Petualangan Alam Liar

Pengalaman akan keindahan ciptaan Tuhan.

Keindahan yang kurasakan

Pergilah untuk meraih impianmu.

Traditional itu KEREN

Kehilangan Budaya adalah kehancuran Bangsa.

Bukan Emosi

Orang yang paling kuat adalah yang mampu menahan amarah.

Perenungan

Perenungan akan kesalahan-kesalah duniawi.

28 Oktober 2012

KULIAH VS SEKOLAH

Banyak banget yang berbeda antara kuliah dan sekolah,tapi ada juga persamaannya. Apakah dunia kampus memang seperti yang kita bayangkan ??

WAKTU
Perbedaan : Kalau masuk sekolah jam 06.30 atau 07.00 sampai siang/sore, saat kuliah jamnya jadi acak. Bisa jadi, kita ada kelas di pukul 09.00 – 11.00,kemudian baru lanjut kuliah lagi pukul 14.30. Atau,dalam seminggu kita hanya kuliah empat hari.Random banget! Terus, tidak ada lagi yang melarang kita bolos, tapi absensi bisa sangat mempengaruhi nilai. Hal lain yang menyenangkan dari kuliah adalah liburan semesternya lebih panjang,bisa sampai tiga bulan.

PELAJARAN
Perbedaan : Karena saat masuk universitas kita sudah memilih jurusan,maka mata kuliahnya pun lebih fokus sesuai bidang tersebut.Biasanya tiap semester akan ada 5 sampai 8 mata kuliah.Selain itu, sistem perkuliahannya adalah moving class.Kadang-kadang kita bisa dapat kelas besar dengan murid mencapai jumlah lebih dari 50 mahasiswa, kadang hanya kelas kecil yang pesertanya kurang dari sepuluh orang.

Persamaan : Di semester awal kita masih akan ketemu beberapa pelajaran dasar seperti Pancasila,Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Kesimpulan : Walaupun banyak bedanya, tapi kita biasanya tidak susah untuk menyesuaikan diri.Kita juga akan menemukan banyak mata kuliah menarik yang bikin kita semangat belajar.Oh iya,lebih praktis  kalau kita tidak  membawa banyak buku tulis dan menggunakan satu binder file untuk berbagai mata kuliah.

Persamaan : Hampir tidak ada.Hanya saja masih ada kampus yang menerapkan kuliah paginya dimulai dari jam 07.00 , namun itupun seminggu hanya sekitar satu sampai dua hari saja.

Kesimpulan : Di sini tanggung jawab kita benar-benar diuji.Karena kita harus bisa mengatur waktu sendiri untuk belajar dan mengerjakan tugas yang pasti akan bertumpuk.Lengah sedikit saja,bisa jadi bikin kita ketinggalan mata kuliah.

NILAI
Perbedaan : Tidak ada sistem remedial atau ujian perbaikan.Kalau nilai kita jelek (nilai minimal C),resikonya adalah tidak lulus dan harus mengulang kembali mata kuliah tersebut selama satu semester.
Standar umum nilai yang bisa kita peroleh adalah : A (angka 80 ke atas),B (70-79), C (60-69), D (50-59), E (50 ke bawah).Untuk nilai A kita akan dapat poin = 4, B =3, C =2, D =1 ,E =0.
Tiap mata kuliah memiliki bobot SKS (Satuan Kredit Semester) tertentu dan nilai yang diperoleh akan dikalikan bobot tersebut.Misalnya mata kuliah X memiliki bobot 4 SKS,dan nilai kita adalah B (3 poin),berarti total nilai kita untuk mata kuliah tersebut adalah 4x3 = 12.
Nantinya,dari rata – rata nilai seluruh mata kuliah akan muncul IP (Indeks Prestasi),dengan skala 1 sampai 4.Untuk bisa lulus,kita harus mengumpulkan jumlah SKS tertentu.Biasanya untuk jenjang S1 adalah 144 SKS,yang umumnya bisa dicapai dalam 8 semester.

Persamaan : Ada UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester) untuk tiap mata kuliah.Bedanya,ujian bisa berbentuk tes biasa dan bisa pula open book atau tugas (take home test).Itu tergantung kebijakan dosen.

Kesimpulan : Harus aware dengan nilai kita sendiri.Usahakan jangan sampai mengulang mata kuliah,karena bisa menghambat kelulusan.

PENGAJAR
Perbedaan : Dosen tidak akan repot – repot mengingatkan kita untuk mengumpulkan tugas atau memperhatikan pelajaran.Di sini kitalah yang tanggung jawab penuh terhadap diri sendiri.

Persamaan : Seperti guru,dosen juga punya berbagai karakter,ada yang killer,santai,seru dan banyak lainnya.

Kesimpulan : Dengan perbedaan yang cukup signifikan,kitalah yang harus berusaha keras untuk menangkap materi dari dosen dan menggali ilmu mereka.

PERGAULAN
Perbedaan : Kalau waktu sekolah masih ada geng populer,dan ada orang – orang yang berusaha masuk geng tersebut,maka agak berbeda dengan di kampus.Di bangku kuliah,bisa dibilang siapa saja bisa bersinar dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing.Sebaliknya,orang yang pilih – pilih dalam bergaul, akan susah untuk bertahan.Soalnya,di sini kita harus kerjasama dengan banyak teman.Tapi, di saat kuliah pula kita jadi punya kecenderungan untuk lebih individual.

Persamaan : Anggapan yang bilang kalau kekonyolan,seru – seruan dan sobat kental nggak bakal bisa lagi ditemukan saat kuliah,salah besar.Semua kesenangan itu tetap ada di universitas.

Kesimpulan : Banyak yang bilang saat inilah masa kita menemukan jati diri, termasuk dalam pergaulan.Memiliki prinsip kuat dan jujur menjadi diri sendiri adalah kunci sukses bergaul di kampus.


SENIORITAS
Perbedaan : Status senior dan junior tidak begitu berpengaruh lagi.Kita akan membutuhkan satu sama lain.

Persamaan : Saat awal masuk kuliah,senioritas masih terasa,karena kita akan mengalami masa orientasi.Namun,jangka waktu dan bentuk senioritas ini tergantung culture universitas dan jurusannya.Tapi,umumnya ini dilakukan untuk tujuan baik dan disiapkan dengan matang.Semacam latihan kepemimpinan.

Kesimpulan : Berteman dengan junior dan senior akan membawa banyak manfaat bagi kita.

OUTFIT
Perbedaan : Good bye seragam sekolah!Di mayoritas universitas,mahasiswanya pakai baju bebas.Di sinilah kita bisa mengeksplorasi gaya.Tapi ingat,kita k eke kampus lho,bukan party.Gaya andalan saat ke kampus adalah yang nyaman,effortless,dan mencerminkan diri kita.Yang tidak kalah penting adalah mengasah kemampuan mix and match.Soalnya,pasti kita akan merasa kehabisan baju untuk dipakai tiap hari.

Persamaan : Ada beberapa fakultas atau dosen yang menerapkan aturan khusus dalam berpakaian, seperti harus pakai sepatu atau atasan berkerah.

Kesimpulan : Ketahui dulu rules di tempat kuliah,barulah kita bisa bereksplorasi dengan koleksi pakaian yang dimiliki.Basic item wajib punya = kaos putih berkerah,kemeja semi formal,celana hitam,jeans,sepatu kanvas,flat shoes,/sepatu sandal,plus tas besar (berguna banget untuk bawa buku kuliah yang tebal!)


EKSTRAKURIKULER & ORGANISASI
Perbedaan : Biasanya tidak disebut OSIS dan ekskur,melainkan Senat/BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).Untuk UKM,pilihan kegiatannya akan lebih beragam.Sementara untuk senat,organisasinya akan lebih kritis dan mengurusi banyak hal,termasuk pengabdian kepada masyarakat.Jadi tanggung jawabnya lebih besar.

Persamaan : Sama – sama kegiatan ekstra di luar pelajaran/kuliah resmi.

Kesimpulan : Penting diingat untuk memilih kegiatan berdasarkan minat pribadi dan manfaatnya bagi kita,jangan karena ikuta

PENSI & ACARA
Perbedaan : Tanggung jawab mahasiswa yang menjadi panitia acara akan lebih besar, dari mulai izin,acara,hingga semua biaya.
Persamaan : Tetap ada kegiatan hiburan seperti RULES!

Perbedaan : Di kampus,aturannya tidak terlalu ribet.Tidak ada lagi yang mengatur warna sepatu ,harus upacara,atau tidak boleh bawa HP.Dan tidak ada pula yang namanya guru BK.Jika kita terlibat masalah, orangtua pun biasanya tidak akan dilibatkan.

Persamaan : Tetap ada aturan mainnya.

Kesimpulan : Walaupun dalam beberapa hal akan lebih santai dan tidak banyak aturan,tapi bukan berarti kita bisa meremehkan ketentuan yang ada.Sebaliknya,peraturan yang ada,akan diterapkan secara tegas oleh pihak kampus.Bahkan universitas papan atas tidak segan untuk member skorsing,ketidaklulusan,bahkan sangsi DO (Drop Out) jika sampai kita mencoreng almamater.

Pensi dan acara menarik lainnya.
Kesimpulan : Siap – siap ikutan berbagai acara yang makin seru serta makin banyak dan beragam di banding waktu SMA.

24 Oktober 2012

Aktivis atau Akademis


Mahasiswa dibenturkan kepada dua pilihan yaitu menjadi mahasiswa berorganisasi atau menjadi mahasiswa yang hanya mengejar nilai di kelas untuk prestasinya, hal tersebut bisa membingungkan untuk semua mahasiswa, hal tersebut tidak hanya sebagai pilihan semata, namun harus menjadi jalan hidup di kampus, pribadi seorang mahasiswa bisa terbentuk ketika dia terjun di organisasi dalam kampus ataupun organisasi luar kampus, dikarenakan seorang mahasiswa bisa membentuk karakter dari pergaulan dengan orang-orang yang berada di organisasi, dan dalam organisasi mahasiswa diajarkan dalam beberapa hal yaitu, belajar untuk memenej hidupnya, di mana fikiran dia akan terbagi-bagi, anatara ber organisasi dan tujuan utama dari rumah yaitu mengejar prestasi akademis, hal tersebut merupakan suatu faktor penghamabat mahasiswa untuk terjun di organisasi karena mahasiswa terbebani oleh ketakutan bahwa terjun di organisasi akan menghambat study, namun hal tersebut tidak bisa dikatakan benar, malah ketika di organisais mahasiswa justru bisa lebih mengejar prestasi kelas dan hidup, mengapa bisa begitu? Karena , ketika di organisasi mahasiswa akan terlatih untuk mengatur waktunya antara kuliah dan berorganisasi, disamping itu di organisasi kita banyak mengalami pengalaman yang sangat bermanfaat untuk menjalani hidup ini.

Apalagi kalo mahasiswa tersebut menjadi aktivis yang benar-benar aktivis, yaitu maahsiswa yang matang akan pengalaman berorganisasi, bukan hanya setengah-setengah menjadi akitivis. Banyak orang-orang mengatakan bahwa mahasiswa yang terjun di organisasi hanaya mengejar popularitas saja di kampus, yaitu bisa dikenal oleh dosen dan mahasiswa terutama adik tingkat, namun hal tersebut tidak bisa dipungkiri oleh sebagian besar aktivis kampus, namun hal tersebut harus menjadi batu loncatan mahasiswa yang berorganisasi untuk lebih bersemanagat berorganisasi, hal tersebut merupakan sebagian kecil dari manfaat berorganisasi manfaat lainnya sangat banyak ketika seorang mahasiswa berorganisasi.

Dan ketika melihat mahasiswa yang tidak mau terjun di organisasi maka pihak birokrat kampus telah gagal untuk mendidik mahasiswanya, karena seseorang yang matang dikelas belum tentu dia bisa matang hidup sosialnya, faktor tersebut diakibatkan kurangnya rangsangan dari pihak birokrat kampus untuk bisa merangsang mahasiswanya untuk terjun diorganisai,hal tersebut merupakan masalah yang cukup serius bagi dunia pendidikan di Indonesia yang hanya mengejar dari segi keilmuan dikelas saja.

17 Oktober 2012

Choice


Setiap manusia disuguhkan dengan beberapa pilihan mengenai kehidupan. kaya, miskin, pandai, bodoh, kurang, lebih, semuanya adalah pilihan, dan semuanya kembali kepada si pelaku kehidupan itu, apakah memilih sesuatu yang nantinya akan bermanfaat bagi dirinya sendiri, ataukah akan memilih sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi si pelaku kehidupan.
memilih sebuah pilihan terkadang tidak disadari oleh pelaku kehidupan itu sendiri, maka akan muncul istilah dalam bahasa jawa "blangkon benthole nang mburi, getun tibo mburi" kalau di artikan dalam bahasa Indonesia adalah menyesal pada akhirnya, karena pelaku tidak memikirkan dan memperhitungkan apa-apa yang dilakukannya, maka ia menyesal telah melakukan kesalahan.
dewasa ini pun para pemuda yang mengatakan bahwa dirinya adalah agen of change bagi kehidupan, ternyata juga sangat sulit untuk menentukan sebuah pilihan, terkandang banyak nilai-nilai yang berbenturan dengan pemikiran mereka, apalagi pemikiran tersebut datang dari pemikiran orang tua, pasti para orang tua itu akan mengatakan "le, sing nyekolahno awakmu iku sopo? kok wani nuturi wong tuwo? mbokmu ki wes mangan uyahe dunyo pirang tahun, kok ijek sampeyan ceramahi" dalam artian para orang tua, walaupun mereka yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi manusia yang beradap dan berpendidikan tapi mereka pulalah yang sering membenturkan pemikiran mereka yang masih dulu dengan pemikiran anaknya yang telah mengerti kondisi sosial di luar sana. kebimbangan pun muncul pada anak ketika orang tua telah dawuh seperti itu.
hmmm, butuh pemikiran yang mendalam, butuh argumen yang meyakinkan untuk bisa membuat jembatan pemikiran, agar pemikiran dulu dan sekarang bisa berjalan dengan damai, tanpa adanya pengempesan pemikiran. bagi para pemuda Indonesia siapkan diri kalian untuk bisa mengatasi perubahan kehidupan, menjadi pemikir atau sekedar penganut kehidupan. semua itu adalah PILIHAN!! :)

08 Oktober 2012

Dosen dari Aktivis Kampus


Tulisan ini sengaja dibuat sebagai bahan renungan dan mungkin menjadi bahan pertimbangan pihak terkait, seiring dengan akan dibukanya lowongan CPNS Dosen pada Juli 2012 oleh pemerintah. Saya bukan ingin men-justifikasi bahwa dosen yang berasal dari aktivis kampus itu lebih baik, atau ingin mengatakan bahwa aktivis kampus itu harus menjadi dosen, atau tidak pula ingin men-generalisasi semuanya menjadi sederhana.

Saya hanya ingin berbagi cerita, bahwa ternyata (berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi) – para dosen yang dulunya aktivis kampus, terlihat lebih care terhadap masalah-masalah kampus (khususnya kemahasiswaan) dan lebih bijak melihat masalah negeri ini (korupsi, kolusi dan nepotisme).  Saya melihat bahwa; yang gerakannya lebih cekatan, yang interaksi sosialnya lebih cair, yang lebih dekat dengan mahasiswanya, yang kemampuan komunikasinya lebih cakap, yang daya kritisnya lebih kentara, yang kemampuan manajerialnya lebih mumpuni, rata-rata berasal dari komunitas aktivis kampus dulunya.

13418092131265335833Ya, mereka dulunya adalah aktor-aktor gerakan mahasiswa, ada yang di himpunan mahasiswa jurusan, ada yang di senat mahasiswa atau BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), ada yang di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), jabatannya pun beragam: mulai dari ketua, sekjen, koordinator atau staff  biasa, tidak jarang  pula, ada yang dulunya aktif di organisasi ekstra universiter, seperti : KAMMI, HMI, PMII, IMM, dsb. Semasa di kampus, mereka berjibaku dengan segudang aktivitas sosial, mereka tidak egois, dengan hanya belajar untuk semata mengejar IP (Indeks Prestasi) yang tinggi, an sich.

Mereka tahu benar suka dukanya berorganisasi, berdemonstrasi untuk meng-advokasi masalah negeri, berdiskusi dan berdebat dengan birokrasi (dari level jurusan, fakultas, universitas bahkan pejabat negara), mereka bepergian wara-wiri ke kampus lainnya untuk menjalin komunikasi, tak jarang ‘lembur’ menginap di kampus untuk menggarap kegiatan (semisal: OSPEK, bakti sosial, seminar, demonstrasi, dsb) – mereka pun merasakan sulitnya membagi waktu antara studi dan organisasi (bahkan kabarnya, dulu banyak pula aktivis kampus, yg terpaksa harus DO/Drop Out karena “lupa” memikirkan studi). Namun, tidak sedikit dari mereka yang muncul sebagai ‘bintang’ dalam kancah akademik, mereka punya prestasi akademik yang membanggakan, bahkan lebih baik dari teman-temannya yang hanya KP-KP (kuliah pulang-kuliah pulang).

Setelah menjadi dosen, bekas-bekas itu pun tidak hilang, saya melihat mereka (dosen yang aktivis kampus), lebih cekatan untuk mendengar keluh kesah mahasiswa, mau berjibaku secara sukarela dengan berbagai kegiatan mahasiswa (tanpa mengharap tanda tangan honor/transport), siap melayani diskusi untuk sekadar brainstorming terhadap masalah negeri, mau bermalam dan berkumpul bersama dgn mahasiswa (tidak hanya lembur untuk mengerjakan proposal akreditasi atau penelitian kampus), bahkan tak jarang di antara mereka yang rela merogoh kocek pribadinya untuk membantu kesulitan mahasiswa – bahkan yang menjadikan saya haru adalah di antara mereka ada yang membantu biaya SPP dari mahasiswanya yang kesulitan/tidak mampu, SUBHANALLAH….

Ya, menurut saya…..begitulah seyogyanya DOSEN (baca: pendidik), tidak cukup hanya modal PINTAR atau JENIUS saja, tidak hanya cukup berasal dari JEBOLAN PTN (Perguruan Tinggi Negeri) atau PTS (Perguruan Tinggi Swasta) ternama atau pun Kampus Luar Negeri yang hebat, namun mereka PRAGMATIS, CUEK, MISKIN HATI dan tidak peduli dengan kondisi kampusnya, tidak care dengan kesulitan mahasiswanya, apatah lagi masalah negeri ini. Ukuran prestasinya hanya semata karena jumlah penelitian yang dilakukannya, jumlah paper yang ditulisnya, jumlah “materi” yang diterima dari efek profesinya. Wah, sudah begitu banyak “orang pintar negeri” ini yang hanya memikirkan isi perutnya sendiri, tidak peduli thd biaya edukasi yang terus membumbung tinggi yang tidak terjangkau oleh rakyat negeri ini karena semuanya diukur dengan materi atas nama profesi. Model dosen yang seperti ini akan sangat antipati terhadap kritisasi mahasiswa, takut demo atau didemo mahasiswanya, bahkan acapkali muncul lontaran kalimatnya yang bernada SINIS bahkan cenderung MEREMEHKAN: “ngapain sih, kalian mahasiswa demo-demo segala?”, “sudahlah kuliah saja yang benar, rajin saja belum tentu lulus!”, “hei, jangan sok jadi pahlawan ya, emang kalian siapa, emang suara kalian ada yang dengar?”.

Sangat sulit memang bagi para aktivis kampus ini untuk menjelaskan dari A sampai Z kepada dosen yang model begini, mengapa mereka berdemonstrasi (turun ke jalan) dan mengapa mereka berdebat dengan birokrasi tentang masalah negeri. Ya, karena dosen model ini - cukup nyaman dengan kondisinya tanpa harus cape-cape memikirkan yang lainnya, cukup baginya untuk melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi saja (mengajar yang “baik”, melakukan “penelitian” dan kegiatan “pengabdian masyarakat”). Beberapa aktivis mahasiswa mengeluhkan, “model dosen kayak ini, nggak nyambung-walaupun sudah dijelaskan berkali-kali” atau “mereka, nggak punya hati, kalee….” atau “susah nih dosen diajak ngobrol, nggak gaul sih ketika mahasiswa…!”.

Menurut subjektifitas saya, jika kampus dipenuhi oleh dosen berkarakter seperti ini, saya yakin - lambat laun namun pasti, kampus akan berubah menjadi Laboratorium Pembuat Robot yang mencetak manusia cerdas dengan kemampuan intelektual tinggi, namun miskin hati dan tidak memiliki empati. Boro-boro mendiskusikan ttg negara,  emang gue pikirin !

—————————–
Sumber : Coretan seorang Guru, aktivis Reformasi 1998

02 Oktober 2012

Cara dapetin Cewek gak Pake duit /ganteng

Buat semua juragan yang sedang mengincar seseorang yang di idam-idamkan ...
Gw punya beberapa trik-trik bagus nih yang wajib dimiliki para juragan:

1. Muka Badak Hati Baja

Buat yang punya wajah pas-pasan ... alias ganteng enggak, buruk rupa udah pasti ! Enggak usah minder dulu ... lu mesti nunjunkin modal lain yang bisa bikin cewek tertarik . misalnya kalo lu jago ngomong atau ngebuat humor-humor kocak itu juga bisa buat menarik perhatian cewek yang lu incer ... Nah apalagi kalo lu punya kemampuan dalam bidang olahraga atau musik ... pasti bakal jadi nilai tambah buat ngedeketin dia....

2. Otak Lebih

Asal tauk gan .... sekarang tuh cewek udah pinter-pinter .... kebanyakan punya wawasan luas di berbagai bidang dan selalu meng-update informasi terbaru ... Oleh karena itu kita jangan mau kalah ... kalo bisa kita harus selangkah lebih maju dari si dia ... biar makin tertarik ...

3. Bersih Dan Wangi

Ini yang susah bagi para cowok buat dilakuin ... tapi rata-rata tuh semua cewek suka ama cowok bersih dan wangi .... Emang sih , ada juga cewek yang suka ama cowok yang tampilannya agak berantakan, dibandingkan cowok necis .... Tapi kalo seberantakan-seberantakannya cowok, pasti ogah kalo ceweknya bau dan dekil ... mana ada yang mau deketin ... enggak selamanya cowok bersih dan wangi tuh brarti cowok genit ....

4. Just Be Yourself

Bukannya jaman jaim-jaiman gan ... karena banyak cewek yang trauma ama cowok jaim ... awalnya sih tertarik banget karena cowok yang ngedeketin keliatannya baik dan perhatian ... tapi ketika dah jadian kok malah berubah banget ... Makanya dari awal tunjukin diri kita apa adanya... kalo kantong pas-pasan jangan sok tajir ... percaya deh kalo cewek bakal hormat ma kita ...