuk perguruan tinggi yang bidang kepakarannya terbatas diperkenankan juga untuk bermitra dengan perguruan tinggi lain berdasarkan atas kepakaran yang diperlukan. Legalitas proposal tersebut ditandatangani oleh Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi perguruan tinggi dari Ketua Kelompok Pengusul. Keanggotaan mahasiswa disarankan berasal dari minimal 2 (dua) angkatan yang berbeda. </li>
<li style="text-align: justify;">Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kelompok pengusul PKM-AI yang berbeda (lebih dari satu kelompok PKM-AI). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa artikel PKM-AI ditulis dari sumber kegiatan yang telah selesai dan kemungkinan seorang mahasiswa turut menyelesaikan beberapa kegiatan dalam kelompok yang berbeda. Meskipun demikian, mengingat alokasi waktu yang terbatas, harapan terjadinya penyebaran dana secara seimbang, dan terlibatnya sebanyak mungkin mahasiswa, maka seorang mahasiswa hanya dibenarkan terlibat sebanyak-banyaknya 2 (dua) artikel PKM-AI, satu sebagai ketua, satu sebagai anggota kelompok, atau kedua-duanya sebagai anggota kelompok. </li>
<li style="text-align: justify;">Seorang dosen pembimbing diperkenankan membimbing lebih dari satu kelompok pengusul PKM-AI, sesuai dengan statusnya saat pembimbingan kegiatan yang telah selesai dilakukan, maksimum 5 (lima) kelompok.</li>
</ol>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Tahap Pengusulan </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ketentuan Penulisan Usulan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengusul diharuskan mengikuti sistematika penulisan dan tata tulis sesuai kriteria PKM-AI sebagai berikut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Tulisan/naskah bersumber dari karya mahasiswa pada bidang akademik seperti <i><b>Praktek Lapang, Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa yang membentuk Kelompok Studi/Riset misalnya), Studi Kasus Kelompok dalam rangka Tugas Khusus Mata Kuliah tertentu, serta kegiatan lain seperti PKM-P, PKM-K, PKM-M, PKM-T, PKM-KC dan Penelitian Inovatif terkait dengan kegiatan Program IM HERE atau sejenisnya.</b></i> Karya tersebut telah dilaksanakan kelompok mahasiswa yang menuliskannya. Jumlah anggota kelompok 3 s/d 5 orang dan merupakan mahasiswa program S1 atau Diploma yang masih aktif. </li>
<li>Setiap artikel wajib menyertakan Surat Pernyataan yang berisi: <b><i>1) Sumber Penulisan yang diacu, 2) Naskah belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal sebelumnya. Surat Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Ketua Kelompok (tanpa meterai) dan Ketua Program Studi dengan format sebagai berikut.</i></b></li>
<li></li>
<li style="display: inline !important;">Naskah yang pernah memenangkan suatu lomba penulisan ilmiah tidak berhak lagi diajukan </li>
<li style="display: inline !important;">sebagai artikel PKM-AI. </li>
<li></li>
<li style="display: inline !important;">Naskah ditulis menggunakan aplikasi pengolah kata Microsoft Word(.doc) yang disalin dalam </li>
<li style="display: inline !important;">format PDF ketika dikirimkan secara online ke DITLITABMAS.</li>
<li></li>
<li style="display: inline !important;">Naskah ditulis minimal 8 (delapan) dan maksimal 10 (sepuluh) halaman termasuk abstrak, </li>
<li style="display: inline !important;">daftar pustaka, dan lampiran. Usulan PKM-AI dengan jumlah halaman yang tidak sesuai </li>
<li style="display: inline !important;">dengan ketentuan tersebut dinyatakan gugur. </li>
<li></li>
<li style="display: inline !important;">Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya baku dengan tata bahasa dan ejaan yang </li>
<li style="display: inline !important;">disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang mudah </li>
<li style="display: inline !important;">dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti “tdk”, “tsb”, “yg”, “dgn”, “sbb”, “dll”. </li>
<li></li>
<li style="display: inline !important;">Naskah diketik 1 (satu) spasi pada kertas berukuran A4 dengan font12, times new roman </li>
<li style="display: inline !important;">style,jarak pengetikan 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari batas </li>
<li style="display: inline !important;">atas, dan 3 cm dari batas bawah. </li>
<li></li>
<li style="display: inline !important;">Cara penulisan Bab dan Subbab tidak menggunakan sistem numeral, artinya tidak ada </li>
<li style="display: inline !important;">penomoran Bab dan Sub-bab. Penulisan bab baru mengikuti bab sebelumnya dengan </li>
<li style="display: inline !important;">jarak 18 point antara judul bab dengan baris terakhir bab sebelumnya (tidak berganti </li>
<li style="display: inline !important;">halaman baru). </li>
<li>Judul artikel diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold(cetak tebal) dengan posisi di tengah tanpa digarisbawahi. </li>
<li>Judul Bab diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold (cetak tebal) dimulai dari sebelah kiri tanpa digaris-bawahi. </li>
<li>Judul Subbab ditulis dengan font style bold(cetak tebal), dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”, “tentang”, “dengan”); kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”, “karena”). </li>
<li>Judul Anak Subbab ditulis dengan font style italic(cetak miring) dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”, “tentang”, “dengan”); kata sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”, “karena”). </li>
<li>Jarak pengetikan antara Bab dan Subbab 12 Point,antara Subbab dan kalimat dibawahnya. 6 Point. </li>
<li>Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberiindentation) sebanyak 7-8 karakter (sekitar 1,25 cm). </li>
<li>Abstrak dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Khusus abstrak ditulis menggunakan font style italic(cetak miring). Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.</li>
<li>Nama-nama penulis beserta alamat institusinya diketik tepat di bawah judul artikel dengan jarak 6 Point.</li>
<li>Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar anggota kelompok, halaman pengesahan serta kata pengantar apabila ada, diberi nomor halaman menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i, ii, dan seterusnya). </li>
<li>Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka arab yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas.</li>
<li>Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka arab. </li>
<li>Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka arab.</li>
<li>Hindari penggunaan warna dalam gambar, gunakan teknik grey-scaleuntuk mengemulasi warna dalam foto atau diagram, dan gunakan pattern/pola untuk menggantikan warna dalam grafik garis ataupun diagram. </li>
</ol>
<div>
<b><i>Untuk panduan lengkapnya bisa kalian download di <a href="http://img.dikti.go.id/wp-content/uploads/2012/09/Panduan-PKM-2012_Revisi11.pdf"><span style="color: red;">sini</span></a></i></b></div>
<div>
<b><i>Sedangkan sebagai referensi judul-judul PKM-AI yang lolos pembiayaan tahun 2012 bisa kalian download di <a href="http://img.dikti.go.id/wp-content/uploads/2012/11/PKMKT-didanai-2012.pdf"><span style="color: red;">sini</span></a></i></b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
Ingat baik baik ya , yang kalian harus <b><i>perhatikan banget </i></b>adalah <b><i>KETENTUAN PENULISAN USULAN</i></b> diatas, serta <b>syarat bersumber dari karya mahasiswa pada bidang akademik</b> seperti <i><b>Praktek Lapang, Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa yang membentuk Kelompok Studi/Riset misalnya), Studi Kasus Kelompok dalam rangka Tugas Khusus Mata Kuliah tertentu, serta kegiatan lain seperti PKM-P, PKM-K, PKM-M, PKM-T, PKM-KC dan Penelitian Inovatif terkait dengan kegiatan Program IM HERE atau sejenisnya.</b> </i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
Jadi dengan syarat tersebut maka yang dijadikan PKM-AI haruslah kegiatan yang sudah pernah kalian lakukan tapi belum pernah dipublikasikan, jangan sampek <i><b>NGARANG-</b></i><b style="font-style: italic;">NGARANG kegiatan</b>, padahal anda <u><b>belum pernah melakukannya kegiatan tersebut</b></u> untuk dijadikan PKM-AI.</div>
<div>
<u><br /></u></div>
<div>
Sekian dari saya, kita lanjutkan postingannya dengan PKM-GT dalam postingan berikutnya, jadi <b><i>SELAMAT BERJUANG dan BERSAING.......... Cayoooooo........</i></b></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-86619759778362582132012-12-16T09:06:00.002+07:002012-12-16T09:06:43.973+07:00Prepare Hard Skill dan Soft Skill dengan Berkiprah Menjadi Aktivis Kampus<div style="text-align: justify;">
</div>
Pengangguran di Indonesia tahun 2010 mencapai 8,59 juta orang atau 7,41 persen dari total angkatan kerja di nusantara sebanyak 116 juta orang. (Badan Pusat Statistik). Pengangguran merupakan masalah klasik yang dihadapi bagi negara-negara berkembang, jumlah lapangan pekerjaan tidak bisa memenuhi sumber daya manusia yang sudah termasuk dalam umur angkatan kerja.<br />
<br />
Namun yang menjadi sorotan tajam dalam masyarakat adalah pengangguran terdidik, dimana pengangguran tersebut merupakan pengangguran intelektual yang sebelumnya selama belasan tahun mereka berkutat dengan ribuan buku, merogoh kocek yang jika diakumulasikan dari Sekolah Dasar hingga mencapai pendidikan Sarjana mungkin sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Setelah mereka pusing dihadapkan dengan pengerjaan tugas skripsi, lulus wisuda pun mereka dipusingkan dengan realitas dunia kehidupan yang sebenarnya. Dimana mencari kursi di pekerjaan yang diinginkan ternyata tidak semudah membalik telapak tangan.<br />
<br />
Seorang pengamat tenaga kerja dari Serang, Darlaini Nasution SE menyatakan bahwa ada tiga faktor mendasar banyaknya pengangguran di Indonesia. Ketiga faktor tersebut adalah, ketidaksesuaian antara hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah. Sebagian besar faktor tersebut menyatakan bahwa SDM sendirilah yang merupakan kunci utama kenapa individu tersebut tidak mendapatkan pekerjaan (kalau mendapat pekerjaanpun, biasanya tidak sesuai dengan kompetensi pendidikan).<br />
<br />
Perusahaan sendiri dalam menentukan siapa saja yang akan menjadi karyawan pastinya tidak akan sembarangan dalam proses rekrutmen. Wakil Direktur Pemasaran TEMPO, Herry Hernawan mengemukakan bahwa pada dasarnya bekerja adalah berhubungan dengan banyak orang. Sehingga tidak hanya akademis saja yang diperlukan, tetapi yang penting adalah membangun hubungan antar sesama manusia. Faktor-faktor relationship, teamwork dan networking adalah hal-hal utama dalam dunia kerja.<br />
<br />
Mahasiswa yang terbiasa dengan gaya hidup yang santai, glamor, tidak pernah tertekan pasti akan sulit beradaptasi dalam kehidupan dunia kerja yang dinamis, keras, penuh tekanan dan deadline. Apalagi mereka yang tujuan di kampus hanya nongkrong tidak jelas atau hanya berkepentingan meraih IP setinggi-tingginya tanpa tergerak hatinya untuk berbuat sedikit demi orang lain, lingkungan dan bangsa.<br />
<br />
Untuk itulah sebelum terjun dunia kerja, mahasiswa harus mengasah keterampilan yang secara umum dicari perusahaan. Belajar berorganisasi dan mengaktualisasikan diri semuanya dapat didapatkan dengan menjadikan diri sebagai aktivis kampus.<br />
<br />
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Rohis Kampus, Lembaga Pers Mahasiswa merupakan contoh organisasi kampus yang biasa berada berada di semua kampus. Keterampilan kerja yang meliputi hard skill dan soft skill bisa dipelajari dan diasah dalam organisasi-organisasi ini.<br />
<br />
Kemampuan hard skill bisa diasah atau dipertajam melalui organisasi kampus, ilmu yang diberikan dari dosen maka akan dilihat secara nyata apakah teori tersebut dapat diaplikasikan dalam dunia nyata. Himpunan Mahasiswa Jurusan biasanya berfungsi untuk mengkaji bagaimana, seberapa jauh, dan tindakan apa saja yang bisa dilakukan dalam disiplin ilmu yang bersangkutan. Mahasiswa dapat berbuat dan meneliti kajian ilmu tersebut sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri, lingkungan serta masyarakat. Apalagi lingkup kampus yang identik dengan idealisme, kegiatan mahasiswa tersebut bersifat sosial dan tidak ada orientasi untuk mendapatkan. Sehingga kelak sewaktu terjun di medan masyarakat, mereka akan menjadi pribadi yang memiliki persistensi, berkepribadian ikhlas dan berjiwa sosial serta cepat tanggap dengan perubahan lingkungan.<br />
<br />
Menjadi aktivis yang berkecimpung di dunia organisasi kampus seringkali diasosiasikan dengan peningkatan soft skill, sungguh memang benar adanya. Soft skill yang banyak perusahaan menjadikan syarat penerimaan karyawan sebanyak 80% tersebut akan banyak dimiliki oleh para aktivis. Organisasi kampus sendiri meskipun berada dalam area kampus sesungguhnya merupakan miniatur organisasi yang lebih besar seperti di perusahaan. Di dalam organisasi tersebut mahasiswa akan belajar mengatur organisasi, kepemimpinan, public speaking, terbiasa berada dalam kondisi tertekan, diskusi, menulis. Dalam waktu beberapa tahun jika mahasiswa konsisten untuk aktif dalam organisasi mahasiswa maka secara ekskalasi kemampuan soft skill akan semakin terdongkrak dan manfaatnya akan terasa setelah mahasiswa tersebut memasuki ranah dunia kerja, seseorang yang terbiasa berpengalaman berorganisasi sebelumnya akan mudah beradaptasi dan mengetahui seluk-beluk bagaimana cara berhubungan dengan orang lain yang tepat.<br />
<br />
Organisasi mahasiswa yang notabene sering berhubungan dengan pihak birokrat kampus seperti rektorat atau pun dekanat, pasti mereka sedikit banyak akan mengetahui lebih jelas tentang peluang informasi yang dapat membantu mereka mendapatkan fasilitas akademik yang jarang didapatkan oleh mahasiswa awam.<br />
<br />
Banyak sekali sebenarnya manfaat bergelut dalam dunia aktivis mahasiswa, seperti yang diketahui dunia kampus sebenarnya adalah dunia yang sarat dengan informasi, dengan menggunakan jaringan yang tepat mahasiswa akan memperoleh informasi yang berguna bagi dirinya, baik beasiswa, lomba-lomba, peluang pendanaan kewirausahaan (PKM-K, PMW, Wirausaha Mandiri, dll) sehingga kelak akan terbuka lebar kesempatan menjadi seorang wirausaha besar yang tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri namun bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa karena dapat mengurangi pengangguran dengan jalan menciptakan lapangan kerja sendiri.<br />
<br />
Manfaat lain adalah mahasiswa yang sanggup menjalani perannya sebagai akademisi dan aktivis maka mereka pastinya orang-orang yang dapat memanajemen waktu sebaik mungkin karena waktu setiap orang memang diberi jatah 24 jam namun yang membedakan adalah kualitas dari waktu hasil dari pengaturan individu masing-masing. Sehingga dalam dunia kerja kelak mereka akan dihargai dengan prestasi atas ketepatan waktu, mampu mengerjakan pekerjaan dalam waktu singkat dan dapat menentukan prioritas tugas yang dilakukan.<br />
<br />
Tidak ada resiko terlalu besar jika belajar dalam berorganisasi di lingkup kampus, karena kesalahan yang terjadi akan dinilai sebagai pembelajaran tersendiri, sebaliknya kesalahan yang dilakukan di tempat kerja akan berakibat fatal terhadap karir di masa depan.<br />
<br />
Maka, alumni mahasiswa aktivis yang sekaligus berprestasi dalam bidang akademis merupakan incaran utama perusahaan-perusahaan. Apa sebab? Karena mereka jelas telah handal dalam bidang hard skill apalagi soft skill. Hard skill di sini merupakan implementasi teori yang didapatkan di bangku kuliah yang berada di lingkungan sendiri, sedangkan soft skill di sini aktivis sejati pasti akan sering mengasahnya di tempat organisasi mahasiswa masing-masing, terutama masalah komunikasi, kepemimpinan, perilaku pengembangan baik secara personal maupun interpersonal. Semua kemampuan tersebut akan nampak pada saat perusahaan melakukan tes wawancara dengan calon karyawan, maka mereka yang terbiasa mengemukakan pendapatnya secara naratif dan nalar akan mudah mengekspose seberapa jauh kemampuannya sehingga kans perusahaan merekrutnya semakin besar.<br />
<br />
Sumber: <i>http://ekonomi.kompasiana.com</i><br />
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-74955824097066558412012-12-15T10:42:00.001+07:002012-12-15T10:42:20.581+07:00Cara Membuat read more pada blog, blogspot, Blogger<div style="text-align: left;">
<a href="http://caramembuatada.blogspot.com/2012/01/cara-membuat-read-more-pada-blog.html" style="background-color: #f3f3f3; color: blue; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify; text-decoration: initial;"><em><strong>Cara membuat read more pada blog, blogspot, Blogger</strong></em></a><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> ini sangat mudah sekali, karena hanya tinggal mengcopykan script code yang ada ke template blogspot anda, dan Berikut ini cara yang mudah untuk membuat Read More Otomatis dengan Thumbnail di Blogger seperti halnya yang digunakan pada Blog. sebelum anda memulai </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong></strong></em><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>membuat</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>read</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>more</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>pada</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>blog</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">, </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>blogspot</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">, </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>blogger</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut :</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<ul>
<li><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Silahkan Login dan masuk di akun blogger anda</span></li>
<li><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">lalu klik Rancangan dan klik Edit HTML</span></li>
<li><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Centang </span><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 18px; text-align: justify;">Expand Template Widget</span></li>
<li><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Untuk mempermudah pencarian kode HTML nya anda tekan aja ( </span><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 18px; text-align: justify;">CTRL + F</span><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> )</span></li>
<li><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Cari kode </span><b style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"></head></b><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> dan kalau sudah ketemu</span></li>
<li><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Lalu silahkan Tambahkan kode dibawah ini tepatnya diatas kode </span><b style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"></head></b></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"><b> </b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"><script type='text/javascript'> var thumbnail_mode = "no-float" ; summary_noimg = 430; summary_img = 340; img_thumb_height = 100; img_thumb_width = 120; </script> <script src='http://rizqi.moehamed.googlepages.com/read-moreotomatis.js' type='text/javascript'/></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> Bila anda ingin merubah ukuran </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>Read</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>More</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>Pada</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>Blog</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">, </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>Blogspot</strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">, </span><em style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><strong>Blogger </strong></em><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">anda, ubah aja di bagian- </span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> bagian kode di bawah ini, dan Ubah angka nya sesuai kebutuhan:</span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: red; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 18px; text-align: justify;"> summary_noimg</span><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> = 430; adalah tinggi potongan artikel tanpa gambar</span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><b style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><span style="color: red;"> summary_img</span></b><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> = 340; adalah tinggi potongan artikel dengan gambar</span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><b style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><span style="color: red;"> img_thumb_height</span></b><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> = 100; adalah ukuran tinggi thumbnail</span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><b style="background-color: #f3f3f3; color: red; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> img_thumb_width</b><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> = 120; adalah ukuran lebar thumbnail</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<ul>
<li><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> langkah Selanjutnya cari kode</span><b style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> <data:post.body/></b><span style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"> lalu ganti tag <data:post.body/> tersebut dengan kode script di bawah ini :</span></li>
</ul>
<br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><b:if cond='data:blog.pageType != &quot;item&quot;'></span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><div expr:id='&quot;summary&quot; + data:post.id'><data:post.body/></div></span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><script type='text/javascript'>createSummaryAndThumb(&quot;summary<data:post.id/>&quot;);</span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"></script></span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><span class='rmlink' style='float:right;padding-top:20px;'></span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><a expr:href='data:post.url'>&#187;&#187;&#160;&#160;<span style="color: red;">READMORE</span>...</a></span></span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"></b:if></span><br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'><data:post.body/></b:if></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: #f3f3f3; color: #3366ff; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<ul>
<li>dan untuk kata <span style="color: red; font-weight: bold;">" READ MORE "</span> bisa diganti sesuai dengan selera anda.</li>
</ul>
</div>
<br style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><div style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
setelah dipastikan semua udah terpasang dengan benar langkah selanjutnya adalah simpan template dan </div>
<div style="background-color: #f3f3f3; color: #191919; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
coba lihatlah hasilnya.</div>
<div>
<br /></div>
</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-72614910879832851522012-12-14T23:39:00.001+07:002012-12-14T23:39:17.857+07:00Pedoman Beasiswa PPA dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">KATA PENGANTAR</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikandan Kebudayaan berupaya mengalokasikan dana untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayai pendidikannya, dan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang mempunyai prestasi tinggi, baik di bidang akademik dan atau non akademik. Agar program bantuan biaya pendidikan dan beasiswa dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip 3T, yaitu: Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, dan Tepat Waktu, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan pedoman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbitan pedoman ini diharapkan dapat memudahkan bagi para pengelola agar penyelenggaraan program dapat terlaksana sesuai dengan harapan kita semua. Selain itu pedoman ini diharapkan juga dapat memudahkan bagi para mahasiswa yang akan mengusulkan sebagai calon penerima beasiswa, dan memudahkan bagi mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai penerima beasiswa untuk menjalankan hak dan kewajibannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan terbitnya pedoman ini, proses penyaluran/ pemberian PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dan BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) kepada mahasiswa diharapkan akan berjalan dengan lebih baik, dan mahasiswa dapat mengikuti studinya dengan lancar yang diharapkan mampu meningkatkan prestasinya yang akhirnya dapat ikut andil dalam meneruskan perjuangan bangsa menuju pembangunan Indonesia sejahtera.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepada para pimpinan perguruan tinggi dan Kopertis Wilayah kami harapkan dapat melakukan sosialisasi, seleksi dan pengelolaan/penyaluran bantuan biaya pendidikan dan beasiswa mengacu kepada pedoman ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah membantu dalam mewujudkan buku pedoman ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jakarta, Agustus 2010</div>
<div style="text-align: justify;">
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Djoko Santoso</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">I. PENDAHULUAN</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. LATAR BELAKANG</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Hak setiap warga negara tersebut telah dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya, dan berhak mendapatkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 (1.c), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 12 (1.d), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengacu kepada Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut, maka Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Kementerian Pendidikan Nasional, mengupayakan pemberian bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang orang tua/walinya kurang mampu membiayai pendidikan, dalam bentuk Bantuan Biaya Mahasiswa (BBM) dan Beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dalam bentuk Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. DASAR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C. TUJUAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Meningkatkan akses dan pemerataan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi rakyat Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah, karena tidak mampu membiayai pendidikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Meningkatkan prestasi dan motivasi mahasiswa, baik pada bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>D. SASARAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa berprestasi (baik pada bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler).</div>
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa dengan prestasi minimal yang orang tua/wali-nya tidak mampu membiayai pendidikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">II. KETENTUAN UMUM</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. STATUS MAHASISWA</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa calon/penerima beasiswa adalah mahasiswa yang kuliah pada perguruan tinggi pengelola program beasiswa dari Kementerian Pendidikan Nasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa calon/penerima beasiswa adalah mahasiswa yang masih aktif, dalam jenjang pendidikan Diploma dan Sarjana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. WAKTU</b></div>
<div style="text-align: justify;">
PPA dan BBM diberikan kepada mahasiswa aktif berdasarkan periode tahun anggaran berjalan Kementerian Pendidikan Nasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C. ALOKASI</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuota calon penerima pada setiap perguruan tinggi ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Besarnya dana dialokasikan sesuai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sekurang-kurangnya Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per mahasiswa per bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Khusus bagi mahasiswa baru diberikan mulai semester I dengan mempertimbangkan antara lain nilai ujian nasional dan nilai rapor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">III. KETENTUAN KHUSUS</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. PERSYARATAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Umum</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diberikan dengan mempertimbangkan prestasi dan latar belakang memampuan ekonomi orang tua kepada mahasiswa:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Jenjang S1/Diploma IV paling rendah duduk pada semester II dan paling tinggi duduk pada semester </div>
<div style="text-align: justify;">
VIII.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Diploma III, paling rendah duduk pada semester II dan paling tinggi duduk pada semester VI.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, mengajukan permohonan tertulis kepada</div>
<div style="text-align: justify;">
Rektor/Ketua/Direktur atau pimpinan perguruan tinggi yang berwenang untuk mendapatkan bantuan </div>
<div style="text-align: justify;">
dengan melampirkan berkas sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS) atau yang sejenis </div>
<div style="text-align: justify;">
sebagai bukti mahasiswa aktif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Fotokopi rekening listrik bulan terakhir dan atau bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan </div>
<div style="text-align: justify;">
(PBB) dari orang tua/walinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
c. Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari sumber lain di lingkungan Kemdiknas yang diketahui oleh </div>
<div style="text-align: justify;">
Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
d. Fotokopi kartu keluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
e. Rekomendasi dari pimpinan Fakultas/Jurusan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Khusus</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Calon penerima wajib melampirkan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA):</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Fotokopi transkrip nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 3,0 yang disahkan oleh </div>
<div style="text-align: justify;">
pimpinan perguruan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2) Surat keterangan penghasilan orangtua/wali pemohon yang disahkan oleh pihak yang berwenang (bagi </div>
<div style="text-align: justify;">
pegawai negeri/swasta disahkan oleh Bagian Keuangan, dan yang bukan pegawai negeri/swasta </div>
<div style="text-align: justify;">
disahkan oleh Lurah/Kepala Desa).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM):</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Surat Keterangan tidak mampu atau layak mendapat bantuan yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala </div>
<div style="text-align: justify;">
Desa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2) Fotokopi transkrip nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 2,50 yang disahkan oleh </div>
<div style="text-align: justify;">
pimpinan perguruan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3) Fotokopi piagam atau bukti prestasi lainnya (ko-kurikuler dan atau ekstra kurikuler) yang </div>
<div style="text-align: justify;">
diselenggarakan oleh Kemdiknas dan atau organisasi lain baik pada tingkat Nasional, Regional, maupun </div>
<div style="text-align: justify;">
Internasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perguruan tinggi negeri/kopertis, karena alasan atau kondisi tertentu dapat menambahkan ketentuan dan atau syarat tambahan, termasuk mengubah batas IPK terendah. Penambahan dan atau perubahan dimaksud harus dilaporkan kepada Ditjen Dikti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. PENETAPAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Mahasiswa sebagai penerima beasiswa ditetapkan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan dalam </div>
<div style="text-align: justify;">
pedoman ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Apabila calon penerima melebihi kuota yang telah ditetapkan, maka perguruan tinggi dapat menentukan </div>
<div style="text-align: justify;">
mahasiswa penerima beasiswa sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Mahasiswa yang mempunyai IPK paling tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2) Mahasiswa yang mempunyai SKS paling banyak (jumlah semester paling sedikit)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3) Mahasiswa yang memiliki prestasi di kegiatan ko/ekstra kurikuler (olahraga, teknologi, seni/budaya </div>
<div style="text-align: justify;">
tingkat internasional /dunia, Regional/Asia/Asean dan Nasional).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4) Mahasiswa yang (orang tuanya) paling tidak mampu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Mahasiswa sebagai penerima beasiswa ditetapkan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan dalam </div>
<div style="text-align: justify;">
pedoman ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Apabila calon penerima melebihi kuota yang telah ditetapkan, maka perguruan tinggi dapat menentukan </div>
<div style="text-align: justify;">
mahasiswa penerima beasiswa sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Mahasiswa yang (orang tuanya) paling tidak mampu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2) Mahasiswa yang memiliki prestasi di kegiatan ko/ekstra kurikuler (olahraga, teknologi, seni/budaya </div>
<div style="text-align: justify;">
tingkat internasional /dunia, Regional/Asia/Asean dan Nasional).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3) Mahasiswa yang mempunyai IPK paling tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4) Mahasiswa yang mempunyai SKS paling banyak (jumlah semester paling sedikit)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">IV. MEKANISME</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. PERSIAPAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemdiknas menetapkan kuota masing masing Perguruan Tinggi Negeri dan Kopertis. Pimpinan perguruan tinggi memberitahukan kepada semua mahasiswa melalui Fakultas dan atau Jurusan/Departemen atau sesuai dengan struktur organisasi perguruan tinggi yang bersangkutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pimpinan Kopertis Wilayah memberitahukan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta yang ada di wilayahnya. Setiap pimpinan Fakultas dan atau Jurusan/Departemen atau sesuai dengan struktur organisasi perguruan tinggi memberitahukan kepada semua mahasiswa secara terbuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. SELEKSI</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pimpinan Perguruan Tinggi menyeleksi usulan mahasiswa calon penerima beserta beserta persyaratan yang telah ditentukan berdasarkan usulan yang telah diseleksi oleh setiap pimpinan Fakultas dan atau Jurusan/Departemen atau sesuai dengan struktur organisasi perguruan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi Perguruan Tinggi Negeri, hasil seleksi ditetapkan oleh Rektor/Ketua/Direktur atau yang diberi wewenang untuk itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi Perguruan Tinggi Swasta, hasil seleksi diusulkan oleh Rektor/Ketua/Direktur atau yang diberi wewenang ke Kopertis Wilayah yang bersangkutan untuk ditetapkan sesuai dengan hasil seleksi administrasi yang mengacu pada kuota.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perguruan Tinggi Negeri dan Kopertis mengunggah (upload) hasil penetapan penerima (nama mahasiswa dan informasi lainnya sesuai form) melalui sistem informasi manajemen data beasiswa (http://simb3pm.dikti.go.id) dan mengirimkan Surat Keputusan (SK) Rektor/Ketua/Direktur/Koordinator Kopertis kepada Dikti dalam bentuk hardcopy (tanpa lampiran).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C. PENYALURAN DANA</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pimpinan Perguruan Tinggi menyalurkan dana kepada mahasiswa dengan perhitungan setiap bulan, dan penyalurannya dapat digabungkan beberapa bulan, maksimal setiap enam bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pimpinan Kopertis Wilayah menyalurkan dana kepada mahasiswa melalui Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta dengan perhitungan setiap bulan, dan penyalurannya dapat digabungkan beberapa bulan, maksimal enam bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyaluran dana dari perguruan tinggi kepada mahasiswa disarankan melalui rekening mahasiswa atau pembayarannya melalui bank.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dana tidak boleh dipotong untuk keperluan apapun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dana yang tidak tersalurkan dapat dialihkan kepada mahasiswa lain yang memenuhi persyaratan melalui keputusan Rektor/Ketua/Direktur/Koordinator Kopertis. Apabila masih terdapat sisa dana yang tidak dapat disalurkan, maka wajib dikembalikan ke Kas Negara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila alokasi penerima PPA dan BBM kurang dari kuota yang telah ditetapkan, maka sisa dana wajib dikembalikan ke rekening Kas Negara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>D. PENGHENTIAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemberian PPA dan BBM dihentikan apabila mahasiswa:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Telah lulus;</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengundurkan diri/cuti;</div>
<div style="text-align: justify;">
Menerima sanksi akademik dari Perguruan Tinggi;</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak lagi memenuhi syarat yang ditentukan;</div>
<div style="text-align: justify;">
Memberikan data yang tidak benar;</div>
<div style="text-align: justify;">
Meninggal dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">V. MONITORING DAN EVALUASI</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Agar program beasiswa PPA dan BBM tetap dapat dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan atau ketentuan yang ditetapkan, Ditjen Dikti akan melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi sesuai panduan dan waktu yang akan ditentukan setiap tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">VI. PELAPORAN</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Paling lambat pada bulan November tahun anggaran berjalan, Perguruan Tinggi Negeri dan Kopertis Wilayah wajib membuat laporan (dengan sistematika bebas) yang berisi penjelasan kualitatif sesuai terkait substansi pada laporan program (VI.A) didukung data kuantitatif dan atau visual yang merupakan ringkasan/rekapitulasi data dari http://simb3pm.dikti.go.id serta laporan keuangan (bukti transfer dan atau tandatangan mahasiswa) dalam bentuk hardcopy.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. LAPORAN PROGRAM</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pelaporan program berprinsip pada 3T (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, & Tepat Waktu).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>1. Tepat Sasaran</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PPA dan BBM telah disalurkan kepada mahasiswa yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam pedoman dengan menyebutkan jumlah mahasiswa putra dan putri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>2. Tepat Jumlah</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Jumlah mahasiswa penerima beasiswa sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Apabila jumlah mahasiswa calon penerima PPA dan BBM yang memenuhi persyaratan melebihi dari kuota yang telah ditetapkan, maka Perguruan Tinggi Negeri dan atau Kopertis Wilayah menyampaikannya dalam laporan untuk mengusulkan tambahan kuota pada tahun berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3. Tepat Waktu</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
PPA dan BBM telah disalurkan kepada mahasiswa sesuai dengan waktu sebagaimana diatur dalam mekanisme penyaluran dana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. LAPORAN KEUANGAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan keuangan terdiri atas daftar penerima disertai lampiran copy buku tabungan, bukti transfer, dan/atau tanda terima penyaluran PPA dan BBM dalam bentuk hardcopy yang disimpan di perguruan tinggi dan siap dikirimkan apabila diminta ke alamat:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan</div>
<div style="text-align: justify;">
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi</div>
<div style="text-align: justify;">
Kementerian Pendidikan Nasional</div>
<div style="text-align: justify;">
Gedung D Lt. 7</div>
<div style="text-align: justify;">
Jalan Jenderal Soedirman Pintu I Senayan Jakarta 10270</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
email: </div>
<div style="text-align: justify;">
- belmawa@dikti.go.id</div>
<div style="text-align: justify;">
- subditmawa@dikti.go.id</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-72322590258060379862012-12-14T09:52:00.001+07:002012-12-14T11:35:06.036+07:00Kos-Kosan Mahasiswa<br />
<div style="text-align: justify;">
Sering terdengar di telinga kita kamar sewa atau biasa di sebut kos-kosan yang berada banyak di dekat kampus dan pabrik-pabrik besar yang berada di tengah kota yang merupakan tempat bernaung, beristirahat dan tempat barang kita dari kampung di simpan. Namun melihat realitas yang ada Mahasiswalah yang menjadi sebagian besar penghuni di tempat yang dinamakan kos-kosan tersebut, dengan alasan tempat asal atau kampung halaman jauh dari Kampus demi mengirit pengeluaran anggaran tiap Tahun hingga pada bulanan. Sebagai salah satu faktor pendukung untuk belajar dengan tenang tanpa ada ganguan dari sanak keluarga seorang mahasiswa yang jauh dari kampung halaman maka di butuhkan tempat sementara, oleh karenanya mereka meyewa kamar (kos). Dapat dikatakan bahwa seorang mahasiswa mempunyai kesehariaan atau pekerjaan yaitu belajar tanpa mengenal waktu, baik di ruang kelas maupun ketika tugas-tugas di berikan oleh para pengajar yang membawakan rata-rata 8-9 mata kuliah yang notabenenya memliki minimal 23-24 SKS tiap semesternya (6 bulan). Melihat hal tersebut dapat dikatakan semester 1 hingga pada semester 5 mahasiswa di sibukkan dengan memburu angka-angka demi Ideks prestasi yang di tanamkan oleh kampus yang menyatakan bahwa angka 1,2,3 dan seterusnya merupakan tingkat kecerdasan seorang mahasiswa mampu bersaing dalam menjalani kehidupan di dunia seperti perkataan Dawin menyatakan “ yang kuatlah yang mampu bertahan”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kampus yang dapat di katakan sebagai pencetak manusia-manusia yang tercerahkan dan bijaksana karna ilmunya hampir di katakan telah bergeser dengan makna sebenarnya yang terbahasakan didalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, merupakan azas pedidikan di Indonesia. Berkaca dari hal tersebut hampir di katakan sebagian besar mahasiswa akan menghabiskan waktunya di Kos mereka atau bahkan di warnet yang kemudian melupakan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai seorang mahasiswa dimana salah satunya bentuk pengabdian kepada masyarakat bersifat terus-menerus tanpa meski di jadwalkan seperti dicanangkan oleh pihak kampus; KKN dan KKLP yang katanya mengabdi kepada masyarakat pada kenyataan menjadi tempat liburan massal bagi mahasiswa, hak tersebut tak lepas dari akibat Akademik yang begitu Full time, oleh karenanya mahasiswa oga-ogahan saja terhadap kegitan yang kemudian hadir dikampus yang menyebabkan terhapusnya pemikiran kritis dan intelektual progresif. Namun tak pelak juga ada sebagian mahasiswa yang sadar akan fenomena tersebut yang akhirnya memilih untuk sadar akan realitasnya sebagai seorang mahasiswa yang kemudian hadir di lingkungannya untuk berbuat hal-hal yang dianggap berbeda dari mahasiswa Akademik, yang kemudiaan mengukur Indeks Prestasinya bukan pada tataran akademik melainkan pada tataran ketidak puasan akan pengetahuan yang tidak berpatokan angka-angka tetapi peran di lingkungan, baik terhadap internal sendiri ataupun juga eksternal. Mahasiswa seperti inilah yang kemudian menjadikan Kos mereka hanya sebagai tempat menumpukkan barang, Mandi dan ganti pakaian Selama itu belum mengganggu dirinya untuk di pakai. Bagi mereka pula terkadang sebuah kos adalah tempat public (bersama) Belajar (kajian da dialog) yang merupakan tempat merumuskan perubahan yang dicita-citakan dapat dikatakan setara dengan sekertariat pada umumnya, Namun bagi mereka justru di luarlah sebenar-benarnya tempat kos ituberada. Dalam hal inilah Mereka di sebut di kalangan para Mahasiswa sebagai orang yang aktif dalam pencariaannya menemukan kebenaran, sampai pada ikut serta mewakili aspirasi bukan hanya kepentingannya semata melainkan kepentingan orang banyak tanpa melihat besar kecil hal tersebut, seperti ungkapan Imam Ali As “ Jangan Melihat siapa yang mengatakan tapi dengar apa yang dikatakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peletakan mahasiswa yang aktif ini di sebut sebagai Aktivis kampus. Seorang aktivis kampus merupakan pelekatan kata yang memliki makna yang sering menggugat, bersifat skeptis (kritis), intelektual, terscerahkan dan masih banyak lagi kata yang melekat sebagai inspirasi dari perbuatan melawan kemapanan kampus. Mahasiswa yang satu tak menjadi arogansi mendalam bagi para birokrasi kampus,ia di jadikan ssebgai manusia yang kasar dan berbudi pekrti dalam paham birokrasi kampus. Namun hal tersebut tidaklah menyurutkan tekatnya untuk berbuat demi seperti kutipan ini : Seorang aktivis ibarat sebuah Martir yang membuka jalan. Tapi jalan itu bukan untuknnNya”(sabda dalam persemayaman). .</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-61442293246239969042012-12-14T07:30:00.002+07:002012-12-14T07:30:55.044+07:00Retorika Aktivis Kampus<div style="text-align: center;">
<img src="http://2.bp.blogspot.com/-UfWLMDuoshk/Tu9EFqhXsnI/AAAAAAAAAEI/QCfeKZ9q8Qo/s1600/Aktifis+kampus.jpg" style="text-align: justify;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak persepsi yang berkembang bahwa seorang aktivis kampus atau seorang organisator merupakan mahasiswa yang terlena dan tidak jelas tujuan untuk menata masa depan, karena kebanyakan para aktivis kampus cenderung melalaikan perkuliahan hingga telat tamat, jarang masuk kuliah, sering kali mendapatkan nilai C atau D bahkan IPK yang bobrok, ya itulah fenomena yang marak terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun tidak semua begitu dan dibalik itu semua, tahukah kita dan pernahkah kita membuka pikiran? bahwa seorang aktivis kampus yang benar-benar memegang teguh idealis merupakan sosok dipandang kecil tapi berfikiran dan mencoba untuk menjadi agent of change dengan bentuk pengorbanan, pengabdiannya dan kepeduliannya terhadap kondisi yang terjadi pada tataran mahasiswa, birokrasi kampus, masyarakat, kaum pekerja dan korban kekuasaan elit-elit politik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demonstrasi, aksi solidaritas sosial, forum diskusi, seminar dan kajian ilmiah dan masih banyak lagi lainnya adalh merupakan wujud dari pemikiran yang terealisasi dari mereka untuk menujukan kepada dunia bahwa mereka PEDULI.</div>
<div style="text-align: center;">
<img height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/_Jlsniua1uVs/SYRdMliCeMI/AAAAAAAAA6E/WXrVq-_dJG4/s320/REFORMASI.jpg" width="291" /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka berusaha bagaimana membagi waktu antara kuliah sebagimana tugasnya sebagai mahasiswa akademis, antara orang tua, sang kekasih, sahabat dan rutinitas ganda, seandainya mereka mau mereka bisa saja seperti kebanyakan mahasiswa lain, yaitu menyelesaikan kuliah cepat dengan berbagai cara, kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak, menikah, mempunyai anak, bahagia dengan keluarganya, memperkaya diri, naik haji hingga kemudian membusuk mati, yah sebuah kehidupan yang begitu terpola sehingga membentuk pribadi-pribadi kerdil, individualis, apatis dan sangat egois, jika kita seorang muslim tentu kita mengenal sosok nabi Muhammad SAW, beliau merupakan cerminan bagaimana berjuang untuk kemaslahatan hidup orang banyak, membela kebenaran dan menjadi teladan umat, bukan hanya Nabi besar kita begitu banyak rentetan aktivis yang berjuang demi sebuah kebenaran dan keadilan, SOEKARNO, BUNG HATTA, MUNIR, SOE HOK GIE, PARA AKTIVIS 98 dan masih banyak lagi, bayangkan jika sosok mereka tidak pernah hadir dalam sejarah negara ini? akankah agama ISLAM tetap ada? atau MERAH PUTIH tetap berkibar? Akankah kita bisa hidup berdemokrasi tanpa adanya OTORITAS yang membatasi? dan Adakah sosok yang menginspirasi PEMUDA dan MAHASISWA?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aktivis kampus tidak mendapatkan Gaji, mereka tidak mendapatkan dan mengharapkan perhatian dan penghargaan dari hallayak namun dengan segala keterbatasan ia tetap berjuang dan berkorban walaupun begitu banyak cemoh'an, Teruslah berjuang para aktivis kampus, setidaknya tuhan tahu apa yang engkau perjuangkan dan apa yang cita-citakan. tuhan mencitai hambanya yang menyatakan bahwa yang benar-benar adanya dan yang batil, batil adanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
HIDUPLAH INDONESIA RAYA...!!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
NB : <i>Aktivis kampus dalam catatan ini merupakan aktivis yang memegang teguh idealis bukan aktivis kacangan yang memanfaatkan jabatan dan beretorika kritik demi menjilat sebuah pertukaran keuntungan dan menjadi anjing-anjing politisi dan elit-elit tertentu.</i></div>
<br />
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-80467318961594533042012-12-14T07:11:00.000+07:002012-12-14T07:23:18.797+07:00Urgensi Gerakan Mahasiswa Dalam Perubahan Bangsa<br />
<div style="text-align: justify;">
MAHASISWA adalah salah satu elemen yang vital dan mempunyai peran yang penting dalam mengawal dan melakukan sebuah perubahan di setiap negara, setidaknya dalam pemerintahan birokrasi kampus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peran dan tanggung jawab mahasiswa dalam melakukan kerja-kerja gerakan dalam sebuah perubahan tersebut menjadi suatu hal yang lumrah dalam garis sejarah sebuah bangsa. Apalagi dalam sejarah perubahan bangsa kita “Indonesia”. Mahasiswa merupakan bagian dari struktur sosial yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat, maka tidak heran apabila orang menyebutnya sebagai agent of change and social control.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gelar yang dinobatkan oleh masyarakat kepada mahasiswa bukan tanpa alasan dan terjadi dengan sendirinya. Ada sejarah besar yang pernah ditorehkan oleh kaum mahasiswa baik pra-kemerdekaan maupun pascakemerdekaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkaca pada sejarah, banyak sekali rentetan perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam merespons dan mengawal pemerintah demi menegakkan keadilan bagi seluruh masyarakat. Mulai dari Gerakan Boedi Oetomo tahun 1908, Indonesche Vereeninging tahun 1922, Gerakan mahasiswa Orde Lama-Orde Baru dan kemudian taring organisasi mahasiswa semakin memuncak pada saat indonesia menuju reformasi 1998. Saat itu, seluruh organisasi gerakan mahasiswa bersatu menginginkan dihapusnya rezim Suharto dan reformasi struktural dalam mengatasi krisis ekonomi global. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam konteks ini, amanat sosial yang diemban mahasiswa begitu berat dan penuh dengan tantangan. Di satu sisi, mahasiswa dituntut untuk produktif dalam hal pengetahuan kampus (akademis). Di sisi lain, mahasiswa dituntut peka dalam persoalan sosial kemasyarakatan. Sehingga kehidupan mahasiswa harus seirama antara kebutuhan pribadi dan sosial.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akan tetapi fenomena hari ini kehidupan mahasiswa cenderung berbalik arah dari kehidupan mahasiswa silam. Semangat organisasi yang dahulu menjadi senjata utama dalam mengawal pemerintah kini mulai luntur. Menurut pengamatan penulis, setidaknya ada beberapa hal yang mempengaruhi hal itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama, pola pikir mahasiswa yang cenderung hedonis dan uforia. Inilah kemudian yang disebut dengan kehidupan modern. Mahasiswa cenderung apatis terhadap kehidupan para aktivis (panggilan mahasiswa yang berorganisasi) karena terkesan urakan dan menjadi sampah kampus. Sebab idealitas yang dibangun kaum aktivis adalah kematangan dalam pengetahuan dibandingkan mengutamakan penampilan. Mahasiswa saat ini lebih enjoy menjadi mahasiswa trendy, yang mengedepankan penampilan ketimbang kekuatan intelektualitas, sehingga tidak heran jika kampus hanya dijadikan sebagai ajang fashion (gaya).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua, sistem pendidkan yang ada di kampus semakin mempersempit ruang gerak mahasiswa untuk beraktivitas di luar kampus. Seperti contoh adanya ketentuan mahasiswa untuk mengisi absensi kehadiran dalam satu semester 75 persen. Jangankan berfikir untuk berorganisasi, untuk mencapai target 75 persen saja bagi mahasiswa adalah hal sulit. Dampaknya, mahasiswa lebih memilih menjadi kaum akademisi yang aktif kuliah ketimbang berorganisasi. Mereka berasumsi, berorganisasi akan menghambat perkuliahan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal jelas apa yang dinyatakan oleh Paulo Freire selaku tokoh pendidikan bahwa pendidikan merupakan ruang proses penyadaran bagi manusia, bukan untuk memasung kreativitas dan potensi mahasiswa dengan sekian peraturan yang ada dalam kampus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah kenyataan sejarah bahwa sekian hal perubahan-perubahan yang terjadi dalam negeri ini kita bisa melihat bahwa peran serta mahasiswa didalamnya sangat besar dan selalu menjadi garda terdepan dalam perubahan-perubahan tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanggung jawab dan rasa keterpanggilan mahasiswa di setiap angkatannya mampu mewarnai deru sejarah negeri ini. Dan ruang yang di jadikan proses tak lain adalah organisasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peristiwa 1908, yang dijadikan sebagai momentum awal kebangkitan nasional Indonesia merupakan periode nasional yang banyak diisi oleh para mahasiswa bangsa ini. Sumpah pemuda 1928 yang melahirkan kebulatan tekad bangsa ini pun tidak terlepas dari peran mahasiswa dengan komunitas Jong-jongnya pada saat itu. Belum lagi peristiwa-peristiwa penting lainnya yang terjadi prakemerdekaan yang kesemuanya tidak mungkin terlepas dri adanya peran aktif mahasiswa-mahasiswa Indonesia pada saat itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Soetomo, Soekarno, Hatta, M. Yamin, mereka semua adalah para founding fathers kita yang berangkat dari semenjak mahasiswa aktif di organisasi mahasiswa hingga menjadi pelopor perjuangan kemerdekaan bagi bangsa ini. Semoga semangat organisasi kembali tumbuh di kampus dan dapat menberikan kontribusi berarti terhadap perubahan bangsa yang lebih baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: <b>Romel Masykuri </b><i>(Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga)</i></div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-26567960707056740122012-12-12T07:38:00.000+07:002012-12-14T07:38:44.322+07:00Langit Mendung di Atas Kampus<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
INI jeritan hati seorang guru. Mungkin sekali juga jeritan hati seorang dosen dan orang tua. Mari kita hitung. Berapa lama mendidik seorang anak sejak dari taman kanak-kanak (TK) sampai berhasil menjadi sarjana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu masih harus berjuang lagi jika ingin menempuh strata S-2, kemudian naik lagi S-3. Itu semua mungkin memerlukan waktu minimal 20 tahun. Untuk berhasil meraih gelar profesor, seorang dosen bahkan perlu perjuangan lanjutan lagi. Bayangkan, betapa banyak biaya dan pengorbanan yang mesti dikeluarkan baik tenaga, pikiran, uang, maupun emosi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Membayangkan itu semua maka sangat wajar kalau acara wisuda sarjana merupakan hari kegembiraan dan pelepasan dari semua lelah serta penantian panjang. Orang tua berbondong-bondong ke kampus untuk menyaksikan hari bersejarah itu. Para wisudawan mengenakan pakaian toga simbol kelahiran kembali sebagai seorang yang telah dewasa secara intelektual. Mereka berfoto ria untuk mengabadikan momen yang amat mahal dan langka dalam hidup seseorang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah, dengan bekal kesarjanaan, seseorang lalu menapaki jalan hidup serta karier lebih lanjut. Di antara mereka ada yang berkarier sebagai akademisi di lingkungan kampus dan ada pula yang berkarya di jajaran birokrasi pemerintahan ataupun di sektor swasta. Saya sebagai seorang guru, dosen, dan sementara ini dipercayai sebagai pimpinan universitas akhir-akhir ini dibuat sedih dan merenung membaca berita berbagai skandal korupsi yang dilakukan oleh mereka yang latar belakang pendidikannya sarjana, bahkan ada yang dikenal sebagai akademisi dan profesor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh situasi ini membuat pilu. Sebagai seorang guru dan dosen pasti sedih, bertanya-tanya, apa yang salah dengan dunia pendidikan kita? Secara teoritis-normatif seorang sarjana pasti tahu bahwa korupsi itu jahat, bagaikan virus yang akan merusak jaringan tubuh birokrasi yang berujung pada kelumpuhan. Birokrasibukannya bekerjaproduktif memajukan bangsa dan melayani rakyat, melainkan hanya menghabiskan APBN untuk membayar gaji bulanan dan biaya proyek yang jadi kenduri para koruptor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami bertanya-tanya. Apakah pendidikan yang salah, atau mental pejabat kita yang sangat rapuh, ataukah sistem dan kultur birokrasi kita yang ganas dan akan menggilas siapa pun yang bergabung? Saya tidak tahu persis apa jawabannya. Namun, yang pasti hari-hari ini serasa melihat mendung hitam menutupi dunia kampus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita ingin suasana di luar kampus memberikan inspirasi dan motivasi kepada mahasiswa bahwa jalan terbaik untuk meraih sukses adalah belajar keras, menjaga integritas, dan mengembangkan keahlian serta keterampilan komunikasi. Tetapi sangat memilukan, yang selalu saja menjadi sumber pemberitaan adalah drama politik, berita korupsi, mafia hukum, dan dunia selebritis. Saya selalu membayangkan, setiap tahun berapa puluh ribu sarjana diwisuda di seluruh Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi bersamaan dengan itu selalu muncul kepedihan dan pesimisme mengingat sarjana yang kualitasnya bagus dan mudah memperoleh lapangan kerja yang ideal pasti jumlahnya minoritas. Lebih menyedihkan lagi kalau ternyata lapangan kerja yang dimasuki kulturnya busuk. Bertahun-tahun belajar untuk meraih sarjana agar memperoleh lapangan kerja, tapi sampai di tempat kerja, godaannya terlalu berat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori dan etika yang dipelajari di sekolah dijungkirbalikkan. Yang jujur malah terpinggirkan. Yang edan yang kebagian. Begitu pun bagi aktivis mahasiswa yang semasa di kampus menggebu- gebu antikorupsi, ketika bergabung ke parpol atau birokrasi secara drastis berubah perilaku dan gaya hidupnya. Mereka berbuat persis seperti yang mereka kecam ketika sebagai aktivis mahasiswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada juga aktivis mahasiswa yang sudah pintar bermain “proyek”dan keterampilan itu dilanjutkan setelah jadi sarjana dan aktif di parpol atau birokrasi pemerintahan. Yang paling membuat kesal tentu saja jika aparat penegak hukum, khususnya polisi, jaksa, dan hakim, dengan seenaknya mempermainkan pasal undang-undang (UU) dan hukum sebagai medium untuk mengejar uang haram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langit hitam menutupi kampus. Serasa sia-sia menyelenggarakan pendidikan dengan biaya yang mahal kalau instansi lain malah merusak jerih payah guru dan dosen. Atau memang ada yang salah dalam sistem dan kultur pendidikan kita sehingga tidak melahirkan pribadi yang tangguh dengan keterampilan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu sulit panitia seleksi mencari komisioner yang andal, sesulit mencari sebelas pemain sepak bola kelas dunia dari dua ratus juta lebih penduduk Nusantara. Kita cukup puas dan bahagia dapat menikmati piala dunia. Hanya sampai di situ saja. Kita mengagumi sebuah negara demokratis, bebas korupsi, dan rakyatnya makmur. Sementara ini cukup hanya kagum saja dulu. (*)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh : <b>PROF. DR. KOMARUDDIN HIDAYAT</b> <i>(Rektor UIN Syarif Hidayatullah)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Sumber artikel Okezone</i></div>
<br />
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-51094913334541169132012-12-10T08:08:00.000+07:002012-12-14T09:09:56.460+07:00BIROKRAT vs INTELEKTUAL<br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam dunia kerja, birokrasi sering dikeluhkan tidak bisa mengembangkan intelektualitas. Ditambah lagi, isu reformasi birokrasi yang menuntut para birokrat agar profesional mencerminkan buruknya birokrasi selama ini. Beberapa teman birokrat mengeluh terbelenggu kerja-kerja teknis, pengap dengan dunia birokrat yang memaksa dia bermetamorfosis menjadi “makhluk lain” yang bukan dirinya. Idealisme yang dipegang teguh waktu di kampus dihadapkan pada sebuah sistem dan kultur birokrasi yang berbeda. Dalam benaknya sering timbul pertanyaan, benarkah birokrat tidak mungkin menjadi intelektual yang baik? Atau intelektual pasti tidak mungkin menjadi birokrat yang baik?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam perbincangan dengan penulis sering terlontar ketidaksiapannya untuk menjadi birokrat. Kalau bukan tuntutan ekonomi –maklum sudah beristri dan mempunyai beberapa anak– dapat dipastikan teman yang dulunya aktivis mahasiswa ini, sudah keluar dari dunia birokrasi. Problem teman baik penulis ini mengingatkan perdebatan tentang tema yang sama tentang peran sosial intelektual dan posisi ideal dihadapan negara dan masyarakat sipil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Dua Pendekatan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjawab hal itu, ada dua alur pikir. Pertama, tidak mungkin seorang intelektual yang baik menjadi birokrat yang baik, karena watak keduanya yang berbeda. Intelektual berada pada menara gading. Ia adalah rujukan moral ketika ada krisis nilai dalam masyarakat. Ibarat lentera, intelektual selalu siap menerangi siapapun pencari kebenaran. Wataknya yang tidak terikat dengan yang duniawi membuat dia menjaga jarak dengan kekuasaan. Tidak memperdulikan lagi citra diri ataupun kedudukan sosial, intelektual mengarahkan segala dayanya untuk perubahan sosial. Keintelektualannya tidak hanya diuji oleh koherensitas teoritik belaka, lebih dari itu ralitas empiris menjadi ujian akhir dari daya imajinya. Antonio Gramsci mengkoseptualisasikan sebagai intelektual organik, yakni intelektual yang tidak tercerabut dari basis massa dan mengarahkan segala daya untuk proses humanisasi masyarakat. Implikasinya, ia musti menjaga jarak dengan segala bentuk kuasa dan birokrasi. Tak jarang kesendirian dan kesunyian adalah “ruang kerjanya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun birokrat jauh dari kualifikasi yang pertama. Dalam pandangan Hannah Arendt dalam teori tindakannya menyatakan birokrat tidak lebih dari “pekerja”. Tindakan “kerja” ala Hannah Arendt mungkin mirip dengan kasta Sudra dalam tradisi Hindu. Ia dicirikan pada keterikatan duniawi yang kuat. Yang ada dalam pikiran para Sudra adalah bagaimana menumpuk harta yang sebanyak-banyaknya tidak peduli dengan cara memperolehnya. Kesadaran tertingginya adalah harta dan kedudukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara pandang ini lebih mengidentifikasi birokrat tidak lebih dari kepanjangan tangan kekuasaan yang cenderung korup. Paradigma Hobbesian ini seakan menemukan konfirmasinya jika melihat sejarah munculnya birokrasi di negeri ini. Berawal dari pamong praja bentukan kolonial berfungsi menjadi komparador pada sistem sosial kolonialistik waktu itu. Mereka dikondisikan hanya menjadi elit bukan vanguard. Ia dibiarkan berjarak dengan masyarakatnya. Dengan pengkalimatan lain, birokrasi dengan penguasa menjadi satu kesatuan dan rakyat menjadi the other yang diperlakukan sesuai dengan kepentingannya. Karenanya, dinamika model birokrasi yang demikian lebih kedalam bukan keluar. “Dinamika kedalam” dalam pengertian bahwa birokrasi lebih sibuk melayani penguasa dan dirinya sendiri. Pandangan ini juga meyakini meskipun sekarang ada perubahan struktur dan modernisasi sosial politik tidak secara otomatis terjadi transformasi budaya feodal yang melekat pada para birokrat itu yang masih ingin dilayani, bukan aktor transformasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arus besar birokrasi yang demikian tidak mungkin didiami oleh seorang intelektual. Jika memaksakan maka kemungkinan yang terjadi adalah dikucilkan teman-temanya karena mufaraqah yang dilakukan atau, kalau tidak, ikut arus dalam mainstraim. Artinya, tidak mungkin menjadi intelektual yang baik jika masuk dalam dalam birokrasi yang bermuka buruk seperti paparan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua, sangat dimungkinkan seorang intelektual yang baik juga menjadi birokrat yang baik. Intelektual adalah persoalan kualitas individu sedang birokrat fungsi sosial seseorang, keduanya dengan demikian tidak saling meniadakan. Jika pada dasarnya seorang mempunyai kualitas yang memadai maka dunia birokrasi sejelek apapun tidak akan mengubah fungsinya keintelektualannya. Jiwa transformasi dan ketidakterikatannya pada dunia tidak akan tercemar dengan “comberan birokrasi”. Pandangan yang kedua ini menemukan bukti tokoh-tokoh yang tidak tereduksi keintelektualannya karena berenang di lautan birokrasi seperti Sudjatmoko, K.H Wahid Hasyim, Munawir Sadzali dan lain sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena dalam prespektif kedua ini seorang intelektual tidak ditabukan untuk dekat bahkan bagian dari kekuasaan termasuk masuk dunia birokrasi. Justru akan mempunyai nilai lebih. Intelektual yang demikian akan menggunakan kekuasaan yang ada menjadi alat melandaskan angan-angan sosialnya sehingga mendapat pijakan empiris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Belajar dari Habermas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara ringkas dan sederhana Habermas mengkritik kecenderungan modernisasi yang berbasis rasionalitas tetapi justru bersifat irasional. Titik penting kritik Habermas adalah modernitas telah mereduksi rasionalitas menjadi pusposive-rational action. Rasionalitas yang demikian terjebak pada model teknokratik yang birokratis. Administrasi dan tertib organisasi menjadi lebih penting dari substansi. Dengan demikian rasionalitas modern justru tercerabut dari semangat humanisasi yang menjadi idealitas kelahirannya. Misal, program keluarga sakinah hanya ada dalam pembuatan program kerja dan laporan seadanya bahwa kerja itu sudah dilaksanakan dengan mata anggaran sekian, lalu dipertanggungjawabkan secara minimalis asal tidak menyalahi “prosedur normal” birokrasi bisa dikatakan program itu berhasil. Pendekatan teknokratik yang demikian hanya mereduksi program mulia keluarga sakinah hanya diatas kertas tanpa terlibat serius dalam upaya-upaya pemberdayaan yang sesungguhnya. Jika itu bertemu dengan mental “kerja” birokrat bisa jadi program tersebut dijadikan “lahan” menampah pundi-pundi rupiah dengan sedikit modifikasi laporan pertanggunggjawaban.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu Habermas menawarkan kebuntuan dari rasionalitas yang hanya bertumpu pada maximing expected utilities ini dengan tindakan komunikatif yang dibimbing dan mempertimbangkan prhoenosis (nilai baik-buruk) dalam setiap kebijakan dan aplikasinya. Konsekuensi logis lanjutannya, mulai dari perancangan program sampai taraf pelaporan dan evaluasi ada konsistensi nilai atau ideologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral oleh para birokrat. Dengan demikian birokrasi benar-benar menjadi “alat negara” untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya yang dapat dijadikan instrumen efektif untuk perubahan sosial dimasyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waba’du. Dari uraian diatas ada hikmah yang dapat dipetik oleh birokrat, Pertama, hendaknya para birokrat tidak memaknai birokrasi, meminjam teori tindakan Hannah Arendt, menjadi tempat “kerja” tanpa “karya”. “Kerja” hanya berorientasi pada penghasilan dan survivalitas diri dalam pengertian yang minimal. Artinya, orientasi dan keterikatan pada duniawi sangat kuat. Pada titik ini maka “kerja” berlaku hukum rimba : yang kuat dialah yang menang. Akan sulit membedakan kualitas kemanusiaan dengan hewan. Demikian juga akan sulit mengharapkan birokrat yang mempunyai empati, kebijakan yang manusiawi , bersih, jujur dan amanah. Ia akan sangat kaku dan berjalan hanya dengan standar minimal normatif administratif. Maka tidak heran jika dalam hati terdalam para birokrat sering tersembul pernyataan, “pokoknya saya untung, dan selamat serta dapat dipertanggungjawabkan.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua, hendaknya birokrat memperkuat visi kepemimpinan serta mempunyai ideologi dan teori yang transformatif. Jika tidak, maka jangan harap ada empati terhadap perubahan sosial yang mustinya lahir dari kebijakan-kebijakannya. Penulis sendiri mengalami betapa birokrat gagap menghadapi realitas yang terjadi dimasyarakat. Tindakan yang diambil hampir selalu pendekatannya birokratis dan jauh dari pemecahan masalah yang sebenarnya. Dari hikmah itu, tidak berlebihan jika saya membesarkan hati seorang teman dengan berkata : “Tidak usah khawatir, temanku, kau bisa jadi birokrat yang baik dengan memegang idealismemu”. Mudah dinasehatkan, sulit dilakukan bukan?</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-4405866015003226112012-11-09T06:28:00.000+07:002012-12-14T07:00:07.095+07:00Pimpinan oh Pimpinan........<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pesta demokrasi di kampusku yang di adakan setiap tahun sekali merupakan pesta mahasiswa secara resmi yang sangat kompleks yang di adakan oleh BEM/DPM kampus. Ini merupakan pesta penentuan sikap untuk memilih pemimpin yang progresif yang tau cara me menej arah kebijakan birokrasi terhadap kepentinga mahasiswa. Tentu keberadaan mereka di kursi yang telah tersediakan merupan representasi dari suara mahasiswa untuk di sampaikan kepada birokrasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pesta demokrasi kampusku biasanya terjadi persaingan yang sangat ketat baik antar OKP, baik yang primordial, maupun yang skala nasional menunjukan giginya masing-masing kemudian di taburi dengan propaganda yang setinggi langit. Yang seakan menjanjikan kampus ke awan surga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis tidak mensesalkan akan hal itu, akan tetapi paradigma politik internal kampus masih bersikap primordialisme, yang ending akhirnya melahirkan satu diskriminasi plitik yang tidak etis dalm kalangan mahasiswa. Seharusnya itu perlu di bumi hanguskan kalau menurut penulis. Karena. Akan melahirkan satu kontradiktif yang sangat panas. Di anataranya adalah politik pengklaiman yang sangat kental yang seakan akan hanya ada satu suku yang layak menjadi penguasa atau presma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seharusnya menjadi pemimpin itu untuk kampusku itu adalah orang-orang yang berani menyatakan sikap untuk kepentingan rakyat kampus/mahasiswa. Sebab sejarah telah mencatat terkait dengan dinamika kampusku, itu belum ada satupun pemimpin yang memberanikan diri menyatakan sikap. Sebab, tolak ukur kriteria pemimpin untuk konteks ikip itu sejauh mana dia pandai mencarikan solusi terkait dengan sebuah persoalan. Misalnya ketika SPP melambung tinggi, kemudian fasilitas yang tidak memadai, pelayanan birokrasi yang tidak efektif dlln. Tapi kalau seandainya persoalan ini di jadikan sebagai bahan wacana dan retorika belaka, tidak tutup kemungkinan finalnya akan di jadikan referensi politik untuk berkonspirasi negatif atau kepentingan pribadi. Alasannya jelas, jika saja presma menekan aka kepentingan mahasiswa maka dia tidak mendapatka bagian misalnya, di s2 kan oleh kampus, dan begitu pun sebaliknya. Jika presma pandai memainkan peta politik yang dimana birokrasi berada dalam satu posisi yang tidak merugikan maka surga untuk masa depan presma.(bac.ikip politik)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama ini mahasiswa di jebak dalam persoalan kegiatatan yang di canangkan oleh BEM/DPM yang hanya saja di nikmati oleh segelintir kelompok tertentu. Seharusnhya tolak ukur BEM/DPM adalah sejau dia melawan segala kebijakan kampus yang di nilai kurang menguntungkan masa depan mahasiswa, mengingat mahasiswa ikip berlatar belakangkan rakyat kelas bawah dan menengah, pendapatan ortunya cukup, bahkan di bawah standar. Indikatornya adalah keterlambatan mahasiswa membayar SPP dan biaya-biaya lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu, memungkinkah kita bertanya kepada ketua BEM/DPM yang setengah hati itu !</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya rasa wajar sebagi hak seorang mahasiswa yang mempertanyakan persoalan itu. Tapi, tidak tutup kemungkinan jawaban itu akan di ekspor secara detail. Kecuali informasi itu di sebarkan hanya getahnya saja, dan itupun ada konspirasi yang memadai menyangkut masa depan imeg kampus yang harus di jaga oleh orang-orang yang berkepentingan. Jadi mereka tidak sembarang menyebarkan isu akan tetapi isu itu di poles sedemikian rupa oleh kelompok tertentu. Setingan-setingan yang memadai akan persoalan itiu tergantung dari pada tim yang telah di bentuk oleh kampus yang di percayakan untuk memainkan isu-isu itu di tengah-tengah mahasiswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi tidak heran persoalan kampusku dalam konteks SPP yang melambung tinggi di respon pada akhir tahun oleh BEM/DPM institut. Seharusnya awalnya ada kesepakatan tertulis oleh presma terhadap birokrasi kampus, khususnya terkait masalah SPP untuk tidak di naikan lagi pada tahun berikutnya. Kalau saja sikap embel-embel semacam itu yang di tampilkan oleh aktifis oportunis, jadi wajar seluruh mahasiswa selama ini tidak mau tau dengan kondisi kampus yang ada, mengingat seluruh aktifis kampus terjadi sikat-siku dengan birokrasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak heran mahasiswa setiap di tanya Oleh dosennya, kenapa anda tidak masuk ? hampir 70% beralasan kurang enak badan alias sakit. Jadi, dosen yang tidak mau tau akan hal yang subtansial yang tidak masuk dalam kategori logika mereka, tetap akan bersih keras memberinya sanksi yang tidak rasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka dari dengan adanya kondisi kampus yang tidak sehat seperti ini perlu ada sebuah pertimbangan rasional yang murni, memilih pemipimpin yang militan paham akan kondisi rakyat kampus. Yang tau latar belakan</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-56471180308622810352012-11-06T06:12:00.000+07:002012-12-14T07:02:55.274+07:00WANI SILIT WEDI RAI<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wani silit wedi rai adalah peribahasa jawa yang menggambarkan sikap seorang pengecut. Wani silit mengandung arti seseorang hanya beraraninya dari belakang, tidak berani bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan, sedangkan wedi rai mengandung arti takut untuk menunjukkan mukanya dalam arti lain takut untuk mengakui kesalahan dan takut untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia perbuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-K8-ZPyj_bzM/TeNmIuaM9ZI/AAAAAAAAACw/TP9klEaPSCY/s1600/silit.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/-K8-ZPyj_bzM/TeNmIuaM9ZI/AAAAAAAAACw/TP9klEaPSCY/s200/silit.jpg" width="200" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Mungkin banyak contoh yang dapat kita ambil dari sekeliling kita seseorang yang hanya beraninya main dari belakang, ia hanya memanfaatkan orang-orang di sekelilingnya untuk menutupi ketidak mampuannya, padahal ia punya peranan penting untuk memutuskan sebuah masalah. Ia hanya menjadikan orang disekelilingnya sebagai tameng, setiap ada permasalahan selalu dilimpahkan ke orang lain padahal dialah yang seharusnya bertanggung jawab atas semua itu.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah seharusnyalah kita mempunyai sifat ksatria yang berani bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat. Jangan hanya beraninya mengorbankan orang lain untuk keselamatan dirinya sendiri. Resiko apapun harus dihadapi secara gentlemen jangan beraninya hanya main belakang dan selalu melimpahkan masalah ke orang lain serta tidak lari dari rasa tanggung jawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimanapun juga untuk menjadi orang hebat haruslah mempunyai sifat ksatria yang berani bertanggung jawab terhadap apa yang telah diputuskan tanpa harus mengorbankan orang lain. Pada dasarnya hidup memang penuh resiko, baik atau buruknya diri kita, kita sendirilah yang menentukan, jangan pernah takut kalau memang itu semua benar. Katakan salah bila itu salah, dan katakan benar bila itu benar, tidak perlu takut, tidak perlu ragu karena kebenaran itu pastinya akan berujung pada kebaikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wani silit = Berani menunjukkan pantat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Wedi rai = Takut menunjukkan muka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Takut berhadapan muka, hanya berani menunjukkan pantat (berlari menjauh).</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-55414909638109847162012-10-28T11:54:00.000+07:002012-12-18T11:55:27.918+07:00KULIAH VS SEKOLAH<div style="text-align: justify;">
</div>
Banyak banget yang berbeda antara kuliah dan sekolah,tapi ada juga persamaannya. Apakah dunia kampus memang seperti yang kita bayangkan ??<br />
<br />
<b>WAKTU</b><br />
<i>Perbedaan</i> : Kalau masuk sekolah jam 06.30 atau 07.00 sampai siang/sore, saat kuliah jamnya jadi acak. Bisa jadi, kita ada kelas di pukul 09.00 – 11.00,kemudian baru lanjut kuliah lagi pukul 14.30. Atau,dalam seminggu kita hanya kuliah empat hari.Random banget! Terus, tidak ada lagi yang melarang kita bolos, tapi absensi bisa sangat mempengaruhi nilai. Hal lain yang menyenangkan dari kuliah adalah liburan semesternya lebih panjang,bisa sampai tiga bulan.<br />
<br />
<b>PELAJARAN</b><br />
<i>Perbedaan </i>: Karena saat masuk universitas kita sudah memilih jurusan,maka mata kuliahnya pun lebih fokus sesuai bidang tersebut.Biasanya tiap semester akan ada 5 sampai 8 mata kuliah.Selain itu, sistem perkuliahannya adalah moving class.Kadang-kadang kita bisa dapat kelas besar dengan murid mencapai jumlah lebih dari 50 mahasiswa, kadang hanya kelas kecil yang pesertanya kurang dari sepuluh orang.<br />
<br />
<i>Persamaan</i> : Di semester awal kita masih akan ketemu beberapa pelajaran dasar seperti Pancasila,Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.<br />
Kesimpulan : Walaupun banyak bedanya, tapi kita biasanya tidak susah untuk menyesuaikan diri.Kita juga akan menemukan banyak mata kuliah menarik yang bikin kita semangat belajar.Oh iya,lebih praktis kalau kita tidak membawa banyak buku tulis dan menggunakan satu binder file untuk berbagai mata kuliah.<br />
<br />
<i>Persamaan </i>: Hampir tidak ada.Hanya saja masih ada kampus yang menerapkan kuliah paginya dimulai dari jam 07.00 , namun itupun seminggu hanya sekitar satu sampai dua hari saja.<br />
<br />
<i>Kesimpulan</i> : Di sini tanggung jawab kita benar-benar diuji.Karena kita harus bisa mengatur waktu sendiri untuk belajar dan mengerjakan tugas yang pasti akan bertumpuk.Lengah sedikit saja,bisa jadi bikin kita ketinggalan mata kuliah.<br />
<br />
<b>NILAI</b><br />
<i>Perbedaan</i> : Tidak ada sistem remedial atau ujian perbaikan.Kalau nilai kita jelek (nilai minimal C),resikonya adalah tidak lulus dan harus mengulang kembali mata kuliah tersebut selama satu semester.<br />
Standar umum nilai yang bisa kita peroleh adalah : A (angka 80 ke atas),B (70-79), C (60-69), D (50-59), E (50 ke bawah).Untuk nilai A kita akan dapat poin = 4, B =3, C =2, D =1 ,E =0.<br />
Tiap mata kuliah memiliki bobot SKS (Satuan Kredit Semester) tertentu dan nilai yang diperoleh akan dikalikan bobot tersebut.Misalnya mata kuliah X memiliki bobot 4 SKS,dan nilai kita adalah B (3 poin),berarti total nilai kita untuk mata kuliah tersebut adalah 4x3 = 12.<br />
Nantinya,dari rata – rata nilai seluruh mata kuliah akan muncul IP (Indeks Prestasi),dengan skala 1 sampai 4.Untuk bisa lulus,kita harus mengumpulkan jumlah SKS tertentu.Biasanya untuk jenjang S1 adalah 144 SKS,yang umumnya bisa dicapai dalam 8 semester.<br />
<br />
<i>Persamaan</i> : Ada UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester) untuk tiap mata kuliah.Bedanya,ujian bisa berbentuk tes biasa dan bisa pula open book atau tugas (take home test).Itu tergantung kebijakan dosen.<br />
<br />
<i>Kesimpulan</i> : Harus aware dengan nilai kita sendiri.Usahakan jangan sampai mengulang mata kuliah,karena bisa menghambat kelulusan.<br />
<br />
<b>PENGAJAR</b><br />
<i>Perbedaan</i> : Dosen tidak akan repot – repot mengingatkan kita untuk mengumpulkan tugas atau memperhatikan pelajaran.Di sini kitalah yang tanggung jawab penuh terhadap diri sendiri.<br />
<br />
<i>Persamaan</i> : Seperti guru,dosen juga punya berbagai karakter,ada yang killer,santai,seru dan banyak lainnya.<br />
<br />
<i>Kesimpulan</i> : Dengan perbedaan yang cukup signifikan,kitalah yang harus berusaha keras untuk menangkap materi dari dosen dan menggali ilmu mereka.<br />
<br />
<b>PERGAULAN</b><br />
<i>Perbedaan</i> : Kalau waktu sekolah masih ada geng populer,dan ada orang – orang yang berusaha masuk geng tersebut,maka agak berbeda dengan di kampus.Di bangku kuliah,bisa dibilang siapa saja bisa bersinar dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing.Sebaliknya,orang yang pilih – pilih dalam bergaul, akan susah untuk bertahan.Soalnya,di sini kita harus kerjasama dengan banyak teman.Tapi, di saat kuliah pula kita jadi punya kecenderungan untuk lebih individual.<br />
<br />
<i>Persamaan</i> : Anggapan yang bilang kalau kekonyolan,seru – seruan dan sobat kental nggak bakal bisa lagi ditemukan saat kuliah,salah besar.Semua kesenangan itu tetap ada di universitas.<br />
<br />
<i>Kesimpulan </i>: Banyak yang bilang saat inilah masa kita menemukan jati diri, termasuk dalam pergaulan.Memiliki prinsip kuat dan jujur menjadi diri sendiri adalah kunci sukses bergaul di kampus.<br />
<br />
<br />
<b>SENIORITAS</b><br />
<i>Perbedaan </i>: Status senior dan junior tidak begitu berpengaruh lagi.Kita akan membutuhkan satu sama lain.<br />
<br />
<i>Persamaan </i>: Saat awal masuk kuliah,senioritas masih terasa,karena kita akan mengalami masa orientasi.Namun,jangka waktu dan bentuk senioritas ini tergantung culture universitas dan jurusannya.Tapi,umumnya ini dilakukan untuk tujuan baik dan disiapkan dengan matang.Semacam latihan kepemimpinan.<br />
<br />
<i>Kesimpulan </i>: Berteman dengan junior dan senior akan membawa banyak manfaat bagi kita.<br />
<br />
<b>OUTFIT</b><br />
<i>Perbedaan </i>: Good bye seragam sekolah!Di mayoritas universitas,mahasiswanya pakai baju bebas.Di sinilah kita bisa mengeksplorasi gaya.Tapi ingat,kita k eke kampus lho,bukan party.Gaya andalan saat ke kampus adalah yang nyaman,effortless,dan mencerminkan diri kita.Yang tidak kalah penting adalah mengasah kemampuan mix and match.Soalnya,pasti kita akan merasa kehabisan baju untuk dipakai tiap hari.<br />
<br />
<i>Persamaan </i>: Ada beberapa fakultas atau dosen yang menerapkan aturan khusus dalam berpakaian, seperti harus pakai sepatu atau atasan berkerah.<br />
<br />
<i>Kesimpulan </i>: Ketahui dulu rules di tempat kuliah,barulah kita bisa bereksplorasi dengan koleksi pakaian yang dimiliki.Basic item wajib punya = kaos putih berkerah,kemeja semi formal,celana hitam,jeans,sepatu kanvas,flat shoes,/sepatu sandal,plus tas besar (berguna banget untuk bawa buku kuliah yang tebal!)<br />
<br />
<br />
<b>EKSTRAKURIKULER & ORGANISASI</b><br />
<i>Perbedaan </i>: Biasanya tidak disebut OSIS dan ekskur,melainkan Senat/BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).Untuk UKM,pilihan kegiatannya akan lebih beragam.Sementara untuk senat,organisasinya akan lebih kritis dan mengurusi banyak hal,termasuk pengabdian kepada masyarakat.Jadi tanggung jawabnya lebih besar.<br />
<br />
<i>Persamaan </i>: Sama – sama kegiatan ekstra di luar pelajaran/kuliah resmi.<br />
<br />
<i>Kesimpulan </i>: Penting diingat untuk memilih kegiatan berdasarkan minat pribadi dan manfaatnya bagi kita,jangan karena ikuta<br />
<br />
<b>PENSI & ACARA</b><br />
<i>Perbedaan </i>: Tanggung jawab mahasiswa yang menjadi panitia acara akan lebih besar, dari mulai izin,acara,hingga semua biaya.<br />
<i>Persamaan </i>: Tetap ada kegiatan hiburan seperti RULES!<br />
<br />
<i>Perbedaan </i>: Di kampus,aturannya tidak terlalu ribet.Tidak ada lagi yang mengatur warna sepatu ,harus upacara,atau tidak boleh bawa HP.Dan tidak ada pula yang namanya guru BK.Jika kita terlibat masalah, orangtua pun biasanya tidak akan dilibatkan.<br />
<br />
<i>Persamaan </i>: Tetap ada aturan mainnya.<br />
<br />
<i>Kesimpulan </i>: Walaupun dalam beberapa hal akan lebih santai dan tidak banyak aturan,tapi bukan berarti kita bisa meremehkan ketentuan yang ada.Sebaliknya,peraturan yang ada,akan diterapkan secara tegas oleh pihak kampus.Bahkan universitas papan atas tidak segan untuk member skorsing,ketidaklulusan,bahkan sangsi DO (Drop Out) jika sampai kita mencoreng almamater.<br />
<br />
<b>Pensi dan acara menarik lainnya.</b><br />
<i>Kesimpulan </i>: Siap – siap ikutan berbagai acara yang makin seru serta makin banyak dan beragam di banding waktu SMA.<br />
<br />
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-70871502607324202152012-10-24T06:46:00.000+07:002012-12-14T07:46:32.151+07:00Aktivis atau Akademis<br />
<div style="text-align: justify;">
Mahasiswa dibenturkan kepada dua pilihan yaitu menjadi mahasiswa berorganisasi atau menjadi mahasiswa yang hanya mengejar nilai di kelas untuk prestasinya, hal tersebut bisa membingungkan untuk semua mahasiswa, hal tersebut tidak hanya sebagai pilihan semata, namun harus menjadi jalan hidup di kampus, pribadi seorang mahasiswa bisa terbentuk ketika dia terjun di organisasi dalam kampus ataupun organisasi luar kampus, dikarenakan seorang mahasiswa bisa membentuk karakter dari pergaulan dengan orang-orang yang berada di organisasi, dan dalam organisasi mahasiswa diajarkan dalam beberapa hal yaitu, belajar untuk memenej hidupnya, di mana fikiran dia akan terbagi-bagi, anatara ber organisasi dan tujuan utama dari rumah yaitu mengejar prestasi akademis, hal tersebut merupakan suatu faktor penghamabat mahasiswa untuk terjun di organisasi karena mahasiswa terbebani oleh ketakutan bahwa terjun di organisasi akan menghambat study, namun hal tersebut tidak bisa dikatakan benar, malah ketika di organisais mahasiswa justru bisa lebih mengejar prestasi kelas dan hidup, mengapa bisa begitu? Karena , ketika di organisasi mahasiswa akan terlatih untuk mengatur waktunya antara kuliah dan berorganisasi, disamping itu di organisasi kita banyak mengalami pengalaman yang sangat bermanfaat untuk menjalani hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apalagi kalo mahasiswa tersebut menjadi aktivis yang benar-benar aktivis, yaitu maahsiswa yang matang akan pengalaman berorganisasi, bukan hanya setengah-setengah menjadi akitivis. Banyak orang-orang mengatakan bahwa mahasiswa yang terjun di organisasi hanaya mengejar popularitas saja di kampus, yaitu bisa dikenal oleh dosen dan mahasiswa terutama adik tingkat, namun hal tersebut tidak bisa dipungkiri oleh sebagian besar aktivis kampus, namun hal tersebut harus menjadi batu loncatan mahasiswa yang berorganisasi untuk lebih bersemanagat berorganisasi, hal tersebut merupakan sebagian kecil dari manfaat berorganisasi manfaat lainnya sangat banyak ketika seorang mahasiswa berorganisasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan ketika melihat mahasiswa yang tidak mau terjun di organisasi maka pihak birokrat kampus telah gagal untuk mendidik mahasiswanya, karena seseorang yang matang dikelas belum tentu dia bisa matang hidup sosialnya, faktor tersebut diakibatkan kurangnya rangsangan dari pihak birokrat kampus untuk bisa merangsang mahasiswanya untuk terjun diorganisai,hal tersebut merupakan masalah yang cukup serius bagi dunia pendidikan di Indonesia yang hanya mengejar dari segi keilmuan dikelas saja.</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2789180516868040161.post-85746449772093201222012-10-17T05:15:00.000+07:002012-12-14T07:01:04.511+07:00Choice<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap manusia disuguhkan dengan beberapa pilihan mengenai kehidupan. kaya, miskin, pandai, bodoh, kurang, lebih, semuanya adalah pilihan, dan semuanya kembali kepada si pelaku kehidupan itu, apakah memilih sesuatu yang nantinya akan bermanfaat bagi dirinya sendiri, ataukah akan memilih sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi si pelaku kehidupan.</div>
<div style="text-align: justify;">
memilih sebuah pilihan terkadang tidak disadari oleh pelaku kehidupan itu sendiri, maka akan muncul istilah dalam bahasa jawa "blangkon benthole nang mburi, getun tibo mburi" kalau di artikan dalam bahasa Indonesia adalah menyesal pada akhirnya, karena pelaku tidak memikirkan dan memperhitungkan apa-apa yang dilakukannya, maka ia menyesal telah melakukan kesalahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
dewasa ini pun para pemuda yang mengatakan bahwa dirinya adalah agen of change bagi kehidupan, ternyata juga sangat sulit untuk menentukan sebuah pilihan, terkandang banyak nilai-nilai yang berbenturan dengan pemikiran mereka, apalagi pemikiran tersebut datang dari pemikiran orang tua, pasti para orang tua itu akan mengatakan "le, sing nyekolahno awakmu iku sopo? kok wani nuturi wong tuwo? mbokmu ki wes mangan uyahe dunyo pirang tahun, kok ijek sampeyan ceramahi" dalam artian para orang tua, walaupun mereka yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi manusia yang beradap dan berpendidikan tapi mereka pulalah yang sering membenturkan pemikiran mereka yang masih dulu dengan pemikiran anaknya yang telah mengerti kondisi sosial di luar sana. kebimbangan pun muncul pada anak ketika orang tua telah dawuh seperti itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
hmmm, butuh pemikiran yang mendalam, butuh argumen yang meyakinkan untuk bisa membuat jembatan pemikiran, agar pemikiran dulu dan sekarang bisa berjalan dengan damai, tanpa adanya pengempesan pemikiran. bagi para pemuda Indonesia siapkan diri kalian untuk bisa mengatasi perubahan kehidupan, menjadi pemikir atau sekedar penganut kehidupan. semua itu adalah PILIHAN!! :)</div>
Teknik Mesin Universitas Qomaruddinhttp://www.blogger.com/profile/02750451366158254122noreply@blogger.com0